Sabtu, 24 Desember 2011

Musik! (3)


Source: flickr.com original file by dannywartnaby

"Keinginan untuk berislam secara sempurna adalah rahmat dari Allah yang lebih berharga dari bumi, langit dan seisinya"
- Pak Iskandar, Seseorang yang lumayan misterius

Berada dalam dunia musik selama 5 tahun terakhir membuat Joni yang pada saat itu cenderung introvert banyak berpikir dan berdiskusi dengan pikirannya sendiri. Berdebat sendiri tidak akan mengasilkan apa-apa. Akhirnya Joni pun mulai mengamati beberapa tokoh di sekitarnya yang "kebetulan" mengalami hal yang sama.

Di sekitar Joni terdapat banyak tokoh yang unik. Tokoh-tokoh seperti ini jarang ada di novel anak muda jaman sekarang, apalagi di sinetron. Standar kebenaran yang mereka gunakan berbeda dengan kebanyakan anak muda pada saat itu. Hal yang benar dan boleh dilakukan biasanya bagi anak smp dan sma adalah hal yang dilakukan oleh teman-teman sekolah mereka. Tetapi bagi karakter-karakter unik ini, kebenaran itu bukanlah sesuatu yang datang dari pendapat orang-orang di sekitar mereka. Bukan pula dari televisi. Kebenaran juga tak selalu datang dari hati ataupun logika otak manusia. Kebenaran itu, datang langsung dari Allah SWT Sang Pemilik dan Pencipta Alam Semesta. Pesan kebenaran tersebut dikirimkan melalui malaikat-Nya kepada utusan-Nya yang terakhir, penyempurna risalah utusan-utusan sebelumnya.

Tokoh pertama adalah Rido, anak band jejepangan (istilah untuk anak muda yang menggandrungi musik ala jepang) tiba-tiba saja berhenti dari aktivitas ngebandnya pada saat SMA. Sebenarnya Joni juga tidak tahu bahkan tidak kenal (tidak ingat) tentang si Rido dan bahwasanya Rido satu SMP dengannya dulu. Ia baru tahu hal itu dan adanya fenomena Rido berhenti jejepangan di atas panggung ketika sedang mencari gitaris untuk band jejepangannya. Well, kabarnya ia berhenti karena sesuatu alasan yang orang lain tidak mengerti. Joni pun tidak mengerti dan tidak terlalu peduli. Tokoh kedua adalah Awan, klo orang yang ini skill gitarnya cukup jauh di atas Joni, tetapi sama, orang yang satu ini pun tak pernah kelihatan manggung lagi semenjak kuliah. Tindakan Awan tersebut sempat membuat Joni terheran-heran. Joni adalah kawan satu kampus Awan, tetapi tetap saja tidak mengerti kenapa Awan berhenti mengekspresikan diri di atas panggung musik. Akhirnya muncul tokoh berikutnya, seorang kawan yang cukup meyakinkan dan membuat Joni mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan tokoh-tokoh sebelumnya.

Budi, seseorang yang mengaku dulunya anak smp yang berprofesi sebagai punkers. Budi dulu jarang mandi dan jarang pulang tetapi sering manggung dan punya banyak fans. Budi yang saat ini telah berhenti manggung. Ketika ditanya mengenai penyebab hal tersebut, Budi menjawab dengan lantang bin lancar mengapa ia berhenti memainkan musik di atas panggung perhelatan anak band. Budi bilang "Ketika kita berada di atas panggung, kemudian ada sorak sorai penonton, tepuk tangan dan berbagai pujian yang datang, maka ketika itu besar kemungkinan kita telah terhinggapi perasaan sombong. Merasa diri di atas orang lain dan tidak ada yang mampu mengalahkan. Tentu sikap seperti ini seharusnya dihindari oleh seorang muslim. Kesombongan itu hanya milik Allah dan merupakan sifat yang bisa menjerumuskan orang ke dalam neraka".

Entah darimana Budi mendapat hidayah sedahsyat itu pikir Joni. Tetapi tak terasa mata Joni berkaca-kaca. Merasa sedih memikirkan dirinya yang sering lupa kehidupan akhirat. Boro-boro mikirin akhirat, yang dia cari pada saat itu bagaimana caranya bisa lebih jago dari semua orang yang bisa main gitar. Manggung di depan mereka dan tentu saja menjadi sombong. Teringat pula kata-kata seorang kawan di SMA yang bernama Edi. Waktu itu Joni cukup sering berdebat dengan Edi. Edi selalu bilang "Musik itu abu-abu. Ada kemungkinan menjadi terlarang. Dan hal yang terlarang itu jadinya sama seperti  mencuri".  Joni pun membalas, "Ah, memang kenapa? klo mencuri kan beda, mencuri kan merugikan orang lain. Emang gw salah apa ke orang lain klo manggung?". Edi pun bilang "Bayangkan jika lw mati di atas panggung pas lagi nge-band, dan ternyata memang musik pada saat itu musik lagi kena hukumnya sebagai suatu hal yang dilarang alias lw jadinya mati dalam keadaan buruk, emang mau?".

Musik (dan manggung) secara kasat mata memang tidak terlihat merugi di dunia. Joni merasa selama ini  tidak tepat mengartikan kata rugi. Pikir Joni ada benarnya perkataan Edi dulu. Saat ini Joni merasa yang paling merugikan dari bermusik di atas panggung adalah tumbuhnya sifat sombong. Sifat yang mencegah iblis sujud hormat kepada Adam A.S. Sifat yang membuat iblis merasa lebih baik karena diciptakan dari api ketimbang manusia yang diciptakan dari tanah. Sifat yang juga merubah iblis dalam sekejap dari hamba Allah yang paling taat menjadi makhluk terlaknat sampai hari kiamat.

Joni akhirnya memutuskan manggung untuk (baca: siapa tahu) bisa dapat petunjuk apakah yang ia jalani itu baik atau tidak. Pencarian petunjuk pun dimulai. Salah satu hal yang cukup menyita pikirannya ialah ekspresi vokalis Band-nya ketika latihan. Entah kenapa terlihat seperti orang kerasukan (mungkin terlalu menjiwai?!) ketika bernyanyi di studio. Auranya berbeda sekali.

Waktu beraksi pun tiba. Di luar dugaan Joni, sound system panggung nya pun jelek dan tidak ada efek gitar yang disediakan oleh panitia di atas panggung. Joni pun menjadi tidak bersemangat. "Ketika gitaris tidak menggunakan efek gitar pada saat lagu cadas, ada atau tidak di atas panggung hanya berbeda tipis" pikirnya. Akhirnya aksi panggung pun menjadi biasa saja dan cenderung menjadi tidak menyenangkan bagi Joni. Selesai manggung sarung gitar Joni hilang. Joni mencari sarung gitar yang sepertinya tertukar dengan gitaris lain. Joni yang seharusnya bisa pulang lebih awal, jadi harus pulang  lebih dari pukul 23.00 karena mencari-cari sarung itu. Sulit membawa gitar listrik sambil mengendarai motor tanpa adanya keberadaan sarung gitar. Ternyata benar, sarung gitar tersebut tertukar dengan orang lain dan sudah di simpan di sebuah lab yang kuncinya sudah dibawa pulang oleh seseorang yang lain. "Melelahkan sekali malam ini, baik hati, pikiran, maupun fisik" pikir Joni.

Yap! Mungkin ini isyarat bagi Joni. Pada malam itu Joni memutuskan merehat aksi panggungnya sampai waktu yang tidak ditentukan. Joni mungkin menlanjutkannya nanti, ketika (insya Allah) Allah SWT menukar keinginan manggung Joni di dunia dengan kesempatan manggung di surga milik Allah SWT. Amin.

Dari Abu Abdullah Nukman bin Basyir r.a. berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu juga jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (tidak terang halal atau haramnya) yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Orang yang memelihara dirinya dari perkara-perkara yang syubhat itu adalah seperti orang yang melindungi agama dan kehormatan dirinya dari kekurangan dan cela. Orang yang tergelincir ke dalam perkara syubhat itu akan tergelincir masuk ke dalam perkara haram. Laksana seorang penggembala di pinggir sebuah tempat larangan, yang akhirnya lalai dan masuk ke dalam tempat larangan itu. Setiap raja mempunyai sebuah tempat larangan, dan tempat larangan Allah itu adalah hal-hal yang diharamkan-Nya. Ketahuilah dalam setiap tubuh itu terdapat segumpal daging, jika baik, seluruh tubuh itu akan baik dan jika rusak maka seluruh tubuh itu akan rusak. Segumpal daging itu adalah hati. 
[Disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim]

Read More

Minggu, 23 Oktober 2011

Bertambah


sumber gambar : flickr.com oleh Joits

Bertambah waktu yang telah dilalui. Fiuh... Semakin sepi saja di sini. Hati teriris sedih setiap kali ada ksatria meletakan pedangnya dan menyatakan berhenti menjadi ksatria. Orang-orang yang saya kenal secara penuh berkomitmen menjadi orang baik dan mau menyebar kebaikan semakin berkurang. Langkah terasa semakin berat dan semakin harus berusaha dengan segenap semua kemampuan yang ada.
 Iblis dan komplotannya sepertinya memang telah banyak sukses membelokkan jalan hidup orang banyak. Mereka pun tak henti-hentinya menggoda saya, yah namanya juga setan, tugasnya menggoda. Mudah-mudahan pengurangan jumlah itu cuma perasaan saja. Mungkin yang terjadi adalah dunia dengan kehendak-Nya mulai menyeleksi mana yang benar-benar teruji dan benar-benar serius untuk mendapatkan kemenangan di dunia dan di akhirat. Wallahu'alam. Semoga saya yang masih banyak sekali harus dievaluasi juga pada akhirnya husnul khotimah. Amin.

Read More

Sabtu, 08 Oktober 2011

Hampir

Sumber gambar : flickr.com dibuat oleh scottythejock

Kamis, 1 September 2011. Kami sekeluarga berangkat jam 20.00 menuju Majalengka dengan dua mobil beriringan melalui jalur Cikamurang. Sampai di Subang, ada kejadian yang sulit untuk dilupakan. Pada tengah malam, salah satu mobil yang kami (sekeluarga tumpangi) mengalami hal yang luar biasa. Pada saat itu sebenarnya semua penumpang sudah tidur kecuali supir. Tetapi tiba-tiba saya yang juga sedang tidur punya feeling luar biasa gak enak.

Akhirnya mata pun terbuka lebar. Pada tikungan yang tajam, mobil Peugeot 406 melesat dengan kecepatan entah berapa (mungkin sekitar 50an Km/ Jam), berbelok ke kanan. Saya melihat cahaya datang dari arah berlawanan. Melalui kaca depan mobil saya yang duduk di belakang melihat dengan jelas dan berasa slow motion mobil keluar jalan aspal menuju arah kiri jalan. Saya cuma bisa teriak "Awas Mas Re!" (Mas Reza, supir sekaligus kakak ipar). Mobil pun memilih tempat jatuhnya, dari mulai tembok beton, rumah warga sampai akhirnya menuju pagar tanaman. Ya, sampai di sini hanya bisa pasrah. Mobil pun sepertinya melompat. Suara "ciiiit ... gusrak geduBRAK!" terdengar sangat mengerikan malam itu.

Pasir dan debu mengepul di sekeliling mobil, turun perlahan dan mengungkap tempat jatuhnya mobil. Sebuah pekarangan. Dengan hati yang terbengong-bengong bahwa diri ini masih hidup akhirnya diperintahkan pak supir keluar untuk membantu mengeluarkan mobil dari tempat jatuhnya. Ketika keluar perlahan sekeliling mobil pun ramai karena warga lokal datang. Termasuk pemilik rumah yang terbangun karena suara benturan mobil. Atas kehendak-Nya kami para penghuni mobil keluar dengan selamat tanpa ada gores sedikit pun. Justru yang khawatir ada apa-apa adalah rombongan mobil yang satu lagi (mobil kakak saya yang lainnya yang sudah melaju terlebih dahulu). Penghuni rumah pun khawatir akan penumpang mobil yang nyusruk ke pekarangannya.

Dari kejauhan datang seorang oknum petugas berwajib salah satu instansi pengatur jalan tapi entah kenapa datangnya dengan jalan santai. Bukan menanyakan apakah ada korban atau tidak, malah mempermasalahkan tentang pekarangan. "Ini gimana nih ... Mas kan merusak pekarangan orang, harus diselesain dulu lah urusan sama yang punya" kurang lebih pernyataannya seperti itu. Padahal pemilik pekarangan saja mengerti yang barusan itu kecelakaan jadi ya ga usah terlalu dipikirkan. Ini orang dateng-dateng malah bertanya seperti itu.

Absurd.

Setelah kakak ipar saya ditanya-tanya, ternyata beliau kaget karena ada gerombolan motor datang dari arah berlawanan dan salah satunya tidak menyalakan lampu. Mantep banget dah tengah malam bawa motor gak pake lampu, nyawanya banyak euy.

Kejadian ini mengingatkan kembali kepada saya bahwa kematian bisa datang kapan saja tanpa diduga. Sesaat sebelum mobil melompat dari jalanan, saya sudah berpasrah saja, dalam hati "sepertinya ini sudah akhir ya?". Namun, ternyata perjalanan kehidupan masih berlanjut. Masih harus menyusun rencana kehidupan ke depan dan selalu mencari kesempatan merubah dunia menjadi lebih baik.

Saya akhiri cerita ini dengan Alhamdulillah
~ gak pake sesuatu, apalagi banget :D

Read More

Rabu, 21 September 2011

Tidak Baru

Sebuah blog baru dengan isi lama, hasil ekspor dari blog lama (wordpress) menjadi sebuah blog baru (blogger). Berisi postingan untuk belajar menulis bahasa Inggris yang baik dan benar. Silahkan dibaca dan mohon bantu koreksi grammar yang salah lewat komentar ya. Pintu masuknya di sebelah sini.


Read More

Senin, 05 September 2011

Musik! (2)

Sumber gambar : flickr.com oleh imaginedreality

Pernyataan yang membingungkan bagi Joni. Pernyataan yang sebenarnya biasa saja namun punya makna tersirat yang cukup dalam. Terlontar dari mulut seorang yang seringkali diacungi jempol oleh Joni,  "Musik adalah kegelapan dan Islam adalah cahaya. Kedua hal ini tidak dapat disatukan". Pikir Joni "Wah rumit nih urusan, kenapa dua hal yang saya sedang pelajari ini sebegitu berseberangan ya?!". Perjalanan untuk mencari bukti kebenaran atau pun kesalahan dari statement ini pun dimulai.

Joni tidak pernah berhenti berlatih band, manggung dan bereksperimen dengan menciptakan lagu. Selepas dari kemenangan pertama, hanya pernah menang satu kali lagi saja dan itu pun runner up. Pernah juga ditabrak ketika naik taksi pas mau manggung. Sound system bermasalah ketika giliran manggung. Dan terakhir kali sarung gitar tertukar ketika selesai manggung. Semua hal ini bisa saja dianggap sebagai sebuah ujian supaya bisa jadi pemusik sukses, tetapi bagi Joni yang waktu itu sedang mencari kebenaran ini seperti tanda-tanda akan suatu hal yang kurang berkah.

Joni adalah tipe pemikir dan perenung. Dia sering sekali berbicara dengan dirinya sendiri tentang hal yang ia lakukan. Benar atau tidaknya, adakah yang bisa diperbaiki dan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Termasuk setiap kali selesai manggung, ia selalu melihat di sekitarnya. Pergaulan orang-orang yang aktif nge-band, orang yang menonton aktivitas band tersebut dan mencoba menarik kesimpulan fenomena apa yang sebenarnya telah terjadi. Dia selalu berpikir seperti layaknya pengamat sepak bola, terdiam di pojok sementara yang lain larut dalam suasana senang-senang di sekitarnya.

Ketika itu Joni merasa tidak ada hal baik yang ia dapat dalam bermusik selain menghibur hati, sisanya yang ia dapati adalah banyaknya orang-orang yang menjadi lalai karena musik, berfoya-foya dengan waktu luang dan lebih parah lagi mempromosikan dan menebarkan berbagai hal yang sebenarnya abu-abu dalam Islam bahkan cenderung gelap atau bertentangan dengan Islam. Joni sama sekali tidak memungkiri bahwa musik salah satu jalan mengasah kreatifitas, kelincahan berpikir, memupuk kekompakan, mengatur mood dan sudah menjadi kepalang hobi bagi dirinya. Hanya saja ternyata jalan ini banyak bersinggungan dengan banyak impian Joni lainnya (musik juga salah satu impiannya juga sih).

Sebuah keputusan harus diambil. Lanjut terus atau apa?! Dulu Joni bahkan sempat bercita-cita mencari uang dari musik, dari kafe ke kafe, tetapi hati kecilnya berbicara dengan nada berbeda dan benar-benar berada pada standing point yang berlawanan. Hingga akhirnya Joni menemukan kawan-kawan yang merasakan hal yang sama dan memiliki pemikiran, ide dan alasan terkait dengan langkah selanjutnya yang harus diambil oleh Joni. (bersambung lagi ...)

Read More

Rabu, 20 Juli 2011

Musik!


Katakanlah (Muhammad),"Tidaklah sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat agar kamu beruntung" (QS. Al-Maidah 5:10)

Sebut saja Joni, seorang anak SMA biasa dan tidak memiliki sesuatu yang spesial. Joni memiliki sebuah hobi yang sudah dianggap biasa bagi para remaja seumurannya pada saat itu, bermain gitar. Sebelum masuk SMA, Joni bersekolah di SMP yang cukup difavoritkan. Pada saat kelas 3 SMP, kelas yang Joni tempati adalah kelas yang dipenuhi dengan anak laki-laki yang (minimal) bisa bermain gitar atau cukup memukau ketika memainkan alat musik bersenar enam ini. Joni sebenarnya sudah belajar memainkan gitar sejak kelas 2 SMP dan dia semakin banyak belajar dari kawan-kawannya ketika kelas 3 SMP. 

Permainan Joni pun terus berkembang, teman-teman di dekat rumahnya selalu mengajaknya latihan di studio musik. Joni selalu ikut walaupun sebenarnya Joni tidak tertarik dengan lagu-lagu yang pada saat itu dibawakan oleh mereka. Joni tidak pernah mendengarkan lagu-lagu pop pada saat itu karena kebanyakan lagu-lagunya hanya membicarakan atau malah mendewakan cinta. Lagu-lagu yang ada cenderung melalaikan seseorang dan amat sangat mempengaruhi orang untuk dekat dengan zina. Memang bukan zina tetapi dekat dengat zina. Kebetulan Joni selalu berada di posisi (anak guru di SMP) dimana dia tidak mungkin berbuat bandel. Ternyata kebetulan ini selaras dengan perintah Sang Pencipta kepada hamba-Nya.

"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesunggunhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al Isra 32)

Pacaran mungkin bukan Zina (pendapat sebagian orang), tetapi bagi Joni perilaku orang-orang di sekitarnya yang berpacaran pada saat itu (SMP) menggambarkan perilaku orang yang mendekati zina. Dia berpikir tanpa pacaran saja hati terkadang mendekati zina. Tanpa pacaran pun dosa-dosa ia yang lainnya sebagai remaja labil sudah terlalu banyak dan cukup untuk mengirimnya ke neraka kelak ketika ia mati (jika tidak sering-sering bertaubat).

Namun kehidupan seorang pemain Band akhirnya memaksa Joni membawakan lagu-lagu yang bertemakan cinta. Joni tak pernah mendengarkan sebelumnya lagu-lagu (bertemakan cinta) yang ia bawakan, tetapi pada akhirnya ia bisa menebak setiap chord yang akan dimainkan (apalagi lagu pop yang punya kecenderungan menggunakan irama yang itu-itu saja).

Waktu pun berlalu, Joni sudah SMA, kawan-kawannya yang lebih pandai bermusik dari Joni tidak satu SMA dengan Joni. Akibatnya sedikit demi sedikit bakatnya yang pas-pasan pun terekspos. Kelas X Joni dan kawan-kawannya mendapatkan best performance alias juara 1 ketika ada pentas seni di sekolahnya. Tak diduga, kelompok band yang pada saat itu tidak membawakan lagu pop (membawakan lagu ondel-ondel dan original soundtrack salah satu serial kartun Jepang) bisa menang. 

Pada saat SMA Joni selalu berusaha memperbaiki diri sedikit demi sedikit dalam hal ketaatan beragama. Hal ini terjadi karena ia banyak menemukan sosok teladan di sekitarnya. Joni dihujani dengan sosok-sosok yang memaknai Islam sebagai pedoman dalam kehidupan bukan sekedar amal tanpa jiwa, tetapi taat dengan berusaha paham sepenuhnya. Saat itu Joni mulai paham dunia ini adalah ladang amal, dan hanya sementara kehidupan setelah matilah yang merupakan kehidupan sesungguhnya dan saat untuk memanen apa-apa saja yang telah dikerjakan di dunia. 

Tidaklah dunia ini melainkan hanya permainan dan senda gurau, dan negeri akhirat lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, tidakkah kamu mengerti? (QS. Al-An'am 6 : 32)

Kembali ke kehidupan musik Joni. Kemenangan yang dicapai Joni akhirnya membuat ia semakin sering bermain gitar dan ngeband dengan teman-temannya sampai suatu ketika ada momen yang membuat ia bimbang. Seorang tokoh yang menjadi panutannya dalam hal keteladanan dalam berislam mengeluarkan pernyataan kontroversial bagi Joni. (bersambung ...)

Read More

Minggu, 08 Mei 2011

Dulu, ketika di ujung ajalnya

Picture by ~Firas

Lagu yang menyentuh ketika didengarkan, menggambarkan cinta Rasulullah pada umat Islam hari ini. Silahkan didengarkan di sini : http://www.youtube.com/watch?v=jV3_Ra9V7WA

My ummah, my ummah
He will say
Rasulullah on that day
Even though we’ve strayed from him and his way
My brothers, my sisters, in Islam
Let’s struggle, work, and pray
If we are to
Bring back the glory of his way
Ya Allah ya rabbal ‘alamin
Ya rahmanu ya rahim
Ya rabbi
O Allah Lord of the Worlds
O Merciful and Beneficent
O my Lord
Let the Ummah rise again
Let us see daylight again
Once again
Let’s become whole again
Proud again
’Cause I swear with firm belief in our hearts
We can bring back the glory of our past
My ummah, my ummah
He will say
Rasulullah on that day
Even though we strayed from him and his way
Look at where we were
And look at where we are
And tell me
Is this how he’d want it to be?
Oh no! Let us bring back our glory

Sami Yusuf - My Ummah

Read More

Minggu, 01 Mei 2011

Seminar Wirausaha

Read More

My Only Wish



Picture source : http://tjokroaminoto360.wordpress.com/2010/02/12/diamonds-are-forever-bloods-on-our-hand/

All your armies, all your fighters
All your tanks, and all your soldiers
Against a boy holding a stone
Standing there all alone
In his eyes I see the sun
In his smile I see the moon
And I wonder, I only wonder
Who is weak, and who is strong?
Who is right, and who is wrong?
And I wish, I only wish
That the truth has a tongue

My Only Wish - Sami Yusuf

Read More

Kamis, 21 April 2011

Syuhada

Gambar oleh jcarlosn
Seorang syuhada bukanlah orang yang langsung menyerah pada ujung penentuan tanpa usaha yang signifikan. Seorang syuhada adalah seorang yang berusaha maksimal. Seseorang yang memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada di tengah keterbatasan dan pantang menyerah walau keadaan banyak tidak menguntungkan sampai akhirnya cuma ada dua pilihan. Tetap berusaha hingga menggapai hidup mulia atau tetap berusaha sampai akhirnya ada force major yang mengakhiri perjuangannya dan dia pun dijemput ke surga.

Kita hidup di dunia yang nyaris tak ada lagi beda antara waras dan gila. Jika dahulu seorang sahabat Rasul SAW bisa kehilangan hapalan karena melihat paha yang tersingkap, sekarang mungkin hafalan berguguran setiap hari jika tidak dipertahankan, diulang-ulang, dilafalkan. Mungkin jika orang tersebut hidup di zaman ini, maka hilanglah semua hafalannya. Terkadang ingin tertawa saat masyarakat mencerca kepada orang yang kedapatan terlibat pornografi dan pornoaksi, tetapi pornografi yang beredar di koran-koran, televisi, buku, cara berpakaian seolah dianggap angin lalu.

Beginilah dunia saat ini, orang baik akan kesulitan untuk hidup. Orang baik justru dipandang dengan alis miring, sembari berkata "kenapa nih bocah?". Terlepas dari fenomena aneh dunia, jangan pernah berhenti menyadarkan orang untuk berbuat baik walaupun kecil.

Dengan ilmu yang sedikit ini,
Dengan iman yang tipis ini,
Dengan energi yang tak banyak ini,
Semoga menjadi alasan untuk menjadikan diri ini lebih baik lagi,
Semoga diri ini pun menjadi bagian yang membuat negeri ini lebih baik lagi.
Semoga kita tetap diberikan hidayah untuk menegakan kebenaran dan menjadi syuhada suatu hari nanti.

Read More

Selasa, 01 Maret 2011

New Page

Mengganti warna untuk mencari udara segar di tengah rutinitas kehidupan.
Semoga pemilik blog menjadi rajin menulis dengan pergantian warna ini.
Amin.

Read More

Kamis, 10 Februari 2011

Media


Media saat ini telah menjadi benda yang cenderung merusak. Apapun medianya, TV, internet, handphone, telepon, email, tempe (eh salah ini mah makanan), radio dan lain-lain tetap punya potensi merusak. Bukan salah media, tetapi salah manusia sebagai pengguna media. Terutama sang pemberi informasi. Ketidakhati-hatian dalam penggunaan media dan ketidakpernahan belajar agama dengan serius bisa jadi salah satu penyebabnya. Kerusakan yang terjadi tidak kalah parah dengan radiasi nuklir yang menyebar bersama hembusan udara. Mungkin lebih parah lagi, karena yang diserang bukan fisik tetapi ruh. Dan yang rusak bukan otot tetapi otak.
Konten negatif media bisa dikatakan merupakan masalah klasik. Tulisan ini dibuat bukan untuk merendahkan orang lain ataupun mem-"bersih"-kan diri sendiri. Tetapi hanya tumpahan rasa muak akan keadaan media hari ini.
Media sebagai bagian dari kemajuan teknologi pasti memiliki potensi kebaikan sekaligus potensi kerusakan. Butuh waktu, dana, kesadaran dan tenaga yang tidak sedikit untuk memperbaiki media. Hal yang terpenting adalah mencegah kerusakan yang disebarkan oleh berbagai media dengan cara membentengi diri. Sebuah firman Allah SWT.

"Adapun jika datang kepada kamu sekalian petunjuk dari-Ku, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka." (QS. Thaha: 132)

Pada ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk senantiasa berpedoman pada petunjuk-Nya. Berikut salah satu hadist yang menjelaskan bentuk kongkrit mengikuti petunjuk-Nya.

"Allah menjamin siapa saja yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan kandungannya bahwa dia tidak akan sesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat kelak" (Dikeluarkan oleh ibnu Abi Syaihah, Al-Hakim dan dishahihkannya)

Hadist di atas membahas tentang ngaji. Ngaji berasal dari kata mengkaji. Tilawah (membaca) Al-Quran adalah bentuk ngaji yang paling sederhana. Dalam konteks membentengi diri dari berbuat maksiat dan membentengi diri dari kerusakan media, tilawah saja belum cukup. Kita harus berusaha mencari majelis atau perkumpulan yang mengkaji lebih dalam tentang nilai-nilai agama Islam yang terkandung dalam Al-Quran. Majelis yang cukup populer beberapa diantaranya mentoring keagamaan, kultum dan acara ceramah di tipi, majelis ta'lim atau ceramah umum offline alias langsung berhadapan dengan ustadz.
Jika mau dibahas asalnya darimana saja metode-metode ini, maka akan panjang ceritanya (saya juga gak tau-tau amat :p). Jadi saya akan jabarkan saja pendapat saya tentang hal-hal tersebut. Ceramah umum sangat efektif untuk menjadi media penambahan wawasan, mengenal tentang sesuatu ataupun memperdalam pengetahuan tentang sesuatu. Tetapi saya rasa masih belum cukup efektif dalam hal mendorong diri kita menerapkan pengetahuan yang sudah kita dapatkan. Kita butuh majelis yang lebih kecil yang diisi dengan orang-orang yang punya niatan untuk belajar Islam dan menerapkan nilai-nilai Islam perlahan tapi terus dicoba dan diusahakan. Mungkin salah satu bentuk majelis ini adalah mentoring keagamaan.
Mentoring keagamaan pun hanya akan menjadi efektif jika kita benar-benar punya niat untuk belajar dan meminta kepada Allah SWT supaya diberikan hidayah dalam mempelajari agama Islam. Dan yang terakhir kembali lagi solusinya adalah ibadah sunnah rutin, semisal tilawah. Sebagai salah satu ibadah sunnah yang simple. Tilawah menjadi sebuah pemenuhan kebutuhan ruh yang bisa dilakukan dimana saja (selama tempatnya bersih dan kita juga dalam keadaan punya wudhu). Mengikuti ceramah umum, mentoring dan tilawah adalah bekal awal. Masih banyak lagi yang bisa kita lakukan untuk membentengi diri. Tips lainnya jika sempat akan di-post pada kesempatan berikutnya.
Akhir kata, mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi nasihat dan pengingat bagi penulis dan pembaca.

Wallahu'alam.

Read More

Saya?!

Foto saya
Dipanggil Fajar. Sampai saat ini masih yakin terlahir untuk menjadi pemenang, walaupun saat ini saya masih amat jauh dari pribadi dan pengetahuan seorang pemenang. Saya harus terus belajar hingga benar - benar menjadi pemenang di dunia dan di akhirat bersama pemenang-pemenang lainnya. Alhamdulillah saat ini saya telah lulus dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Cita - cita : Menjadi seorang pemilik perusahaan IT Indonesia yang disegani di seluruh dunia, dan menjadi orang super kaya sehingga mampu membantu sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia! Hal ini tak akan bisa terwujud tanpa doa, dukungan dan kerja keras. Untuk itu mohon doanya juga dari para pembaca :D

Fajar's Personality

Click to view my Personality Profile page