tag:blogger.com,1999:blog-90305008860909132742024-03-14T03:51:42.893+07:00Langit PagiMuhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.comBlogger83125tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-69517834609546099792014-10-24T14:42:00.000+07:002020-01-29T11:58:43.002+07:00Pindah Blog<div style="text-align: center;">
Akhirnya saya memutuskan untuk pindah blog ke <a href="https://mfaffrodi.github.io/">mfaffrodi.github.io</a> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-s4dggtfqtrQ/VEoCavQpACI/AAAAAAAABKw/B9uT13fl8aA/s1600/4232411010_3e7afe8a4e_b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="246" src="https://4.bp.blogspot.com/-s4dggtfqtrQ/VEoCavQpACI/AAAAAAAABKw/B9uT13fl8aA/s1600/4232411010_3e7afe8a4e_b.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">foto oleh <a href="https://www.flickr.com/photos/meddygarnet">meddygarnet</a></span></div>
<div class="fullpost">
</div>
Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-39968445432413683922013-12-21T17:37:00.002+07:002013-12-21T17:42:27.543+07:00Semangat Canda<div style="text-align: justify;">
<span class="dropCap">B</span>ercanda. Ada kalanya kita harus bercanda. Lho kok? Ini adalah postingan penyemangat untuk penulis blog. Sekarang sudah jamannya jurnalisme positif. Yakni mengangkat cerita positif untuk memicu semangat orang lain untuk juga berkontribusi positif.<br />
<br />
<div class="fullpost" style="text-align: justify;">
Semuanya berawal ketika saya mulai belajar untuk pribadi yang jujur minimal terhadap diri sendiri. Ternyata sulit. Kebaikan itu sulit dilakukan. Saya pun akhir-akhir ini menemukan bagaimana jadi pribadi baik yang tidak terlalu serius. Lho kok baik tidak serius? Bukan, tetapi belajar menjadi pribadi baik nan humoris. Pada akhirnya bercanda tanpa berbohong adalah cara efektif untuk menjadi pribadi yang baik namun tidak terlalu mempersulit diri sendiri. Bagaimana contohnya? Apa hubungannya dengan jurnalisme positif? Hehe, kalau Anda bertanya begitu berarti Anda terlalu serius. Caranya mudah tertawalah ketika ada hal yang lucu. Rekam di dalam kepala. Lalu ceritakan ke orang lain. Itu adalah cara menjadi pribadi yang lucu. Jangan terlalu dipikirkan, nanti lucunya tidak jadi. :p
</div>
</div>
Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-22794886934320605572013-10-11T15:12:00.002+07:002013-12-21T17:28:12.015+07:00Baik<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span class="dropCap">B</span>aik. Satu kata yang begitu mahal di saat ini. Kenapa? Karena banyak orang yang meniru, tiru kata baik tapi sebenarnya tidak. Cuma mau mengambil "kebaikan" untuk dirinya sendiri dengan meniru baik. Hehe. Merasa? Jangan tersinggung, saya juga merasa kok. Menangis di dalam hati, karena sering merasa jangan-jangan, saya termasuk di antara orang-orang yang sok sok-an baik. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="fullpost">
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Tidak ada cerita tentang penempatan di post blog saya kali ini. Cuma tumpahan pemikiran lagi. Entah kenapa saya yakin, memang kita sedang berada di titik yang paling gelap dalam berkembangnya zaman. Tapi tahukah? Titik tergelap justru hadir sebelum titik terang itu perlahan datang. Ketika kebaikan menjadi barang yang mulai dirindukan banyak orang. Ketika orang-orang muak dengan kejahatan, kebohongan, dan kemunafikan yang terjadi pada diri dan sekitarnya. </div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Perlahan diri kita para generasi muda. Mulai terpanggil, mencari kebenaran yang paling benar. Baik dan benar. Kita mulai rela meninggalkan kekayaan, kekuasaan, dan semua hal yang menggiurkan tetapi butuh kebohongan yang meroda dalam perjalanan hidup kita. Berputar seperti lingkaran setan. Menjerumuskan sekaligus memuakkan!</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Yah, memang, berat, serasa banyak musuh, serasa paling miskin, tetapi ... baik! Kita menikmati setiap detik ketika kita berbuat baik. Kita menikmati janji janji Tuhan untuk orang-orang yang berbuat baik. Kita bahkan sudah mulai berani mati untuk berbuat baik, semata-mata karena hati kita yakin. Baik adalah sifat dasar atau fitrah dari setiap hati manusia.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Tetapi baik saja tidak cukup di zaman edan ini. Kita harus berserikat, berkompromi, berkerja sama, bertoleransi agar kita tidak sendiri menjadi baik. Karena baik yang sendiri dengan mudah disapu angin buruk. Angin fitnah, angin pembunuhan, angin penipuan, angin sogokan, dan angin angin semu lainnya. kenapa saya bilang angin? Karena itu semua sementara dan pasti nikmatnya sebentar saja. Sekedar lewat. Tapi membuat kita sakit. Kotor hatinya dan terlena serta lupa menjadi baik.</div>
<div dir="ltr" style="text-align: justify;">
Baik. Saya rindu, dan selalu saya dan Anda berdoa kepadaNya semoga saya selalu baik atau menjadi baik. Amin. </div>
</div>
Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-20160333303547362962013-10-11T15:01:00.001+07:002013-10-11T15:02:15.885+07:00Insinyur<div>
<div style="text-align: justify;">
2 Oktober 2013</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="dropCap">L</span>ebih 68 tahun silam negara kita merdeka. Mendeklarasikan diri sebagai bangsa Indonesia, bukan Hindia Belanda. Membebaskan diri dari palung label kebodohan ciptaan bangsa Imperialis. Iya kita bebas sebagai makhluk. Bukan lagi budak dari makhluk lain.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Hmm.. tapi kenapa? Hari ini masih kulihat kehidupan di pojok pulau Nusantara, anak-anak berlari tanpa sandal, baju, atau bahkan celana. Hidup seperti anak ayam yang dilepas mencari makan oleh induknya. Atau orang-orang yang hanya sempat makan satu kali sehari ... eh hanya bisa makan satu kali sehari, karena dirundung oleh budaya kemiskinan, gempuran budaya konsumerisme, plus kerusakan moral. Semua karena tidak ada yang menekan mereka agar sekolah, atau tak ada yang menoleh ke arah mereka. Siapa mereka? Apa peduliku? Mereka tidak sekolah? Salah mereka sendiri! Begitukan pikirmu para Insinyur?</div>
</div>
<div class="fullpost">
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tidak sedang mengutuk kemiskinan yang mendera sebagian bangsa Indonesia. Tidak pula mengutuk para pemikir cerdas namun culas yang sedang mengaku sebagai representasi rakyat. Hanya saja aku ingin bertanya kepada para insinyur yang asal usul katanya <i>engineer </i>dan bermakna perekayasa. Wahai para insinyur abad 21, tidakkah seharusnya kecerdasan dan ilmu yang kita miliki bisa menjadi kekuatan untuk menciptakan kesejahteraan atau bahasa kerennya kemakmuran bagi keluarga serumpun dan sebangsa kita? Atau hidup yang sekali ini sebaiknya cukup kita nikmati dan eksploitasi untuk kesenangan diri, kesenangan keluarga, dan kesenangan - kesenangan lainnya yang bersifat privat, terbatas, lagi eksklusif? Sungguh dunia yang sebentar ini berhasil menipu kita!</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Insinyur Soekarno, berpendidikan, muda, gagah, dan cerdas. Di umur 24 tahun membuat propaganda melalui berbagai media untuk meyakinkan manusia Nusantara bahwa mereka sudah cukup cerdas dan hebat untuk lepas dari perbudakan bangsa lain. Berbekal ilmu dan wawasan yang diperolehnya dari jenjang pendidikan dasar sampai tinggi membuatnya cukup kritis dan berani menantang arus besar sang penguasa semu Nusantara. Mungkin terinspirasi dari cita-cita Patih Gajah Mada, cita - cita sederhana, menyatukan manusia Nusantara untuk kepentingan kemakmuran bangsa dan dunia. Ya... dia membuang kesempatan untuk menjadi Ambtenar budak elit bangsa barat. Harus meniti jalanan melelahkan lagi menyiksa. Harus berhadapan dengan kawan-kawannya sendiri yang beda pendapat. Hmm ... tapi lihat hari ini?<br />
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
HOS Cokro Aminoto, bangsawan, terdidik, tetapi berhati mulia. Mentor Ir. Soekarno semasa mahasiswa. Tidak rela lihat rakyat non bangsawan hidup susah. Susah makan, susah minum, susah senang, susah sedih, susah hidup, dan susah mati. Beliau memilih memanggul karung ke pasar asal bisa makan dan bergemelut mempersatukan manusia cerdas dalam panji Tuhan Semesta Alam. Membuang pula takdir darah biru yang serba terjamin enak dari hidupnya, demi kebebasan bangsanya. Hmm... Berapa banyak kemudian orang yang terilhami lagi terinspirasi dengan langkahnya?</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Oh iya, kita kembali kepada diri kita para Insinyur abad 21. Tidakkah hidup kita juga hanya sekali? Jika mati selesai semua, maka apa hal yang mau kita goreskan dalam buku kehidupan kita? Membantu bangsa luar mengeksploitasi sumber daya alam negeri sendiri? Menerima pelicin untuk memperlancar urusan manusia menipu dan merampok manusia - manusia lainnya? Aih ... sungguh uang itu cuma kertas berdigit yang bisa dimain-mainkan bank dunia. Kalau benda itu bisa mengantarkan kita ke surga, kenapa mau kita buat benda itu jadi tiket ekspres ke neraka? Atau mungkin para insinyur lupa bahwa nyawanya cuma satu? Hidupnya cuma sekali? Apapun pilihanmu <i>nyur</i>, selamat menjalani hidupmu dan mengukir kisahmu. Semoga Dia menggolongkan kita sebagai orang-orang yang beruntung, ketika masih hidup dan juga ketika sudah mati.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
</div>
</div>
Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-1319507957898090642013-09-18T05:13:00.002+07:002013-09-18T05:19:55.055+07:00Tidak Cukup Satu Jam<div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="dropCap">B</span>ermula dari sebuah kabar tentang adanya jalan dari dusun Tatibajo menuju dusun Rura, tempat salah seorang rekan pengajar muda tinggal di sana. Rasa penasaran muncul di dalam hatiku. Anak-anak Rura sering datang ke Tatibajo untuk bermain sepak bola bersama anak-anak Tatibajo. Mereka datang melalui jalan tersebut. Jalanannya dapat dilalui anak-anak dengan cara menyusuri sungai yang memang mengalir dari dusun Tatibajo ke dusun Rura.</div>
</div>
<div class="fullpost">
<br />
<div>
<div style="text-align: justify;">
Pada hari Minggu yang cerah bersama beberapa anak, saya pun berniat mencapai suatu determinasi yang sebenarnya tidak terlalu penting. Melalui jalanan tersebut menuju dusun Rura. Saya pun berangkat bersama beberapa anak-anak SD dan SMP yang tinggal di Tatibajo. Beberapa diantara mereka sudah pernah melalui jalanan ini, sebagian lagi belum pernah. Anak-anak tersebut antara lain, Memi (kelas 6 SD, adik angkat saya) dan kakaknya Aldi (kelas 1 SMP, adik angkat saya juga didusun Tatibajo), Samira (kelas 5), Irma dan Lilianti (kelas 2 SMP, sepupu Memi yang tinggal dirumah keluarga Bapak Panji), Erni dan Risma (teman sekelas Memi), Rian (anak pak Kepala Dusun yang seharusnya kelas 5 SD, tetapi sudah dua tahun mogok sekolah), dan Suarman (kelas 2 SD).</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Kami pun memulai petualangan kami pukul 13.00 WITA setelah melaksanakan sholat Dzuhur terlebih dahulu. Perjalanan dimulai dengan pikiran terbesit bahwa kamera yang saya bawa baterainya belum di charge. Saya merasa hal tersebut tidak masalah. Menurut keterangan Samira, perjalanan ke dusun Rura melalui jalan tersebut "tidak cukup satu jam" alias tidak akan melebihi satu jam, maka saya pun cukup percaya diri dengan kemampuan saya.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Perjalanan pun dimulai dengan berbelok kanan ketika melalui jembatan sungai besar, bukan menyebrangi jembatan. Jalan setapak menuntun kami ke rintangan berupa jalanan tanah yang menanjak dan menurun dengan tajam, lebih dari 45°. Pada awalnya jalanan tidak licin tetapi nanti di tengah jalan kami harus ekstra hati-hati karena sandal dan kaki kami yang menyebrangi sungai memaksa jalanan tanah menjadi licin. Kami memang juga diharuskan menyebrangi sungai dengan cara melompat dari batu ke batu sambil sesekali kaki kami tercelup ke sungai yang dangkal. Udara yang panas sejak pagi menyebabkan sungai dangkal, namun jika hujan, sungai akan jadi medan yang berbahaya karena airnya akan meninggi dan saya tidak mahir berenang (baca: tidak bisa berenang).</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Anak laki-laki berjalan begitu cepat bagai ninja di film animasi Jepang. Saya berjalan bersama anak-anak Perempuan karena tertinggal, dasar memang saya anak yang besar di kota, kurang militan. Jam tangan saya menunjukan pukul 14.00 WITA, satu jam telah berlalu dari waktu keberangkatan kami. Ya, kami belum sampai, baru setengah perjalanan. Kami melewati bagian depan goa yang dihuni banyak kalelawar tidur, sebuah batu pelaminan, dan PLTA yang sudah lama tidak berjalan. Tentu saja para kalelawar tidur karena hari ini masih siang, batunya mirip pelaminan karena sangat besar dan ada beberapa tali pohon beringin yang terjuntai seolah menjadi tirai alam, dan PLTA yang bernilai 200an juta namun hanya menyala sekitar 2 bulan saja karena kesalahan pemborong yang gagal memperhitungkan titik strategis untuk membangun PLTA.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Sayang ketika kamera saya coba untuk men-jepret ternyata tidak kuat mengambil satu gambar pun, baterainya kepalang habis. Kami pun terus berjalan lebih banyak menyusuri batu batuan di sungai pada setengah perjalanan terakhir. Kami bertemu dengan warga Rura di pertengahan jalan yang sepertinya sedang mengutak atik genset. Ternyata setelah saya tanya-tanya mereka sedang mencoba memperbaiki genset yang rusak untuk menangkap ikan. Lho!? Iya menangkap ikan dengan mengalirkan listrik ke bagian sungai yang banyak ikannya. Bagaimana nanti jika yang terkena justru orang lewat? atau telur ikan dan ikan ikan kecil ikut mati? Sebenarnya ini mungkin contoh keserakahan manusia. Asal keingnan terpenuhi, kerusakan alam akan dihitung belakangan oleh si pelaku.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Yah inilah mengapa pendidikan alias bahasa kerennya edukasi diperlukan bahkan di titik terluar negeri kita. Bukan hanya pendidikan intelejensi tetapi juga moral termasuk pendidikan tentang memelihara alam dengan cara mengendalikan hawa nafsu alias kerakusan diri. Saya melihat seorang ibu sedang membawa keranjang sayur di pundaknya. kelihatannya si Ibu sedang duduk memanen sayuran di kebunnya. "Tabe Bu" sapa saya dengan kata tabe yang artinya permisi, "Iye" si Ibu menjawab. Selang sekitar sepuluh menit kemudian, Ibu yang kami tinggalkan tadi dapat menyusul dengan kecapatan jalan ala ninja padahal medan yang kami lalui cukup melelahkan, berupa jalanan miring di pinggir sungai.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Kami hampir sampai berdasarkan keterangan dari anak yang pernah melalui jalanan ini. Tik, tik, tik menetes rintik hujan. Yap, kami harus bergegas sebelum hujan datang membawa banjirnya air di sungai ini. Jalanan terakhir yang kami lalui adalah jalanan menanjak menuju kebun di belakang rumah keluarga angkat Didin, pengajar muda di dusun Rura. Jam menunjukan pukul 15.30 WITA, memang "tidak cukup satu jam" tetapi bukan tidak sampai satu jam melainkan tidak cukup satu jam untuk melakukan perjalanan ini bagi orang awam.<br />
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Janganlah kita meremehkan kemampuan anak-anak yang lahir di pegunungan dan besar di sana, karena terbukti memang jika hanya penghuni gunung yang berjalan kaki ke dusun Rura bukan tidak mungkin mereka sampai ke tujuan kurang dari waktu satu jam. Jika orang "baru" yang berjalan kaki, perjalanan menjadi dua setengah jam. Lelah rasanya kaki, maka kami pun beristirahat di rumah keluarga angkat Didin. Sesampai di sana karena memang Didin sudah tahu kami akan datang (tetapi ternyata terlambat datang) murid-murid Didin mengajak kami berenang di bendungan yang sudah mati. Istilah mereka berenang di PLTA, saya pun memilih opsi menolak dan tidur terkapar sejenak. Murid-murid saya? Murid laki-laki langsung berangkat tanpa terlihat kehabisan "baterai", sedangkan murid perempuan mengunjungi rumah sanak keluarga mereka yang ada di dusun Rura.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Tadinya kami berniat langsung kembali, namun karena baterai alias tenaga saya sendiri sudah habis, kami memutuskan bermalam dan pulang setelah sholat subuh. Udara dingin dusun Rura mulai menyelimuti tubuh kami, setelah menjalankan sholat Ashar saya mengunjungi rumah saudara angkat di Rura. Saya berbincang-bincang di sana lalu kembali ke rumah Didin. Menyenangkan bertemu dengan orang-orang di sini, karena mereka ramah-ramah terhadap para Pengajar Muda. Malam pun kami lalui di dusun Rura. </div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Selepas sholat Subuh kami kembali ke dusun Tatibajo. Berangkat sekitar pukul 05.40 WITA dan sampai pukul 06.30 WITA. Perjalanan lancar hanya menghabiskan 50 menit saja, bisa diartikan pula saya sudah jadi anak gunung. Hehe, tentu karena sudah pernah melalui jalan-jalan tersebut saya menjadi lebih cepat berjalan dan lebih gesit melompat dari batu ke batu. Hmm, perjalanan ini mengajari saya tentang betapa teknologi transportasi di kota telah memanjakan penghuninya dan membuat mereka lupa untuk mensyukuri nikmat berupa kemudahan transportasi dan akses jalan tersebut. Hal sederhana yang kita lupa tersebut baru bisa kita sadari jika kita pergi bertualang ke tempat yang masih asri, bagian pinggir negeri yang penghuninya menanti janji pembangunan dari para penguasa.</div>
</div>
Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-5073255053825192672013-09-18T04:41:00.001+07:002013-09-18T04:45:11.682+07:00Muhaimin, Mutiara di Atas Gunung<div style="text-align: justify;">
<span class="dropCap">P</span>ada suatu siang yang terik. Baru beberapa minggu setelah saya ditempatkan di dusun Tatibajo. Datang seorang Bapak yang wajahnya sangat ramah. Berkaos kaki dan sendal gunung duduk di sebuah dipan di bawah rumah Pak Imam. Kata anak-anak Bapak itu mencari saya, wajahnya terlihat terpelajar. “Assalamu’alaykum Pak” sapaku, “Wa’alaykumsalam”. “Saya Bapaknya Muhaimin” sang Bapak mengenalkan diri. Saya pun teringat sebuah nama yang pernah diceritakan kepada saya oleh Pengajar Muda sebelum saya, nama seorang anak yang bisa lolos olimpiade sains yang diselenggarakan oleh instansi swasta sampai ke tingkat semi final (Kabupaten).</div>
<div class="fullpost">
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
“Oh iya saya tahu, ada apa Pak jauh-jauh ke sini?” “Kapan itu Mas olimpiade lagi?” tanya Papa Muhaimin. Di sini ada budaya memanggil orang tua dengan nama anak pertamanya, Ayahnya Muhaimin dipanggil Papa Muhaimin, ibunya ya dipanggil Mama Muhaimin. “Februari Pak, tanggal 23” jawab Saya. “Nah ini anak saya kan kemarin sepertinya hampir lolos ke final. Waktu itu dia masih kelas 2 jadi jika bersaing pun dengan kelas 1, sekarangkan dia sudah naik kelas 3 bersaing dengan yang lebih tua, tetapi sampai sekarang belum ada persiapan.” Tukas Papa Muhaimin. Pada olimpiade ini memang peserta dibagi tiga jenjang, yakni level 1 untuk kelas 1 dan 2, level 2 untuk kelas 3 dan 4, serta level 3 untuk kelas 5 dan 6. Muhaimin dulu berada di level 1 dalam keadaan menguntungkan (kelas 2), sekarang dia naik kelas 3 sehingga harus bersaing dengan kelas 4 yang juga berada di level 2.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Saya mau belikan majalah untuk anak saya untuk persiapan, jadi bisa tolong dipesankan itu majalahnya?” tanya Beliau. “Bisa Pak, nanti saya tanya teman saya yang memang dapat tugas membantu dalam hal ini” jawab Saya. “Kalau perlu sekalian dibimbing anak saya dari sekarang” kata Papa Muhaimin. Dalam hatiku bilang, wah kalau bimbing sekarang gurunya juga belum siap Pak. “Nanti saja kalau itu kita pikirkan lagi Pak.” Jawabku. “Jadi berapa harga majalahnya? Perlu saya kasih sekarang uangnya?” tanya beliau. Oh iya, saya lupa beritahu bahwa olimpiade ini memang menyajikan materi sains yang diperlombakan dalam bentuk majalah komik. Mereke menjual majalah komik sains tersebut dengan harapan dapat menyajikan materi sains dalam wujud yang bersahabat.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentu saja saya bukan agen majalah tersebut, maka pertanyaan Papa Muhaimin pun saya jawab “Kalau itu saya juga belum tahu Pak, tenang saja nanti saya pesankan masalah uangnya belakangan saja”. “Baik terima kasih Mas, nanti bagaimana, majalahnya saya ambil?” tanya beliau lagi. “Tidak perlu Pak, nanti saya antar sekalian silaturahim ke rumah Bapak” jawaban ku reflek karena ingin menghormati sang Bapak yang sudah datang menghampiri rumah keluarga angkat Saya. Kami pun berbicara banyak tentang si Bapak ini. Ternyata beliau adalah seorang guru di dusun Sambabo, desa Sambabo, namun sepertinya belum jadi “pegawai” (sebutan untuk PNS di daerah Sulbar). Setelah perbincangan yang tidak cukup lama akhirnya Papa Muhaimin pamit kembali ke rumahnya.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya pun memesan majalah tersebut dengan menemui rekan saya yang memang sedang mengelola pesan memesan majalah olimpiade tersebut. Dunia pun berputar, tak terasa pesanan sudah saya ambil dari rumah keluarga angkat rekan pengajar muda saya yang saya minta tolong kepadanya untuk memesan majalah tersebut. Saya dan Didin (rekan pengajar muda yang masih satu kecamatan dengan saya daerah penempatannya) pun bersiap menuju Desa Kabiraan, Desa tempat tinggal Muhaimin. </div>
<div style="text-align: justify;">
Ada beberapa wilayah desa yang dilewati ketika menuju Kabiraan, di jalan Poros merupakan wilayah desa Salutambung, menanjak ke atas sudah wilayah desa Sambabo, dan menanjak lagi sudah wilayah desa Kabiraan. Desa Kabiraan terletak 8 km dari Jalan Raya Poros, jalanan mendaki gunung ini bisa dilalui oleh motor dan juga mobil sekelas Strada. Jalanannya adalah kombinasi dari aspal rontok, kerikil lepas dan tanah. Hawa semakin dingin ketika melawati pintu gerbang dusun Sambabo yang terletak di pinggiran jalanan menanjak menuju desa Kabiraan. Akhirnya kami pun sampai ke desa Kabiraan, ada tiga rumah yang ingin kami kunjungi di desa ini. Rumah yang pertama adalah rumah Pak Muhaimin, yang kedua adalah rumah Pak Nurdin Kepala sekolah SDN 6 Kabiraan, dan rumah Bu Siti seorang guru SDN 6 Kabiraan.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rumah pertama yang kami datangi adalah rumah Pak Nurdin. Saya lewat cerita di sini karena bagian menariknya bukan ada di rumah Pak Nurdin. Begitu pula dengan kunjungan ke rumah Bu Siti. Seorang guru yang dianggap oleh PM sebelum saya sudah seperti orang tuanya sendiri, cerita di sini juga saya lewat. Mungkin akan saya ceritakan sosok beliau di tulisan saya yang lain. Akhirnya ke rumah Muhaimin, Rumah Muhaimin bentuknya rumah panggung kayu yang sederhana, di bagian depan ada toko serba ada bertembok semen dan batu yang kelihatannya menjual berbagai keperluan pertanian dan kebutuhan sehari-hari, dari mulai makanan kemasan sampai semen. Tapi bagian tokok tersebut tertutup, saya hanya mengintipnya dari bagian atas toko yang agak terbuka dan bisa terlihat dari bagian rumah panggung kayu yang tersambung secara organik.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rumahnya tok rumah kayu, beratapkan sebagian seng dan sebagian daun kelapa. Kamar mandinya atau Wcnya merupakan kamar mandi umum di samping rumah dan tidak berpintu, hanya ada tirai saja. Dari kejauhan terlihat memang desa Kabiraan adalah desa yang Islami, terlihat pemandangan perempuan berjilbab lebar di jalanan desa. Kami pun memasuki pintu rumah yang lebih tepat disebut lubang di sebuah rumah kayu yang sederhana. Papa Muhaimin keluar dengan senyum ramahnya menyambut kami, “Assalamu’alaykum Pak!” seruku menyapa sambil menyodorkan tangan untuk berjabat tangan. “Wa’alaykumsalam” Beliau menjawab sembari segera mengambil dua kursi plastik yang ada lengan dan sandarannya untuk saya dan Didin. Tren kursi di gunung terutama untuk beberapa dusun yang penduduknnya berpenghasilan tidak banyak memang kursi plastik, disamping tentu saja karena lebih murah dari kursi berbahan lainnya, ringan juga untuk dibawa ke gunung oleh penjualnya.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Muhaimin! Muhaimin! Ke sini dulu, ada pak Guru!” kata Papa Muhaimin. Sosok kecil dengan ekspresi setengah senang pun datang. Muhaimin jarang tersenyum, tetapi ada tatapan mata orang jenius dari matanya. Kenapa saya bisa tarik kesimpulan seperti itu? Saya pernah bertemu dengan banyak orang sebelum saya ke tempat ini dan juga di tempat ini. Sebenarnya sebagai seorang pengajar muda saya lebih banyak belajar dibandingkan mengajar. Termasuk belajar membedakan pandangan mata. Pandangan mata yang tidak berkesempatan mengenyam pendidikan sehingga didominasi pada orientasi bertahan hidup di hari ini atau pandangan mata kompleks yang berpikir tentang minimal apa, siapa, dan dari mana jika melihat seseorang ataupun suatu hal baru. Pandangan mata Muhaimin adalah salah satu pandangan mata terkompleks yang pernah saya lihat. Dia memikirkan banyak hal.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun menyerahkan majalah yang telah dipesan oleh Papa Muhaimin. Adegan yang paling cukup membuatku kaget ketika Muhaimin membaca majalah tersebut seperti anak yang pernah mendapat rekor Muri sebagai penghapal tercepat di sebuah acara talkshow salah satu stasiun televisi swasta nasional. Ya, Muhaimin bukan anak biasa. Terbukti ketika pertemuan pertama pelatihan peserta olimpiade sains, Muhaimin bisa menangkap dengan mudah berbagai pelajaran yang diberikan oleh rekan saya seorang Pengajar Muda di desa Sambabo. Waktu pun berlalu, singkat cerita sebuah babak penyisihan dari olimpiade sains yang diselenggarakan oleh institusi swasta ini pun telah dilalui. Sebulan kemudian hasilnya muncul, dan Muhaimin lolos ke semi final. Kejadian ini membuktikan bahwa di pelosok negeri kita masih tersimpan banyak mutiara yang harus diasah dengan asahan terbaik yang kita punya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-Gv9z-hFuuU8/UjjLZPF3SYI/AAAAAAAAAdc/XgYWcvTwBOE/s1600/img20130917_222739.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-Gv9z-hFuuU8/UjjLZPF3SYI/AAAAAAAAAdc/XgYWcvTwBOE/s320/img20130917_222739.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Muhaimin di pertandingan penyisihan</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="fullpost">
</div>
</div>
Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-79527262898446526682013-06-01T09:48:00.000+07:002013-06-01T09:48:19.801+07:00Berdiam?<div style="text-align: justify;">
<span class="dropCap">S</span>atu hal yang beberapa kali terjadi dalam kehidupan saya. Masalah kesehatan di pertengahan tahun. Klo kata ustadz, sakit itu tanda sayang Allah kepada hamba-Nya, diberikan fasilitas menggugurkan dosa. Ya, saya memang sedang banyak dosa. Saya pun menjadi Pengajar Muda pertama kabupaten Majene yang durasi sakitnya cukup lama. Rasanya hati berat mengikhlaskan untuk mendapatkan status sakit dan harus pulang, karena banyak kerja yang harus ditinggalkan sementara. Tentu saja yang paling berat bagi Pengajar Muda adalah meninggalkan anak-anak didiknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="fullpost">
<div style="text-align: justify;">
Satu minggu sudah saya di kota kelahiran saya, Depok. Enam setengah bulan di daerah terpencil membuat mata saya benar-benar terbuka. <i>What an egoistic people was i am. </i>Kita makhluk kota. Hidup dengan segala ketersediaan yang ada. Bekerja untuk diri sendiri, menghabiskan air bersih yang sebenarnya hanya berjumlah 3% dari seluruh air yang ada di Bumi, menghabiskan energi listrik setiap harinya untuk berbagai keperluan termasuk bermain <i>games </i>di berbagai <i>platform</i>, mendapatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang lengkap, dan menikmati keterbukaan informasi lewat berbagai media yang ada. Sementara di seberang pulau sana? Saya tidak menyalahkan kondisi ini dinikmati oleh orang-orang kota. Tetapi yang jadi pertanyaan, apakah kita sebagai entitas terdidik tidak bisa melakukan sesuatu untuk masyarakat di desa-desa terutama desa terpencil? Atau setidaknya membangun daerah-daerah "tertinggal" di pinggiran kota kita?<br />
<br />
Jika berbicara tentang <a href="https://indonesiamengajar.org/">gerakan Indonesia Mengajar (IM)</a>, tentu merupakan salah satu gerakan yang "berbuat sesuatu" diantara gerakan-gerakan lain dari kelompok-kelompok lain. Saya gembira dan tidak terlalu peduli masalah ketulusan individu ataupun kelompok yang menjalani hal ini, setidaknya setiap kelompok yang bergerak di bidang wirausaha sosial ini sudah bergerak. Saya pribadi pun mengenal keluarga besar IM sebagai sekelompok orang yang melakukan tugas sosial super manusiawi dengan sangat profesional selayaknya korporasi besar yang sedang mengejar untung besar. IM tidak berniat menyelesaikan semua masalah pendidikan, tetapi IM mencoba mengambil tantangan yang tersulit untuk diselesaikan. Kerja sendiri? tidak, prinsip kerjanya adalah menggerakan aktor lokal di daerah sasaran. IM menjadi salah satu indikator bahwa negara ini masih punya harapan. Gerakan ini pun melahirkan gerakan-gerakan komplemen atau duplikat lainnya semisal <a href="http://indonesia-menyala.org/">Indonesia Menyala</a>, <a href="http://sm-3t.dikti.go.id/">SM3T</a>, <a href="http://sabangmerauke.org/">Anak Sabang Merauke</a>, <a href="http://pencerahnusantara.org/">Pencerah Nusantara</a>, dan gerakan sosial lain yang belum saya tahu tentunya.<br />
<br />
Berbicara tentang harapan, tentu saja harapannya sangat besar. Saya mengenal hal-hal super lainnya semisal <a href="http://www.nalacity.com/">wirausaha jilbab</a> yang memberdayakan para mantan penderita kusta sebagai salah satu contoh wirausaha sosial, ada berbagai lembaga amil zakat (semisal <a href="http://www.rumahzakat.org/">rumah zakat</a>) yang bergerak menghimpun dan menyalurkan dana umat, berbagai lembaga yang bergerak di bidang peningkatan kualitas SDM dan pendidikan karakter, keberadaan partai dakwah di tengah-tengah kehidupan politik yang belum dewasa, dan berbagai fenomena yang menyebarkan atmosfir perubahan positif. Tentu ini sangat menggembirakan, rugi rasanya jika hidup hanya untuk sendiri dan melewatkan kesempatan berbahagia karena telah membuat orang lain menjadi bahagia. Masih mau berdiam?</div>
</div>
Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-37300227748966491142013-05-01T21:13:00.000+07:002013-06-01T08:45:36.768+07:00Makan - Makan Akhir Semester<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span class="dropCap">P</span>embagian buku rapor semester 1 tahun ajaran 2012/2013 telah selesai dilaksanakan. Pembagian rapor di dusun sedikit berbeda dengan pembagian rapor di kota. Kalau di kota yang menerima adalah orang tua, maka kalau di dusun yang menerima adalah siswa itu sendiri. Tentu Anda akan bertanya kenapa hal itu terjadi. Jawabannya sederhana, di dusun saya mayoritas orang tua tidak lancar membaca apalagi menulis. Jadi percuma juga jika orang tuanya yang menerima rapor mereka.<br />
<br /></div>
</div>
<div class="fullpost">
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Selepas menerima rapor, siswa dan orang tua mereka mengajak kami berjalan ke sungai yang dekat dengan “perusahaan”. “Perusahaan” adalah nama untuk sebuah daerah yang sempat digarap sebuah perusahaan kontraktor yang pernah berjanji kepada warga dusun, apabila mereka diperbolehkan bekerja mengeruk batu-batu di daerah perbukitan dekat dusun, mereka akan membangun jalan ke dusun. Pada kenyataannya perusahaan tersebut tidak pernah menepati janjinya dan sempat diamuk masyarakat dusun. Akhirnya lahan kerja mereka menjadi sebuah lapangan batu-batuan berpasir diantara dua bukit dan disebut sebagai “perusahaan”.<br />
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Saya cukup heran tentang satu hal. Guru honorer di SD saya yang bernama Bu Umi biasanya untuk acara-acara begini sangat <i>enjoy </i>seketika menghilang setelah kami selesai makan siang ala piknik bersama para orang tua. Ternyata memang ada suatu hal, setelah makan, murid-murid berbondong-bondong mengambil air ke sungai dengan segala perangkat penampung air yang mereka punya untuk diguyurkan ke guru-guru mereka. Terlambat, hal-hal seperti ini memang tidak pernah diceritakan ke saya. Padahal baju saya sudah rapih ala orang mau berangkat kerja, tetapi sepertinya harus menjadi korban pelepasan penat anak-anak yang baru terima rapor.<br />
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Yah saya pun menyerah pada nasib, menitipkan kamera, kemeja, dan dompet sehingga siap untuk diguyur. “<i>Byur...”</i>, senang sekali mereka karena berhasil mengguyur saya, terpaksa saya ikut <i>nyebur </i>juga ke sungai menyerang balik mereka dengan guyuran bermodal tempat makan rampasan dari murid saya. Enak saja mereka mengguyur gurunya tanpa balas diguyur. <i>Hehe</i>. Semua guru terlibat, kecuali ibu-ibu guru, sudah pada menghilang bersama angin yang berhembus, alias <i>kabur</i>.<br />
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Kami pun berjalan pulang menyusuri sungai sambil terkadang menyebrangi sungai. Anak-anak pun meneriakan semacam yel yang cukup menggelitik saya. “Siapa suka diajari sama Pak Fajar?” teriak salah satu murid kelas VI, Ical. Semua murid lain yang sedang berjalan pulang bersama pun menjawab “Saya!!”. Mereka memang pintar sekali merayu guru mereka di saat-saat seperti ini, banyaknya yel-yel sejenis yang mereka lontarkan membuat saya serasa Fir’aun kecil. <i>Hehe.</i><br />
<i><br /></i>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-TUxZ_Bx0KwE/UYEg3i5zNzI/AAAAAAAAAbI/hmGQ2C9AWno/s1600/Ical+makan-makan.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="http://1.bp.blogspot.com/-TUxZ_Bx0KwE/UYEg3i5zNzI/AAAAAAAAAbI/hmGQ2C9AWno/s400/Ical+makan-makan.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ical yang sedang berteriak Yel ala Fir'aun :D</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-tISEe0XuCSM/UYEg3_H4ifI/AAAAAAAAAbM/1IVB1BmbSwc/s1600/Me+and+kids+makan.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="298" src="http://1.bp.blogspot.com/-tISEe0XuCSM/UYEg3_H4ifI/AAAAAAAAAbM/1IVB1BmbSwc/s400/Me+and+kids+makan.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Akhirnya basah kuyup.</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-8h3V2ndmWxo/UYEg5bAE7uI/AAAAAAAAAbY/pRyeoVcpc2I/s1600/Pak+Amrin+makan.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="http://2.bp.blogspot.com/-8h3V2ndmWxo/UYEg5bAE7uI/AAAAAAAAAbY/pRyeoVcpc2I/s400/Pak+Amrin+makan.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pak Amrin (wali kelas 5) dan murid-murid</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-OHdIA0YcM88/UYEhCdb1gFI/AAAAAAAAAbg/sfM88j6fZ0Q/s1600/Pak+Amrin,+Pak+Juki,+Makan.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="http://4.bp.blogspot.com/-OHdIA0YcM88/UYEhCdb1gFI/AAAAAAAAAbg/sfM88j6fZ0Q/s400/Pak+Amrin,+Pak+Juki,+Makan.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pak Amrin (wali kelas 5), Pak Juki (wali kelas 6) dan murid-murid bersorak sorai</td></tr>
</tbody></table>
<i><br /></i></div>
</div>
</div>
</div>
Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-30566978892289515482013-04-21T10:41:00.000+07:002013-04-21T12:35:39.404+07:00Bukan Cerdas Cermat<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-9gR3sp7jxbY/UXNfovALauI/AAAAAAAAAaw/wRFRKtphVyI/s1600/Cerdas+Cermat+-+comp.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="http://3.bp.blogspot.com/-9gR3sp7jxbY/UXNfovALauI/AAAAAAAAAaw/wRFRKtphVyI/s400/Cerdas+Cermat+-+comp.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Suasana Pertandingan Cerdas Cermat</td></tr>
</tbody></table>
<span class="dropCap">K</span>etika bermalam di rumah Pak Juki, saya dapat kabar dari anak-anak sekolah yang ada di Masjid <i>Ainul Yaqin </i>bahwa esok hari sebuah acara cerdas cermat akan dilaksanakan. Pelaksananya adalah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari salah satu Universitas di Propinsi Sulawesi Barat. Sebenarnya mereka sudah mengabarkan sekitar satu bulan lalu tentang lomba ini. Wilayah kerja mereka memang hanya Desa Salutambung dan di Desa Salutambung hanya ada dua SD yakni SDN 27 Tatibajo dan SDN 10 Salutambung.<br />
<div class="fullpost">
<br />
Kami para guru SDN 27 Tatibajo dan guru SDN 10 Salutambung diminta oleh panitia membuat soal untuk pertandingan cerdas cermat. Sayang pada akhirnya soal dari SD kami (SDN 27 Tatibajo) banyak yang tidak diambil karena ternyata banyak guru yang tidak mencantumkan kunci jawaban. Semula saya bingung, kenapa soal dari SDN 10 Salutambung diberikan panitia kepada kami (SDN 27 Tatibajo). Ternyata soal tersebut ditukarkan ke kedua SD. Kepala sekolah saya pun meminta saya untuk melatih tim cerdas cermat yang akan bertanding dengan bermodal soal tersebut.<br />
<br />
Saya pun melatih mereka. Salah satu cara saya melatih mereka pada pelajaran Matematika, saya membuat soal yang mirip dengan yang ada di soal edaran dan memberikan soal tersebut dengan sajian cerdas cermat juga. Sebenarnya dengan cara ini pun saya merasa jadi orang yang curang, karena sudah tahu model soalnya seperti apa. Akhirnya karena lelah, pada pelajaran lain, soal saya sajikan dengan cerdas cermat pula tanpa perubahan apapun. Pada saat itu saya merasa telah menjadi orang yang curang karena sudah tahu soal yang akan dilombakan dan malah saya menyimulasikannya duluan di depan murid saya. Saya merasa sudah mengkhianati komitmen saya sendiri dalam hal melaksanakan apa pun dalam hidup saya dengan nilai kejujuran.<br />
<br />
Sebelum pertandingan berlangsung, ada isu bahwa guru di SDN 10 meminta soal dan jawabannya dihafalkan oleh para siswa yang akan berlomba. Saya tidak mengindahkan isu ini, saya pikir kalaupun menang dengan cara seperti itu tidak seperti lomba cerdas cermat, tetapi menang lomba menghafal. Kalau memang tujuannya menguji kecerdasan siswa, bukankah cara ini tidak tepat? Ya saya pikir saya juga berada di jalan yang tidak lurus juga, karena sudah tahu soal yang akan keluar juga. Hanya saja saya tidak serta merta meminta siswa saya yang akan berlomba untuk menghafalnya, melainkan melatih mereka menjawab soal tersebut dengan sajian ala cerdas cermat juga.<br />
<br />
Waktu pun berlalu, salah satu siswa yang menjenguk Pak Juki adalah peserta lomba Cerdas Cermat. Namanya Aidin, saya meminta Aidin untuk tidak lagi masuk ke dusun dan mencari pinjaman seragam saja di pinggir. Salah satu siswa peserta lain memang tinggal di pinggir, namanya Nurjayanti. Saya langsung meminta salah rombongan kunjungan jenguk untuk mengirim utusan mengabari Nurjayanti tentang hal ini. Akhirnya sisa peserta yang masih ada di dusun akan saya dan Pak Amrin (salah seorang guru di sekolah) jemput esok pagi hari.<br />
<br />
Dipagi hari aku pun langsung mencari pinjaman seragam untuk Aidin. Aku mencari pinjaman dari sanak keluarganya Bu Juki yang mungkin punya baju seragam yang sedang tidak dipakai dan juga mencarinya di rumah kepala sekolah. Ibu istri kepala sekolah pun turut mencarikan pinjaman seragam dari rumah sanak keluarganya. Kebetulan untuk seragam putih sudah didapat dari salah satu anak Pak Juki. Bu Kepala Sekolah sedang mencarikan pinjaman celana seragam merah. Dua celana pun terkumpul di rumah kepala sekolah, namun ternyata celana yang mau dipinjamkan terlalu kecil untuk Aidin. Begitu pula milik anak Pak Juki, celananya kekecilan. Sampai akhirnya Bu Juki menemukan celana milik keponakannya yang cocok untuk Aidin.<br />
<br />
Semua peserta pun telah terkumpul di rumah Pak Juki dan kami siap berangkat ke lokasi perlombanan SDN 10 Salutambung. Sesampai di sana panitia telah menunggu. Anak-anak pun memasuki kelas tempat perlombaan. Lomba belum dimulai karena belum semua tokoh yang ditunggu datang di lokasi. Akhirnya pun saya memutuskan untuk pergi sejenak ke Masjid terdekat untuk sholat dhuha. Selesai sholat dhuha saya kembali ke tempat perlombaan dan ternyata malah saya yang ditunggu panitia sehingga lomba belum dimulai. Hehe saya jadi merasa tidak enak.<br />
<br />
Setelah itu seorang pembawa acara (MC) pun membacakan tata tertib cerdas cermat dan pengundian amplop soal pun dimulai. SDN 27 Tatibajo terdiri dari dua tim, anggota tim yang pertama antara lain Arif siswa kelas V, Aidin siswa kelas VI, dan Nurjayanti siswa kelas IV. Anggota tim yang kedua antara lain, Perni kelas IV, Ical kelas VI, dan Sugiono kelas V. Cerdas cermat terdiri dari dua babak, babak yang pertama adalah babak pertanyaan bergilir, sedangkan yang kedua adalah babak pertanyaan rebutan.
“Babak pertanyaan bergilir akan dimulai, amplop nomor satu akan saya dibuka buka. Amplop masih dalam keadaan tersegel” ucap MC kepada seluruh peserta dan penonton sambil menunjukan keadaan amplop yang masih utuh. Seputar soal yang dibuat kedua belak sekolah, sudah jauh hari panitia menyampaikan kepada kepala sekolah bahwa soal dari SDN 27 Tatibajo tidak digunakan oleh panitia karena banyak guru yang tidak mencantumkan kunci jawaban.<br />
<br />
Lalu bergulirlah pertanyaan tiap pertanyaan kepada tim A dari SDN 10 Salutambung. Saya pun terkaget karena ternyata soal yang dibacakan sama persis dengan soal yang diberikan ke setiap sekolah. Saya pun berbisik pada MC bertanya “Apakah dari panitia tidak membuatkan soal untuk lomba ini?”, lalu panitia menggelengkan kepala. Hal yang lebih membuat saya kaget adalah jawaban dari tim A hampir tidak ada yang salah. Lalu amplop berikutnya pun dibuka dan dibacakan untuk tim B dari SDN 27 Tatibajo. Sebenarnya sewaktu saya melatih murid-murid saya memang sudah ada beberapa nomor soal yang bisa dijawab oleh mereka. Biasanya seputar agama Islam seperti nama malaikat yang bertugas membagikan rejeki ataupun nama kitab-kitab Allah. Pada lomba pun yang bisa mereka jawab adalah soal-soal tersebut, sedangkan soal-soal yang lain sepertinya mereka lupa jawabannya apa.<br />
<br />
Ada beberapa jawaban lucu yang terceletuk dari murid saya. Salah satunya jawaban Ical. Ketika ditanya “Apakah kepanjangan dari lembaga yang bernama KPK?”, murid saya terdiam sejenak, berpikir menerawang lalu menjawab “Kelipatan Persekutuan Terkecil!”. Dalam hati saya tertawa, sekaligus sedih, tertawa karena jawaban murid saya dan sedih karena dalam sudut pandang saya pertanyaan seperti ini belum saatnya anak-anak seusia mereka mengerti. Hal-hal seperti KPK bagi saya terlalu rumit untuk dijelaskan kepada anak-anak seusia mereka. Pertanyaan pun dilempar kepada tim C dan mereka bisa menjawabnya, saya pun tidak tahu apakah tim C hanya hafal kepanjangannya atau juga paham apa itu KPK.<br />
<br />
Jawaban menyelekit lainnya adalah ketika Aidin murid SDN 27 Tatibajo di tim D menjawab pertanyaan “Apakah sebutan untuk tempat menjaga pada sistem keamanan keliling?”, dia menjawab “Pos Ronda”. Sebenarnya yang diharapkan panitia adalah jawaban “Pos Kamling”, tetapi menurut saya jawaban dia memiliki arti yang sama. Panitia pun membenarkan. Kenapa ini menjadi pertanyaan menyelekit bagi saya adalah karena kabupaten Majene adalah kabupaten paling aman yang pernah saya tinggali, wajar jika di sini jarang ada Pos Kamling, sehingga benda tersebut menjadi suatu hal yang abstrak bagi murid-murid di sini. Beruntung Aidin pernah tinggal di Sangata, Kalimantan, mungkin dia tahu dari tempat tinggal ia di sana.<br />
<br />
Pada giliran selanjutnya peserta tim D dari SDN 10 bisa menjawab semua pertanyaan, bahkan ketika baru dua kata dari kalimat tanya dibacakan MC, mereka sudah bisa jawab. Saya tahu mereka pasti menghafal, karena jika tidak, mana mungkin pertanyaan-pertanyaan sulit bisa dijawab sebegitu mudahnya. Kami memang kalah telak, beda skor mencapai lebih dari 1500 dengan satu pertanyaan bernilai 100, tetapi saya pribadi bersyukur karena akhirnya saya tidak perlu menang pada kompetisi menghafal jawaban seperti ini. MC memang berkata setiap kali membuka amplop soal bahwa amplop tersegel, tetapi sepertinya kawan-kawan panitia lupa bahwa cerdas cermat itu untuk menguji wawasan siswa, bukan untuk menguji kemampuan siswa menghafal jawaban. Jangan sampai nilai-nilai negatif mencederai pendidikan anak-anak bangsa. Selalu hati-hati terhadap apa yang kita ajarkan kepada generasi masa depan Indonesia.</div>
<br /></div>
Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-79462217222488858632013-03-13T05:01:00.000+07:002013-03-13T05:02:09.144+07:00Guru dari Gunung<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span class="dropCap">P</span>ak Juki adalah seorang guru berumur 40 tahun, tidak terhitung muda,
tetapi juga belum terlalu tua. Pak Juki berasal dari Taukong, sebuah dusun yang
berada di gunung. Bukan sekedar gunung, perjalanan ke sana bisa memakan waktu
8-12 jam jika berjalan kaki, tergantung dari stamina sang pejalan kaki. Sekarang
pun, ketika jalan sudah ada dan orang ingin menggunakan motor menuju Taukong
harus dilakukan berdua, karena kondisi jalan yang meminta sang pembawa motor
untuk mendorong motornya sambil di-gas di beberapa titik perjalanan.</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="fullpost">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
Sejak kecil Pak Juki memiliki keinginan belajar yang keras. Biasanya
anak-anak gunung yang rajin belajar ketika masuk SMP akan dikirim ke Malunda,
sebuah kecamatan yang berada di Jalan Raya Poros (Jalan Raya Trans-Sulawesi)
dan titipkan pada orang yang tinggal di sana untuk bersekolah. Hal seperti ini
pun dialami oleh Pak Juki, beliau merantau ke pinggir (sebutan lain untuk Jalan
Raya Poros) meninggalkan dusun dan tinggal bersama orang lain untuk menempuh
pendidikan di SMP.</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
Kini Pak Juki sudah mengenyam pendidikan hingga tamat S1 jurusan
Pendidikan Guru SD dan sudah 15 tahun Pak Juki mengajar di tingkat Sekolah Dasar
(SD). SDN 27 Tatibajo merupakan tempat Pak Juki bertugas saat ini, begitu pula dengan
saya. Saat ini beliau adalah wali kelas 6 sementara saya mengajar Matematika di
kelas 4,5, dan 6. Sebelum berada di Tatibajo, Pak Juki bekerja sebagai guru
Matematika di SDN 10 Salutambung. Empat SD telah disambangi oleh beliau, tiga diantaranya
adalah SD yang terletak di pinggir. Beberapa tahun terakhir Pak Juki sedang
mengalami sakit lambung yang cukup membuat beliau kerepotan. Hal ini
kemungkinkan disebabkan kesibukannya dalam bekerja yang sering membuatnya telat
makan. Bukan hanya kerja sebagai guru yang membuat Pak Juki memiliki kesibukan
yang tinggi, tetapi juga posisi sebagai bendahara penggajian guru sekecamatan
Malunda dan Ulumanda. </div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
Penyakit pencernaan kerap kali menjadi “wabah” karena adanya budaya
memakan mi instan yang dengan air panas lalu diberikan bumbu. Mi di daerah
Mandar (sebutan untuk daerah Sulawesi Barat) telah dianggap seperti sayur.
Kalau tidak ada sayur menyiram mi pun jadi. Hipotesis saya sebagai orang awam
menganggap budaya inilah yang menyebabkan banyak orang yang pencernaannya
kurang sehat, karena seperti yang kita tahu jika mi hanya disiram akan masih
banyak bahan pengawet yang tertinggal di kuahnya dan termakan oleh konsumen
dari “masakan khas” Mandar tersebut.</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
Suatu saat sakit yang dimiliki oleh Pak Juki kambuh. Beberapa siswa di
kelas enam bersikeras untuk mengunjungi. Padahal mereka tahu bahwa untuk ke
rumah Pak Juki terletak di pinggir sehingga mereka harus berjalan sekitar 4 km
atau sekitar 1 jam 30 menit. Namun, hujan deras yang diselimuti hawa dingin
beberapa hari ini kerap mengunjungi dusun dan sepanjang jalan menuju jalan
Poros sehingga memaksa kami menunda keberangkatan sampai keadaan cuaca membaik.
Akhirnya di suatu sore yang lembab setelah hujan turun, saya dan tujuh orang
siswa berangkat menuju pinggir. Kami berangkat pukul 16:30 WITA. </div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
Pemandangan pegunungan sore hari dikelilingi hutan lebat dan jurang
bersungai yang mengiringi sepanjang perjalanan kami menjadi suguhan perjalanan
yang jarang sekali dinikmati orang kota seperti saya. Stamina anak-anak gunung
memang tak pernah habis, 1 jam berlalu saya sudah mulai merasa ingin berhenti
sejenak dan menenggak beberapa teguk air segar. Namun apa daya, saya lupa bawa
air dan juga masih ingin menjaga <i>imej </i>bahwa
saya masih kuat jalan. Haha, itulah repotnya jadi guru, jadi banyak <i>jaim. </i>Air terjun yang mengalir kecil
akibat adanya hujan pada waktu sebelum kami berangkat turut menghiasi
perjalanan kami. Akhirnya sesuai perkiraan waktu perjalanan, kami pun tiba di
pinggir sekitar jam 18:00 WITA. Langit yang berwarna oranye, lampu-lampu rumah
yang mulai menyala, serta azan Maghrib menyambut kami di pinggir.</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
Kami pun mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat Maghrib
berjamaah terlebih dahulu di masjid <i>Ainul
Yaqin</i>, sebuah masjid yang terletak di pinggir. Sekedar pengetahuan
tambahan, ada sebuah tantangan unik mengenai sanitasi di desa Salutambung, desa
yang menjadi tempat berkembanganya dusun Tatibajo. Biasanya sebagus apapun
masjid ataupun rumah belum tentu ada WC-nya. Termasuk di masjid ini. Padahal
gedung masjidnya tidaklah buruk. Jika ada sebuah rumah yang ada WC-nya itu
menandakan penghuninya adalah orang yang berpendidikan dan mengerti tentang
pentingnya sanitasi yang baik. Apalagi di dusun, jangan ditanya orang buang air
besar di mana, karena tak lain dan tak bukan hal tersebut dilakukan di WC
terpanjang yang pernah saya lihat selama hidup saya alias sungai.</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
“Allahu Akbar!” <i>takbirotul ihrom</i>
pun dikumandangkan sang Imam, saya dan anak-anak segera bergabung di barisan
makmum. Selepas sholat maghrib kami pun melanjutkan perjalanan ke rumah Pak
Juki. Rumah tersebut terletak sekitar 250 meter dari masjid tersebut. Sesampai
di sana kami pun melemparkan salam dari depan pintu rumah ke dalam rumah
“Assalamu’alaikum!” salam kami. Tak lama kemudian sesosok pria berbadan tidak
begitu tinggi pun keluar. Senyumnya menyimpul ketika melihat kami dan langsung
mempersilahkan kami untuk duduk di ruang tamunya. Sosok Pak Juki terlihat sudah
lebih sehat jika dibandingkan beberapa hari lalu saya berkunjung ke rumahnya.
Pada saat itu wajahnya masih pucat, tetapi kini sudah terlihat lebih segar.</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
Setelah saya berjabat tangan dengan Pak Juki serta anak-anak
bergantian mencium tangan guru mereka, kami duduk di kursi ruang tamu. “Bagaimana
Pak kabarnya?” tanyaku membuka pembicaraan, “Alhamdulillah sudah lebih baik”
jawabnya. Sesaat kemudian istri dari Pak Juki yang juga seorang guru keluar
menyapa kami, “Oh, ada murid-muridnya Pak Juki, dari Tatibajo naik apa <i>ki</i>?” tanya Bu Juki dengan dialek
Makassar, “Kami berjalan kaki Bu” jawabku, “Wah jauh sekali itu, ya sudah kalau
begitu, bermalam saja”, setelah sejenak berpikir, aku mengangguk menyetujui
bermalam di sini karena murid-muridku pasti lelah dan tidak baik kembali ke
dusun dalam keadaan gelap dengan berjalan kaki. </div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
Orang Mandar memiliki ciri khas yang menurut saya istimewa. Selama
berada di sini, kami para Pengajar Muda selalu disambut oleh masyarakat Mandar
dengan keramahan yang luar biasa. Mereka sangat senang ketika rumah mereka
dikunjungi oleh kami. Kunjungan ke rumah dalam bahasa di sini disebut dengan
“singgah”. Jika kami singgah hampir menjadi suatu keharusan kami harus makan
atau minimal minum di rumah tersebut. Termasuk di rumah Pak Juki, istri dari
Pak Juki langsung melesat ke dapur dan sepertinya melihat mengatur strategi
untuk menghidangkan makanan ke anak-anak gunung yang baru turun dari sarangnya.
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
Selepas adzan Isya, hindangan lengkap tersaji, ada ikan, mie goreng
(makanan “khas” mandar), telur dadar, tempe, dan bakwan. Tempe merupakan
makanan dengan kasta lebih tinggi daripada ayam, hal ini disebabkan masih
sangat jarang orang yang bisa membuat tempe di bumi mandar. Anak-anak pun makan
dengan lahapnya. Wajar saja penghasilan orang tua mereka tidak memungkinkan
mereka memakan makanan mewah seperti yang sedang mereka nikmati sekarang.
Setelah makan malam anak-anak asyik menonton TV. Ketiadaan listrik di dusun
mereka, membuat mereka selalu antusias ketika ada TV menyala. Inilah keindahan
silaturahim ala Mandar, bahagia itu sederhana bagi anak-anak gunung di bumi
Mandar. Menonton TV setelah makan malam menjadi hal mewah nan membahagiakan.</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
Anak gunung dan guru dari gunung menurut saya kombinasi yang
fantastis. Semoga semangat belajar sang guru dari gunung bisa menular ke
anak-anak ini. Semoga saya bisa mengejar mereka dan membantu guru mereka
semaksimal mungkin, sekaligus belajar pula dari kehidupan mereka. Ya, saya
hanyalah anak kota yang hidup di dunia yang sangat nyaman dan sekarang sedang
mencicipi kehidupan yang sebelumnya tak pernah saya jalani, kehidupan sebagai
guru di gunung untuk anak-anak gunung yang penuh dengan bakat terpendam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-KC1sOZNpAmk/UT-kSBeWLeI/AAAAAAAAAZs/9z0qEPQFytk/s1600/100_1254.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="http://2.bp.blogspot.com/-KC1sOZNpAmk/UT-kSBeWLeI/AAAAAAAAAZs/9z0qEPQFytk/s400/100_1254.JPG" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sartika, Harianto, Aidin, Risma (Murid-murid kelas VI) sedang berpose di depan air terjun yang ada ketika baru selesai hujan di perjalanan ke Jalan Poros</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-nnWZ7M8iY9g/UT-kz75EwTI/AAAAAAAAAZ0/Xd40R7i6pM8/s1600/Di+Jalan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="261" src="http://4.bp.blogspot.com/-nnWZ7M8iY9g/UT-kz75EwTI/AAAAAAAAAZ0/Xd40R7i6pM8/s400/Di+Jalan.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Saya dan murid-murid kelas VI di perjalanan menuju Jalan Poros.</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-EyqDN9KxC5E/UT-lPcsFVRI/AAAAAAAAAZ8/43rGOv-AsvA/s1600/Jenguk+pak+Juki.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="http://4.bp.blogspot.com/-EyqDN9KxC5E/UT-lPcsFVRI/AAAAAAAAAZ8/43rGOv-AsvA/s400/Jenguk+pak+Juki.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Berfoto di ruang tamu rumah Pak Juki. (Pak Juki sedang duduk di kursi memangku anaknya yang bernama Aco)</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
</div>
Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-51973486700375027972013-02-05T08:45:00.002+07:002013-02-05T08:53:32.761+07:00Pergantian Pejuang<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span class="dropCap">M</span>atahari yang hangat menyambut datangnya
hari Sabtu, 10 November 2012. Pak Arif Pengajar Muda angkatan 3 penempatan
Majene berjalan dengan seluruh warga Tatibajo yang mengantarnya menuju jalan
Poros. Sebuah jalan raya trans-Sulawesi yang menghubungkan kota-kota di
Sulawesi Barat, termasuk Makassar, Mamuju dan tentu saja Majene. Jalan ini
akrab disebut sebagai “pinggir”oleh warga dusun. Jalan yang jika dilalui dari
Majene menuju Makassar memiliki tak sedikit lubang dan sedang diaspal ulang, akan
mengantar salah satu sarjana terbaik bangsa kembali ke kampung halamannya. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="fullpost">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Pemandangan indah pegunungan mengiringi
perjalanan kami menuju ke pinggir. Angin sepoi sesekali menyapa warga yang
sedang mengantar salah satu keluarga mereka selama satu tahun terakhir. Jalan
bebatuan menjadi karpet merah yang bersaksi bahwa dalam waktu satu tahun banyak
yang telah ditinggalkan oleh Pengajar Muda tersebut, tak terkecuali kenangan di
dalam hati mereka. Sungai yang mengalir berbelok-belok seolah menonton iring-iringan
manusia yang sedang berjalan ke bawah melalui jalan setapak berbatas jurang dan
dinding pasir rawan longsor. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Dua belas bulan, bukan waktu yang terlalu
lama tetapi cukup untuk menjadikan seorang manusia sebagai pusat pergerakan
perubahan ke arah kebaikan di suatu daerah terpencil. Tempat Pengajian
Al-Qur’an, Buku Tabungan Siswa, Rajinnya anak-anak dusun <i>sholat </i>lima waktu, berhasilnya mereka mengkhatamkan (menamatkan)
bacaan Al-Quran, serta kekompakan orang tua dalam mengutus anaknya menuntut ilmu
di sekolah adalah bukti keberadaan dua Pengajar Muda sebelumnya di dusun
Tatibajo, desa Salutambung, kecamatan Ulumanda, provinsi Sulawesi Barat. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Langkah kaki semakin berat seiring dengan
jarak berkilo-kilometer yang kami tempuh perlahan dengan menurun dan mendaki
menuju pinggir. Tak terasa satu setengah jam kami lalui sampai akhirnya kami
tiba di pinggir. Semua masih bersuka cita pada saat itu, kecuali ibu angkat
kami (saya dan pengajar muda sebelumnya) yang sudah menangis sejak Pak Arif
atau yang lebih sering saya sapa dengan mas Arif menata pakaian dan
peralatannya ke dalam tas dan ransel yang akan ia bawa pulang. Sepanjang jalan
saya melakukan “pendekatan” kepada anak-anak dusun Tatibajo dengan mengajak
mereka menyanyikan lagu-lagu ceria.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Lagu yang pertama adalah lagu “Bermain
Lingkaran”, yang liriknya,</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<i>Ayo kawan kita bermain
lingkaran,<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<i>Mencari binatang yang
ada di hutan,<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<i>Binatang apakah itu?
binatang apakah itu?<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<i>Itu ular namanya<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<i>Beginilah jalannya</i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<i>Beginilah jalannya<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<i>Beginilah jalannya<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
(sembari kedua tangan dirapatkan dan menirukan cara ular
melata ke kanan ke kiri)</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Sepanjang jalan aku meminta mereka
mengganti kata ular dengan kata yang lain, namun ternyata memang mereka masih
harus dibimbing untuk mencari contoh binatang yang akan ditirukan geraknya pada
lagu ini. Sesampai di pinggir kami masih harus berjalan ke rumah bu Haji, kakak
pertama dari ayah angkat kami yang rumahnya tak jauh dari tempat kami turun di
pinggir. Sekitar lima belas menit kami berjalan sebelum akhirnya sampai ke
rumah bu Haji. Sesampai di sana sudah ada guru-guru SDN Inp 27 Tatibajo yang
menanti untuk memberikan salam perpisahan. Namun tak lama kemudian Mas Arif
masih harus bertemu dengan Mbak Vivi, pengajar muda penempatan dusun Rura yang
letaknya tak jauh dari tempat kami jika ditempuh dengan sepeda motor. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Aku pun memutuskan untuk ikut bersama Mas
Arif ke Tabojo, sebuah warung di dekat pertigaan jalan menuju dusun Rura. Cepat
saja sampai kami sampai ke Tabojo. Tangis dan air mata sudah membanjiri mata
warga Rura karena harus melepas Mbak Vivi, guru anak-anak mereka dan keluarga
mereka selama satu tahun terakhir. Begitu pula ketika kami datang, beberapa
rekan meminta berfoto bersama Mas Arif dengan harapan mereka tidak saling lupa
satu sama lain setelah perpisahan yang terjadi hari ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Akhirnya kami pun kembali ke rumah Bu
Haji. Episode yang sama terjadi ketika kami bersiap membawa barang-barang masuk
ke dalam <i>pete-pete</i> (sebutan untuk angkutan
umum di Majene), tangisan anak-anak Tatibajo pun “meledak” dan rencanaku dengan
anak-anak untuk menyanyikan lagu perpisahan bagi Mas Arif gagal sudah. Bahkan
terjadi lebih dari yang kami bayangkan, ibu angkat kami pingsan di teras rumah
Bu Haji. Kami pun harus menunda keberangkatan sejenak dan Mas Arif membawa ibu
ke dalam rumah Bu Haji. Sapaan dan goyangan tangan mas Arif berusaha
membangunkan ibu dari ketidaksadaraannya. Warga sibuk ikut ingin melihat, “Tolong
mundur sedikit! Mundur sedikit! Beri ruang udara!” seruku yang hanya bisa
memperingatkan warga untuk memberikan ruang bagi ibu agar terdapat udara segar
yang cukup di sana.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Ibu pun akhirnya terbangun, terlihat Mas
Arif memberikan pengertian kepada Ibu agar dapat menenangkan Ibu yang sedang
terkulai lemas karena anaknya akan pergi ke pulau seberang. Sang pengajar muda ini pun berhasil
meyakinkan Ibu. Mas Arif pun naik ke <i>pete-pete</i>
dan lembaran perjuangan tentang pejuang yang baru pun akan segera dimulai.
Optimisme yang kugenggam dari Pengajar Muda sebelumnya menjadi pasak bagi tiang
perjalanan hidupku di dusun Tatibajo untuk mendidik anak-anak bangsa di dusun
ini menjadi pemimpin masa depan. Diantara mereka terdapat potensi yang aku
yakini akan membawa dusun ini kelak menjadi tempat yang lebih nyaman bagi
warganya. <br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Kini giliranku yang membantu mendidik dan menyadari mutiara-mutiara bangsa bahwa mereka punya peluang untuk bersinar dan menerangi sekitar mereka. Kini giliranku yang belajar dari kehidupan masyarakat melalui kehidupan akar rumput. Ada satu doa yang kupanjatkan kepada Sang Pemilik milyaran galaksi di alam semesta ini, yakni memohon aku bisa mendapatkan kekuatan dan petunjuk dari-Nya agar dapat memberikan yang terbaik dan belajar dari kehidupanku selama empat belas bulan ke depan. Sungguh aku yakin, fase hidupku kali ini merupakan salah satu fase yang memiliki banyak hikmah dan pelajaran hidup bagiku.
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-OFcMbR2mIVg/URBifhwWbCI/AAAAAAAAAZM/K2YKw01wjSA/s1600/ThePreviousGuyLeft+-+small.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-OFcMbR2mIVg/URBifhwWbCI/AAAAAAAAAZM/K2YKw01wjSA/s320/ThePreviousGuyLeft+-+small.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Iringan warga dusun yang mengantar Mas Arif ke pinggir.</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<i><span style="font-size: x-small;">Cerita ini juga bisa dibaca di <a href="https://indonesiamengajar.org/cerita-pm/muhamad-fajar-2/pergantian-pejuang">Website Indonesia Mengajar</a></span></i></div>
</div>
Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-5218030815868007442013-01-03T10:07:00.003+07:002013-01-03T10:11:36.627+07:00Malam Pertama<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span class="dropCap">D</span>usun Tatibajo telah menerima pengajar
muda yang ketiga sejak 5 November 2010. Sudah dua kali terhitung pengajar muda
lama membonceng pengajar muda baru menggunakan sepeda motor di tengah hujan. 5
November 2012 kali ini pun hujan deras mengguyur daerah pegunungan Tatibajo dan
memicu adanya tiga air terjun sepanjang perjalanan menuju dusun. Ketiga air
terjun tersebut seakan sengaja menyapa kedatangan pengajar muda baru di dusun
ini. Perjalanan licin diwarnai dengan beberapa kali ban motor terperosok lumpur
dan mesin motor mati menjadi jamuan pertama dalam menempuh “karpet merah” yang
terbuat dari tanah, batu dan jurang rawan longsor menuju dusun.</div>
<div class="fullpost">
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Hatiku cukup terperangah baru kali ini
aku naik motor dengan medan semenantang ini. Aku diantar oleh pemuda
menggunakan motor bebek buatan Jepang berwarna biru. Dia setiap minggunya
sepanjang masa penempatan melewati jalan ini untuk berkordinasi,
bersilaturahmi, dan memenuhi beberapa kebutuhannya di daerah pinggir (sebutan
untuk Jalan Raya Poros, tempat pemukiman mayoritas guru di Kabupaten Majene).
Dia adalah pengajar muda angkatan tiga atau pengajar muda kedua yang di
tempatkan di dusun Tatibajo. Angkatan ganjil pada Indonesia Mengajar akan
menggantikan angkatan ganjil yang sebelumnya berada di daerah penempatan.</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Sesampainya di dusun, hari sudah gelap,
sudah masuk waktu sholat Maghrib, kami pun masuk ke dalam rumah untuk mengambil
wudu dan melaksanakan sholat Maghrib di mushola dusun. Aku pun bertanya kepada
mas Arif (pengajar muda sebelumnya), “Mas kita ambil <i>wudhu</i> dimana?”,
“ikut saya” jawabnya. Kami pun masuk ke rumah tempat tinggal <i>host
family </i>(keluarga angkat) beliau yang juga menjadi keluarga angkatku di
penempatan. Rumah ini memiliki sebuah “ruangan serba guna” tak berpintu yang
berdinding kayu, beratapkan dedaunan besar. Di situ terdapat air yang ditampung
dalam ember dan wadah bekas cat, air itulah yang kami ciduk menggunakan mangkuk
untuk <i>kobokan</i> dan menjadi air <i>wudhu </i>kami.</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Keadaan serba darurat seperti celana basah
terkena genangan air hujan tidak menjadi alasan kami untuk tidak melaksanakan
ibadah sebagai tanda syukur kami kepada Sang Esa atas segala nikmat yang Dia
berikan termasuk selamatnya kami sampai ke dusun. Kami pun melaksanakan <i>sholat </i>Maghrib.
Seusai sholat kami kembali ke rumah, terdengar obrolan bisik-bisik dan
pandangan mata penasaran ke arahku dari seluruh warga yang berkumpul di rumah.
Sepertinya seluruh warga benar-benar penasaran ingin berkenalan dengan seorang
yang baru datang dari pulau seberang ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Masyarakat
Tatibajo sangat menghormati tamu, mereka bersalaman dengan tamunya sambil
bershalawat “<i>Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad</i>”. Aku pun
menyalami dengan hormat beberapa Bapak-Bapak di sana yang menyambutku di dalam
rumah. Masyarakat berkerumun di dalam ruang rumah pada saat itu. Mas Arif pun
mengenalkanku kepada masyarakat Tatibajo, “<i>Assalamu’alaikum Warrohmatullahi
Wabarokatuh</i>”, “<i>Wa’alaikumsalam warrahmatullahita’ala wabarokatuh</i>”
jawab warga serentak. “Hari ini telah datang adik saya yang bernama Muhamad
Fajar dari Jawa yang akan menggantikan saya. Beliau ini berasal dari Jawa
Barat, berbeda propinsi dengan saya yang berasal dari Jawa Tengah. Saya minta
seluruh warga untuk menjaga adik saya ini selama di sini, karena bagaimanapun
juga adik saya ini telah menjadi tanggung jawab kita semua di sini.“ Singkat
beliau menjelaskan tentang saya sembari mempersaudarakan saya dengan dirinya di
depan masyarakat Tatibajo.</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Setelah menuturkan berbagai harapan dan
permohonan bantuan kepada masyarakat akhirnya mas Arif memberikan saya
kesempatan untuk berbicara. “<i>Assalamu’alaikum
Warrohmatullahi Wabarokatuh</i>” salamku, “<i>Wa’alaikumsalam
warrahmatullahita’ala wabarokatuh</i>” jawab warga serentak lagi. “Seperti yang
telah dikatakan oleh Pak Arif, nama saya Muhamad Fajar, dipanggil Fajar, <i>insya Allah </i>saya akan berada di sini
selama empat belas bulan, lebih dua bulan dari lamanya Pak Arif tinggal.
Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih karena Bapak dan Ibu sekalian
telah menerima saya di sini. Saya juga mohon bantuan dan kerja sama dari
Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu agar kita dapat bekerja sama mendidik anak-anak
Tatibajo. Saya tentunya di sini tidak hanya akan mengajar tetapi juga akan
banyak belajar dari Bapak dan Ibu sekalian tanpa terkecuali juga dengan
anak-anak Tatibajo. Singkat saja dari saya, saya kembalikan ke Pak Arif. <i>Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi
Wabarokatuh</i>”, begitulah penjelasan singkatku di awal perkenalan dengan
warga.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Tak bisa dibohongi bahwa tubuhku terasa
lelah karena perjalanan yang cukup panjang. Perjalanan tersebut dimulai dari mendarat
di Bandar Udara di Makassar disambung dengan perjalanan 8 jam menuju Majene. Setelah
menjalani rapat transisi dengan pengajar muda sebelumnya di sana selama dua
hari dua malam dan acara sambut lepas di kantor Bupati langsung disambung dua
setengah jam perjalanan menuju jalan masuk ke dusun. Terakhir dengan motor
bebek menjalani setengah jam <i>semi-offroad
</i>menuju dusun. Rangkaian perjalanan itu pun membuat lelah tubuh ini. Mas
Arif pun dapat melihat hal ini dan mempamitkan diri kami kepada masyarakat
serta memintaku untuk istirahat di tempat tidur sementara beliau sibuk
menuliskan surat perpisahan untuk murid-muridnya.</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Malam
pertama pun menjadi malam yang begitu berkesan. Pembicaraan warga dengan bahasa
daerah Mandar gunung memang tidak kumengerti, tetapi terbaca keramahan mereka
dari senyum yang mereka lemparkan kepadaku. Ada satu semangat baru di sini,
semangat yang begitu sederhana kembali hadir di hatiku walau badan terasa
sangat lelah. Semangat untuk memberikan kebermanfaatan. Semoga empat belas
bulan ke depan diri ini bisa memberikan amal terbaik untuk murid-muridku dan
untuk masyarakat dusun Tatibajo.</div>
<br />
Cerita juga bisa dibaca di: <a href="https://indonesiamengajar.org/cerita-pm/muhamad-fajar-2/malam-pertama">Blog Pengajar Muda</a></div>
</div>
Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-84575207666844733572012-11-03T08:21:00.000+07:002012-12-21T08:47:19.936+07:00Balada Kepergian Para Perantau<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span class="dropCap">S</span>etengah tertidur pada pukul 01:00 WIB, para Pengajar Muda memaksa
kelopak mata mereka terbuka agar mereka dapat membawa barang-barang mereka dari
kamar hotel ke mobil pengangkut barang. Sinar bulan menyinari tas <i>carrier </i>dan koper yang mereka isi
sepadat mungkin dengan pakaian dan peralatan untuk bekal kehidupan selama di
penempatan 14 bulan ke depan. Sekitar jam 02:00 WIB kami, para pengajar muda
berangkat dari Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Fatmawati menuju Bandara
Soekarno-Hatta. Bus yang akan mengantarkan kami telah menunggu sejak malam
sebelumnya. Deru mesin kendaraan besar ini menjadi saksi bagi kami ketika
meninggalkan tanah Jakarta menuju daerah penempatan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="fullpost">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Selama perjalanan sekitar 2 jam kawan-kawan pengajar muda akhirnya
kalah oleh gravitasi lelah dan tertidur di dalam bus. Mereka begadang untuk
memaksimalkan persiapan, menyalin data-data video, lagu, dan bahan ajar untuk
bekal satu tahun dua bulan ke depan sehingga wajar saja mereka tertidur. Pada
dasarnya saya sempat tidur sekitar satu jam lebih, namun tak cukup bagi mata saya
yang akhrinya juga terlelap saat perjalanan menuju pangkalan burung besi. Tak
lama setelah itu, cahaya lampu melewati retina, mengantarkan diri dari alam
bawah sadar ke dunia nyata. Terlihat kesibukan orang-orang di bandara dari
jendela bus. Kami pun turun dan dengan segera menurunkan barang. Tanpa banyak
tanya setiap tim penempatan langsung mendelegasikan dua atau tiga anggotanya
untuk mengambil <i>trolly </i>pengangkut
barang.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Kami pun mengangakat barang yang akan dimasukan ke bagasi pesawat ke
atas <i>trolly </i>sebagian barang yang kami
niatkan dibawa di <i>kabin </i>pesawat kami
titipkan kepada orang tua salah seorang Pengajar Muda (PM) dan<i> </i>kami, delapan orang PM penempatan
Kabupaten Majene mulai menyambung antrian bagasi pesawat untuk menimbang barang
bawaan kami. Selepas menimbang barang barulah kami kembali ke depan terminal A1
untuk melaksanakan upacara pelepasan. Pada saat upacara pelepasan Pak Anies
memberikan wejangan terakhir sebelum kami berangkat. Satu persatu tim PM pun <i>boarding </i>ke pesawat masing-masing. Kami
tim Majene mendapatkan giliran <i>boarding </i>sekitar
jam 5:10 WIB, 30 menit setelah upacara dimulai. Dua puluh menit kemudian
upacara pun selesai, kami para PM bersalam-salaman dan melepas saudara-saudara
seperjuangan dengan peluk erat ataupun salam sahabat dengan sambil memberikan
pesan terakhir sebelum keberangkatan.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Waktu <i>boarding </i>pun tiba,
kami mengambil barang di atas <i>trolly </i>yang
tadi sudah dijaga oleh orang tua kawan kami dan disambung jaga oleh panitia.
Kami pun berlari karena waktu menunjukan tepat 5:10 WIB. Banyak perbekalan
“tiba-tiba”yang diberikan oleh keluarga kawan-kawan saya, salah satunya bantal
untuk PM yang bernama Mega Tala dari saudaranya dan sekantung minuman ringan
untuk PM yang bernama Yustika. Minuman ringan ini dianggap memberatkan bagasi
dan beliau sengaja tinggalkan di <i>trolly</i>,
tetapi tiba-tiba saja seorang pegawai kerja praktek kantor Indonesia Mengajar
mengejar kami sembari teriak “Mbak! Mbak! Barangnya ada yang ketinggalan!”,
barang itu adalah minuman yang sengaja kami tinggal. Akhirnya minuman itu pun
kami bawa.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Kami pun lekas ke <i>boarding room</i>,
sesaat setelah sampai ternyata maskapai penerbangan mengumumkan bahwa pesawat
yang kami tumpangi dipersilahkan untuk diisi segera. Kami pun setengah berlari
langsung mengantri ke sebuah pintu keluar menuju lapangan penerbangan dan
menaiki pesawat. Kami pun mencari kursi masing-masing, meletakan barang bawaan
di lemari atas kabin pesawat lalu duduk manis menunggu pesawat <i>take off</i>. <br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Terbesit perasaan yang aneh bin ajaib, kami akhirnya berangkat ke penempatan, menuju petualangan baru untuk berbagi ilmu kami yang tidak banyak dan belajar banyak dari penduduk setempat kelak. Resah, khawatir, senang, dan penasaran bersatu menjadi satu emosi yang tak tergambarkan. Detak jantung sesekali menjadi cepat karena memikirkan hal ini. Dua puluh menit setelah kami duduk di kursi penumpang, pilot pun mengumumkan bahwa pesawat akan <i>take off</i>. Kami pun terbang bersama semangat optimis kami melanjutkan perjuangan para PM angkatan sebelumnya di penempatan untuk melunasi janji kemerdekaan, mencerdaskan kehidupan bangsa.
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-H3c7n33o6Cg/UNO4W3X4fDI/AAAAAAAAAY0/dgFIFOQondg/s1600/100_0723.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="http://2.bp.blogspot.com/-H3c7n33o6Cg/UNO4W3X4fDI/AAAAAAAAAY0/dgFIFOQondg/s320/100_0723.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Saudara sepenempatan (PM Tim Majene): <a href="https://indonesiamengajar.org/pengajar-muda/ria-natalia/">Ibu Ria</a>, Sarjana Farmasi ITB dan <a href="https://indonesiamengajar.org/pengajar-muda/yustika-arifa/">Ibu Tika</a>, penyiar terkenal di Jogja</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-mPA0papocMQ/UNO4L6bp4vI/AAAAAAAAAYs/Xaf8h8YrGfc/s1600/100_0720.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="http://2.bp.blogspot.com/-mPA0papocMQ/UNO4L6bp4vI/AAAAAAAAAYs/Xaf8h8YrGfc/s320/100_0720.JPG" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Saudara sepenempatan (PM Tim Majene): <a href="https://indonesiamengajar.org/pengajar-muda/m-saleh/">Pak Nurul,</a> penulis asal Jogja, <a href="https://indonesiamengajar.org/pengajar-muda/mega-harimukthi/">Bu Tala</a> Psikolog dari Undip, Pak Vino anak IT dari Malaysia , <a href="https://indonesiamengajar.org/pengajar-muda/awaludin-aryanto/">Pak Didin</a> tukang <i>touring </i>dari <i>UNS, </i><a href="https://indonesiamengajar.org/pengajar-muda/lukvi-raharasi-2/">Bu Lukvi</a> Pecinta Alam dari UGM</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Sabtu, 3 November 2012<br />
Pengajar Muda V<br />
Penempatan Dusun Tatibajo<br />
Muhamad Fajar</div>
</div>
Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-32275344642186138212012-09-23T11:36:00.001+07:002012-09-23T20:20:41.087+07:00Kata Pengajar Muda<div style="text-align: center;">
Pedalaman</div>
<div style="text-align: center;">
<i>Role Model</i> </div>
<div style="text-align: center;">
Mistis</div>
<div style="text-align: center;">
Fasilitator</div>
<div style="text-align: center;">
Akrab dengan Masyarakat</div>
<div style="text-align: center;">
Mengajar</div>
<div style="text-align: center;">
Ramah</div>
<div style="text-align: center;">
Bermain</div>
<div style="text-align: center;">
Anak-anak</div>
<div style="text-align: center;">
Menyenangkan</div>
<div style="text-align: center;">
Memori Jangka Panjang</div>
<div style="text-align: center;">
Pengalaman</div>
<div style="text-align: center;">
Hutan</div>
<div style="text-align: center;">
Bertahan Hidup</div>
<div style="text-align: center;">
Kedinginan</div>
<div style="text-align: center;">
Kepanasan</div>
<div style="text-align: center;">
Berjuang</div>
<div style="text-align: center;">
Rantau</div>
<div style="text-align: center;">
Jauh</div>
<div style="text-align: center;">
Lelah</div>
<div style="text-align: center;">
Istiqomah</div>
<div style="text-align: center;">
Ramah</div>
<div style="text-align: center;">
Olahraga</div>
<div style="text-align: center;">
Segar</div>
<div style="text-align: center;">
<i>Multiple Intelligence</i></div>
<div style="text-align: center;">
Manajemen Berbasis Sekolah</div>
<div style="text-align: center;">
Dana BOS </div>
<div style="text-align: center;">
Sholat </div>
<div style="text-align: center;">
Kawan Baru</div>
<div style="text-align: center;">
Bercanda </div>
<div style="text-align: center;">
Indonesia </div>
<br />
Kira-kira inilah sederetan kata yang bisa menggambarkan keadaan dua minggu terakhir. Benar-benar hidup yang sangat berbeda dengan kehidupan saya beberapa hari yang lalu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-_P-UUzwkuZg/UF6RwnLHj6I/AAAAAAAAAYI/duU-6ncwqCI/s1600/PM+V.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="201" src="http://4.bp.blogspot.com/-_P-UUzwkuZg/UF6RwnLHj6I/AAAAAAAAAYI/duU-6ncwqCI/s400/PM+V.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
"<i>La Yukallifullahu Nafsan Illa Wus'aha</i>" </div>
<div style="text-align: center;">
Takkan dibebani seseorang dengan beban yang lebih dari kemampuannya </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="fullpost">
</div>
Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-62463732736831375692012-08-26T22:32:00.001+07:002012-08-26T22:32:59.129+07:00Kehidupan Lab<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-LFi2pWnnRgg/UDMAtFwsukI/AAAAAAAAAXo/s7vqIUmIgVE/s1600/1231+Squad+2007.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="376.6" src="http://3.bp.blogspot.com/-LFi2pWnnRgg/UDMAtFwsukI/AAAAAAAAAXo/s7vqIUmIgVE/s640/1231+Squad+2007.png" width="448" /></a></div>
<span class="dropCap"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="dropCap">T</span>ulisan kali ini saya dedikasikan untuk kawan-kawan Fasilkom 2007 yang pernah bertandang dan bekerja sama di sebuah lab di Fasilkom UI, lab yang ketika itu bernomor 1231. Ini tentang mereka yang nekat masuk ke lab dengan jam kerja dan muatan kerja berlebih. Jika tertarik membaca silahkan klik "<i>read more</i>" di bawah ini.</div>
<br />
<div class="fullpost">
<div style="text-align: justify;">
Jika saya tidak salah ingat, setidaknya ada 13 orang mahasiswa yang mengerjakan Tugas Akhir di bawah bimbingan <a href="http://www.cs.ui.ac.id/staf/wisnuj/wjabout-id.htm">Dr. Eng. Wisnu Jatmiko</a> (termasuk saya). Walaupun masa pengerjaan TA kami tidak seluruhnya berbarengan, saya memiliki kesan berupa testimoni kepada 12 karakter lainnya. Saya berharap dengan menuliskannya, ada sifat-sifat positif di dalamnya yang terpelihara, berkembang lebih baik lagi dan juga menular pada penulisnya (<i>ngarep</i>). Berikut testimoni dari saya pribadi tentang keduabelas orang tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Prayoga Dahirsa</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Yoga paling jago main catur di angkatan 2007, tidak ada yang meragukan kemampuan analisisnya dalam bermain catur. Rajin ke Masjid. Salah satu dari pendiri <i>genk </i>"masjid - lab 1109" (segerombolan mahasiswa yang suka nongkrong di lab 1109 dan selalu ke masjid untuk sholat berjamaah di awal waktu). Paling gampang untuk nyambung masalah candaan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Abdullah Hafidh</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Lulusan SMAN 28 Jakarta yang satu ini adalah pemilik IPK tertinggi ketiga di Fasilkom UI pada wisuda semester genap tahun 2011. Kecerdasan dan kemampuan <i>code</i> dan memecahkan masalah dari seorang Abdullah Hafidh tidak diragukan lagi. Bermain ketika orang belajar, belajar ketika orang bermain adalah ciri khasnya. Itulah yang membuat banyak mahasiswa lain di sekitarnya terjebak ikutan main ketika saatnya belajar dan tidak belajar seperti Hafidh pada saatnya bermain.<br />
<br />
<b>Wahyu Tri Anggoro</b><br />
Saudara seperjuangan saya dari sebelum mulai kuliah sampai wisuda. Kawan satu SMA yang termasuk memiliki nilai-nilai kuliah yang stabil dan unggul pada aspek-aspek yang tidak diduga-duga pada saat kuliah. Penerima beasiswa beberapa kali selama kuliah. Orang yang paling kalem menghadapi berbagai macam hal baik maupun buruk. Termasuk dalam <i>genk</i> "masjid - lab 1109".<br />
<br />
<b>Aji Roland</b><br />
Aji punya profesi sampingan sebagai <i>translator </i>beberapa episode salah satu serial pahlawan bertopeng Jepang (<i>Kamen Rider</i>). Beliau paling fasih berbahasa Jepang diantara orang-orang yang bisa bahasa Jepang di lab 1231. Selalu punya solusi dan gagasan inovatif ketika menemukan masalah dalam proses penelitian di lab. Teman diskusi yang asyik. Anak seorang almarhum dokter RSCM, tak heran kepintaran ayahnya bersemayam pula dalam kromosom Aji.<br />
<br />
<b>Ruliyantyo SR.</b><br />
Orang Jambi yang sulit dideskripsikan. Paling taat dan tidak banyak meminta dalam menjalankan tugas. Punya banyak koleksi <i>download</i>-an yang akan terus bertambah. Sepertinya pemecah rekor anggota lab yang paling ringan berat badannya karena faktor genetik. Sebagai sesama pemilik ilmu meringankan tubuh semoga saya dan Ruli sama-sama bisa menaikan berat badan secara stabil dan seimbang (tidak hanya di perut).<br />
<br />
<b>M. Iqbal Tawakal</b><br />
Iqbal adalah asisten peneliti yang paling tinggi <i>score </i>IELTS dan TOEFL nya di lab dan juga dibekali dengan kemampuan berbahasa Jepang yang cukup. Selalu fokus dalam memecahkan satu masalah. <i>Code </i>hasil karya Iqbal termasuk rapih dan tak diragukan kebenarannya. Rumahnya yang jauh berada di Bekasi tidak membuat Iqbal malas-malasan dalam hal bekerja di lab. Iqbal adalah orang yang paling <i>easy going</i>. Iqbal termasuk pula dalam anggota <i>genk </i>"masjid - lab 1109". Mendalam ketika mengkaji sesuatu, sederhana, dan bersahaja adalah ciri khas yang tidak bisa hilang dari diri Iqbal. Iqbal termasuk dalam anggota <i>Power Ranger</i> 1231 (sebutan saya untuk lima asisten riset yang bertahan hidup di lab > 6 bulan paska kelulusan di kampus).<br />
<br />
<b>Fauzi</b><br />
<i>Uda </i>yang satu ini paling kuat dan cepat dalam memahami berbagai <i>paper</i> di bidang ilmu komputer. Paling kuat begadang. Tidak berhenti bekerja sebelum pekerjaan selesai. Dalam kalimat sederhana, Fauzi itu <i>talk less do more.</i><br />
<i><br /></i>
<b>Sony Wirawan</b><br />
Rekan yang satu ini adalah komikus bersahaja dan sederhana. Saya jarang berkoordinasi dengan beliau, mungkin karena orangnya agak <i>introvert.</i> Sony menurut saya adalah salah satu pribadi soleh di Fasilkom. Dalam sudut pandang saya, saudara saya yang satu ini benar-benar mengutamakan <i>passion</i> dalam bekerja. Topik yang diambilnya ketika TA adalah simulasi robot pemain sepak bola, topik yang terbilang sulit. Namun tetap diambil karena sesuai dengan <i>passion</i>-nya, yakni menikmati pertandingan sepak bola. Sony bisa ditemukan di kaskus sebagai salah satu pemilik lapak dagangan di FJB.<br />
<br />
<b>Enrico Budianto</b><br />
Klo saudara seiman yang satu ini testimoninya sudah saya tulis di <a href="http://akatsukihariini.blogspot.com/2012/02/saya-bukan.html">sini</a>. Setahu saya cita-citanya saat ini adalah menjadi profesor di Standford. Sekarang lagi menjalankan studi S3 nya di <a href="http://www.nus.edu.sg/">NUS</a>, <i>gak pake</i> S2 langsung S3 <i>gan</i>. Mantaplah pokoknya.<br />
<br />
<b>Big Zaman</b><br />
Tak ada kata yang bisa menggambarkan dengan baik kebaikan seorang Big Zaman. Big ini pribadi yang paling bertanggung jawab, mungkin karena memang Big punya banyak amanah makanya sifat ini yang paling terlihat dari beliau. Hidup dalam kesederhanaan justru menempa Big lebih matang ketimbang penghuni lab yang lainnya. Mantan manajer PPSDMS ini selalu punya nasihat yang pas di hati jika diminta. Anggota dari <i>Power Ranger </i>1231 yang satu ini juga <i>sparing partner </i>yang tepat dalam hal perbaikan diri dan dalam hal memenuhi targetan-targetan ibadah. Mapres kedua Fasilkom tahun 2010 ini sangat santun dalam bertutur dan bertindak. <i>Ah!</i> rasanya aneh jika ada pribadi yang tidak suka dengan seorang Big Zaman. Kekurangan Big cuma satu, kurang pendamping hidup :D<br />
<br />
<b>Faris Al Afif</b><br />
Muda, detail, dan visioner. Mungkin ini tiga kata yang menggambarkan Faris saat ini. Almamater SMAN 1 Bogor yang satu ini selalu memperhatikan hal detail dalam bekerja. Tak heran detail dan cerdasnya beliau dalam menyampaikan informasi, data, dan argumentasi mengantarkannya menjadi Mapres Fasilkom tahun 2011. Tidak seperti kami yang baru-baru, Faris aktif di lab 1231 sudah sejak lama. Ketua Tim Robotik UI periode 2011 ini sedang menunggu pengumuman beasiswa, tetapi juga sudah diterima kerja di sebuah perusahaan yang <i>oke punya</i>. Kita doakan saja yang terbaik buatnya.<br />
<br />
<b>M. Sakti Alvissalim</b><br />
"<i>The Lab Savior</i>" inilah gelar yang saya berikan kepada seorang saudara seiman yang satu ini. Mantan ketua Rohis SMAN 2 Ngawi ini mendadak gaul terutama dalam hal penampilan semenjak kepulangannya dari pertukaran pelajar <a href="http://www.nagoya-u.ac.jp/en/">Nagoya University</a>, Jepang, tetapi hal ini tidak mengurangi keistiqomahannya dalam taat kepada Ilahi. Alvis sebagai anggota lab juga termasuk dalam jajaran sesepuh di lab 1231. Telah berada di lab semenjak tahun kedua kuliah, sejak lab masih berada di ruang 3310. Alvis sebagai <i>Power Ranger </i>1231 paling banyak melakukan aksi penyelamatan di bidang penelitian. Penyelamatan yang saya maksud adalah pencarian solusi dan pemecahan masalah terhadap berbagai tantangan penelitian yang ada di lab. Detail, <i>well-planned</i>, pantang menyerah, <i>workholic</i>, optimis dan bertanggung jawab adalah sifat-sifat yang selalu terlihat dari dalam diri Alvis dalam mengerjakan berbagai hal di lab. Problem Alvis kurang lebih sama seperti Big. Spesifikasinya dalam menjadi jodoh termasuk tinggi menurut saya. Mungkin ini salah satu sebab agar kita mendoakan Alvis dimudahkan dalam mencari pendamping hidup. Terutama untuk mendampingi selama melanjutkan studi S2 di <a href="http://www.titech.ac.jp/english/">Tokyo Institute of Technology</a>.<br />
<br />
Sekian testimoni dari saya. Mungkin ada yang testimoninya pendek, karena memang saya belum tahu banyak tentang beliau-beliau walau sudah lebih dari sekali kami menginap bersama di lab karena tuntutan kerjaan ataupun untuk menyelesaikan skripsi/tugas akhir. Akhir kata mohon maaf jika ada kata yang tak berkenan. Tiada sempurna pribadi ini apalagi tulisannya. Semoga Allah mempertemukan kita kembali kelak dengan keadaan yang lebih baik dan kerja sama yang lebih bermanfaat untuk sebanyak-banyaknya orang di Bumi ini.<br />
<br />
Mantan kawan seperjuangan di Lab 1231.<br />
<br />
<br />
<br />
Muhamad Fajar.</div>
</div>
Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-55026830078454307832012-07-19T21:47:00.001+07:002012-07-19T21:59:27.181+07:00Pengajian<div style="text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-cJhxLcfFmR0/UAgdvj7VooI/AAAAAAAAAVc/kcUcCuWW46s/s1600/1466384661_ac00b28e37_z.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://1.bp.blogspot.com/-cJhxLcfFmR0/UAgdvj7VooI/AAAAAAAAAVc/kcUcCuWW46s/s400/1466384661_ac00b28e37_z.jpg" width="300" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Sekelompok muda</div>
<div style="text-align: center;">
Dengan itikad baik</div>
<div style="text-align: center;">
Dan usaha untuk menjadi baik</div>
<div style="text-align: center;">
Dulunya ramai</div>
<div style="text-align: center;">
Sekarang sepi</div>
<div style="text-align: center;">
Ada apa gerangan?</div>
<div style="text-align: center;">
Banyak hal terjadi</div>
<div style="text-align: center;">
Mudah-mudahan hanya gejala musiman</div>
<div style="text-align: center;">
Karena khawatir lain kali</div>
<div style="text-align: center;">
Pribadi ini yang membuatnya sepi</div>
<div style="text-align: center;">
Sunyi</div>
<div style="text-align: center;">
...</div>
<div style="text-align: center;">
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: center;">
Sekarang tak ada waktu untuk bertanya</div>
<div style="text-align: center;">
Menjaga diri, menjaga hati</div>
<div style="text-align: center;">
Agar setidak ada yang bisa kita pertahankan untuk tetap baik</div>
<div style="text-align: center;">
Dan ada yang bisa kita pertahankan untuk tetap membaik</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Kuatkan Ya Allah</div>
<div style="text-align: center;">
Kuatkan untuk semua</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
Tunjukan Ya Allah</div>
<div style="text-align: center;">
Tunjukan<span style="background-color: white;"> </span><span style="background-color: white;">untuk semua</span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
Cenderungkan pada kebaikan Ya Allah</div>
<div style="text-align: center;">
Cenderungkan<span style="background-color: white;"> </span><span style="background-color: white;">untuk semua</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: white;">Agar berakhir dengan cerita yang terbaik dari yang terbaik</span></div>
<div style="text-align: center;">
Bagi seluruh orang-orang baik</div>
<div style="text-align: center;">
Di seluruh sisi dari bumi-Mu ini</div>
<br />Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-50582504609257329502012-04-10T20:32:00.000+07:002012-04-10T20:54:55.665+07:00Ikan, Laron dan Semut<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-CydxQ7IlIjQ/T4Q3vmGY3LI/AAAAAAAAATM/7Tb3SZdUjLA/s1600/Ikan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="237" src="http://1.bp.blogspot.com/-CydxQ7IlIjQ/T4Q3vmGY3LI/AAAAAAAAATM/7Tb3SZdUjLA/s320/Ikan.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Sumber gambar : <a href="http://www.flickr.com/photos/cameliatwu/4016061484/sizes/l/in/photostream/">flickr.com</a></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="dropCap"><br /></span></div>
<span class="dropCap">K</span>ali ini saya akan menulis sebuah lirik lagu nasyid yang inspiratif. Judulnya "Ikan, Laron dan Semut" ciptaan grup Nasyid "Fatih". Pemenang Festival Nasyid Indonesia tahun 2005 <i>klo gak</i> salah. </div>
<div class="fullpost">
Lagunya ada di <a href="http://www.4shared.com/mp3/1x2yQx15/file.html">sini</a>.<br />
<br />
Berikut liriknya:<br />
*)<br />
Aku senang, aku senang<br />
Tapi bingung, aku bingung<br />
Aku senang, aku senang<br />
Tapi heran, aku heran..<br />
<br />
Dan akupun bertanya..<br />
Pada semua ikan di kolam<br />
Tiadakah kau bosan, disitu...<br />
Dan diapun menjawab,tiada bosan<br />
Walau berada di tempat sekecil ini<br />
Karena ku di sini, setiap hari, bersama Tuhanku<br />
<br />
Dan akupun bertanya..<br />
Pada laron-laron berterbangan<br />
Kenapa kau hidup semalam...<br />
Dan Iapun menjawab,Tiada tersiap..<br />
Walau hanya semalam aku hidup di dunia<br />
Karna dalam semalam..<br />
aku hidup, Ku sebut Tuhanku...<br />
<i>back to</i> *)<br />
<br />
Dan akupun bertanya..<br />
Pada semut-semut di sarangnya..<br />
Tidakkah kau merasa lelah bekerja...<br />
Dan Dia pun menjawab, Tiada lelah..<br />
Walau sepanjang hidup aku terus bekerja,<br />
Karna setiap saat dalam bekerja, bersama Tuhanku..<br />
<br />
Dan ikanpun menjawab,tiada bosan<br />
Walau berada di tempat sekecil ini<br />
Karena ku di sini, setiap hari, bersama Tuhanku<br />
<br />
Dan laronpun menjawab,Tiada tersiap..<br />
Walau hanya semalam aku hidup di dunia<br />
Karna dalam semalam,aku hidup, Ku sebut Tuhanku...<br />
<br />
Dan semutpun menjawab, Tiada lelah..<br />
Walau sepanjang hidup aku terus bekerja,<br />
Karna setiap saat, dalam bekerja, bersama Tuhanku..<br />
<br />
Dan aku bertanya, pada jiwaku<br />
Sejauh apa...hidup tanpa Tuhanmu<br />
Dan aku bertanya, pada hatiku<br />
Sedalam (selama) apa...hidup tanpa Tuhanmu<br />
Dan aku bertanya, pada diriku<br />
Sekeras apa... kerja tanpa Tuhanmu (3x)<br />
<br />
(Ikan, Laron dan Semut –by: FATIH)<br />
<span style="font-size: x-small;">Sumber lirik : <a href="http://liriknasyid.com/index.php/lirik/detail/2898/fatih-ikan-laron-dan-semut.html">http://liriknasyid.com/index.php/lirik/detail/2898/fatih-ikan-laron-dan-semut.html</a></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br />
Tuhanmu di lagu ini tafsiran saya, Tuhan sang munsyid (penyanyi) juga, Allah SWT. Menggunakan kata "Tuhanmu" untuk menggambarkan kondisi bahwa sang munsyid sedang jauh dari Allah SWT. Begitulah setiap makhluk di alam semesta ini berdzikir kepada Allah SWT, hanya saja kita tidak mengerti bahasa yang mereka gunakan untuk berdzikir.</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
"<i>Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.</i>"</div>
<div style="text-align: center;">
(QS. Al Israa : 44)</div>
<br />
<br /></div>Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-51983685369248200262012-04-06T21:47:00.001+07:002012-04-06T21:51:46.895+07:00Momen Emas<div style="text-align: justify;">
<span class="dropCap">P</span>ostingan kali ini tidak terlalu penting. Hanya berisi sebuah video klip lagu Jepang yang liriknya sangat menggambarkan betapa <i>ngoyo</i>-nya orang jepang mencapai kemenangan atau cita-cita mereka bahkan pada detik-detik genting (<i>golden time</i>). Di bawah video terdapat lirik dan translasinya. Judulnya "Golden Time Lover". Silahkan didengar sambil dibaca translasinya. Semoga bisa kita ambil semangat pantang menyerah yang sebenarnya juga diajarkan Islam agar diri kita dan negeri kita bisa menjadi lebih baik. Apalagi motivasi seorang muslim adalah Allah SWT yang kekal. Semangat! :D</div>
<br />
<div class="fullpost">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/6Q1anDhjRoM?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<br />
Shuuchuu dekite nai na mada karada ga mayotte iru 'n da<br />
<i><b>I can't concentrate; my body is still hesitant.</b></i><br />
furuete ita 'n ja KONTOROORU shitatte bure 'n da<br />
<i><b>It was trembling, but the blurry thought comes- 'I controlled it'. </b></i><br />
taiyou mo tsuki mo nan mo kanzen ni kocchi muite inai ga<br />
<i><b>Nothing is facing my way- not the sun, nor the luck dictating 'victory' or 'defeat', but </b></i><br />
yaru shika nai 'n da iikikaseru you ni sou tsubuyaita<br />
<i><b>I muttered 'I've got to go for it' to persuade myself.</b></i><br />
<br />
Joukyou wa warui ga tada nigedasu 'n ja konjou nai na<br />
<i><b>The situation looks grim, but it's gutless to just run away.</b></i><br />
tenbou wa nai ga dokyou de KURIA suru shika nai ya<br />
<i><b>I can't see how things will end, but all I can do is courageously advance, </b></i><br />
shoudou wa osaeta mama TAAGETTO to no kankaku sagure <br />
<i><b>hold my instincts in check, and search the target for an opening. </b></i><br />
hitsuyou na mono wa katsu PURAIDO wo<br />
<i><b>The only thing you need is 'pride in victory'- </b></i><br />
ajiwau no wa shouri no bishu ka sore tomo haiboku no kujuu ka<br />
<i><b>whether we taste the high-grade sake of 'triumph' or the bitterness of 'defeat', </b></i><br />
sono subete wa futatsu ni hitotsu ayatsuritai unmei no ito<br />
<i><b>they're just two parts of the same thing: the thread of fate I wish to manipulate.</b></i><br />
<br />
<br />
Zekkou no GOORUDEN TAIMU kono te de tsukame<br />
<i><b>The perfect 'golden time'- I'll seize it with these hands;</b></i><br />
konshin no POOKAA FEISU kimete shikakeru yo<br />
<i><b>finish this by battling with a poker face that takes everything I've got. </b></i><br />
IRYUUJON no sekai e hikizuri konde<br />
<i><b>Dragged away to an illusory world.</b></i><br />
<br />
Saigen nai PURESSHAA GEEMU sururito nukete<br />
<i><b>Escaping from this endless pressure game </b></i><br />
eikou no BOODAA RAIN tobikoeru tame ni<br />
<i><b>so I can clear the borderline of glory. </b></i><br />
HAU MENII? dore kurai no daishou ga iru?<br />
<i><b>How many..? How many reparations must be made? </b></i><br />
tebanashitaku nai no wa dore?<br />
<i><b>What do you wish to avoid losing hold of?</b></i><br />
<br />
Ron yori shouko nan da<br />
<i><b>Evidence supersedes argument; </b></i><br />
you wa kekka wo dashita mono ga shousha da<br />
<i><b>the fact is that whoever gets results is the victor. </b></i><br />
chinmoku wa kin da toki ga sugireba bareru 'n da<br />
<i><b>You can't be reticent; if things take too long we'll be discovered. </b></i><br />
kankaku wo togisumashite shinchou ni nagare wo yomitore<br />
<i><b>Read between the lines of discretion with honed senses; </b></i><br />
genjou no shouritsu nan PAASENTO wo<br />
<i><b>what reduces our chance of winning right now </b></i><br />
<br />
kachiwareru no wa genjitsu no GEEMU SENSU<br />
<i><b>is a game sense based in reality.</b></i><br />
hisomu kageboushi wa akuma ka<br />
<i><b>Are the lurking, shadowy figures demons? </b></i><br />
otoko naraba isagi yoku chitte yaru kurai no kakugo de idome<br />
<i><b>If they're just men, resolve to bravely face the challenge of scattering them.</b></i><br />
<br />
<br />
Gyakkyou no KURAPPU YUA HANDO furui tatasete<br />
<i><b>Clapping your hands to make yourself cheer up in adversity,</b></i><br />
zanshin na FAITINGU SUTAIRU giri-giri wo semero<br />
<i><b>attack at the last second with a unique fighting style. </b></i><br />
ATENSHON abunai ze genkai koete<br />
<i><b>Attention! It's dangerous; go beyond your limits.</b></i><br />
<br />
Saikou no FEARII TEIRU rekishi ni kizame<br />
<i><b>Carve the greatest fairy tale into history </b></i><br />
Kanshou no shunkan wo misetsukeru tame ni<br />
<i><b>to display this moment of complete victory. </b></i><br />
AA YUU REDI? kugumotta mayoi nado sute<br />
<i><b>Are you ready? Clear your mind of indecision </b></i><br />
BABERU no kaidan wo agare<br />
<i><b>and climb the staircase of Babel</b></i>.<br />
<br />
Megami no you ni emi wo ukaberu<br />
<i><b>As you assume the smile of a goddess </b></i><br />
kimi no miryoku ni tori tsukarete<br />
<i><b>I'm subsumed by your charm. </b></i><br />
sasowareru mama ochite yuku<br />
<i><b>Lured in like this, I fall.</b></i><br />
<br />
Kokoro ni sumitsuita yokubou fukure agaru hatenaki yume<br />
<i><b>The boundless dream of desire in my heart swells up; </b></i><br />
dare mo boku wo tomerarenai<br />
<i><b>I won't be stopped by anyone</b></i>.<br />
<br />
Zekkou no GOORUDEN TAIMU kono te de tsukame<br />
<i><b>The perfect 'golden time'- I'll seize it with these hands;</b></i><br />
konshin no POOKAA FEISU kimete shikakeru yo<br />
<i><b>finish this by battling with a poker face that takes everything I've got. </b></i><br />
IRYUUJON no sekai e hikizuri konde<br />
<i><b>Dragged away to an illusory world.</b></i><br />
<br />
Saigen nai PURESSHAA GEEMU sururito nukete<br />
<i><b>Escaping from this endless pressure game </b></i><br />
eikou no BOODAA RAIN tobikoeru tame ni<br />
<i><b>so I can clear the borderline of glory. </b></i><br />
HAU MENII? dore kurai no daishou ga iru?<br />
<i><b>How many..? How many reparations must be made? </b></i><br />
<br />
Gyakkyou no KURAPPU YUA HANDO furui tatasete<br />
<i><b>Clapping your hands to make yourself cheer up in adversity,</b></i><br />
zanshin na FAITINGU SUTAIRU giri-giri wo semero<br />
<i><b>attack at the last second with a unique fighting style. </b></i><br />
ATENSHON abunai ze genkai koete<br />
<i><b>Attention! It's dangerous; go beyond your limits.</b></i><br />
<br />
Saikou no FEARII TEIRU rekishi ni kizame<br />
<i><b>Carve the greatest fairy tale into history </b></i><br />
kyougaku no daigyakuten karei ni kimeru yo<br />
<i><b>snatch victory from the jaws of defeat and finish it magnificently.</b></i><br />
DUU YUU NOU? unmei wa ubaitoru mono<br />
<i><b>Do you know? Fate is a plunderer.</b></i><br />
BABERU no choujou ni sasu hi no hikari wo abiro<br />
<i><b>Bathe in the glowing sunlight at Babel's summit.</b></i><br />
<br />
Transliterated by <a href="http://sakurafox512.animelyrics.com/">SakuraFox512 </a><br />
Translated by <a href="http://ashiyura.animelyrics.com/">Ashiyura </a></div>Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-17006669816519292462012-04-05T06:45:00.000+07:002012-04-05T06:47:05.445+07:00Takjub<div style="text-align: justify;">
Berikut puisi buatan mas <a href="http://salimafillah.com/">Salim A. Fillah</a> dalam bukunya yang berjudul "Dalam Dekapan Ukhuwah". Puisinya sangat men-"<i>jleb</i>" sekali.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="fullpost">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><i>"Aku takjub pada orang yang suka dipuji </i></span><br />
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><i>atas apa yang tak dilakukannya,</i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><i>Aku takjub pada orang yang suka dikagumi </i></span><br />
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><i>atas hal yang bukan miliknya,</i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><i>Aku takjub pada orang yang merasa benar </i></span><br />
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><i>dengan menyalahkan kawan,</i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><i>Aku takjub pada orang yang merasa mulia </i></span><br />
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><i>dengan menghinakan sesama,</i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><i>Dan semua itu kuringkas menjadi: </i></span><br />
<span style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><i>aku takjub pada diriku sendiri"</i></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-k15jLvwoEa0/T3zcxpXayKI/AAAAAAAAASs/qMM5ZKy_QcY/s1600/Takjub.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="http://4.bp.blogspot.com/-k15jLvwoEa0/T3zcxpXayKI/AAAAAAAAASs/qMM5ZKy_QcY/s320/Takjub.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Sumber gambar: <a href="http://www.flickr.com/photos/jkunz/3035195046/sizes/l/in/photostream/">flickr.com</a></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-40134602650005053252012-03-22T21:15:00.001+07:002012-03-24T10:21:32.251+07:00Maret April<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://farm4.staticflickr.com/3395/3341458282_023d43e680_b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="301" src="http://farm4.staticflickr.com/3395/3341458282_023d43e680_b.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background-color: #fefefe; text-align: left;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: 12px; line-height: 15px;">Sumber gambar : (<a href="http://www.flickr.com/photos/angel_ina/3341458282/">flickr.com</a>)</span></span></span> <span style="background-color: #fefefe; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15px; text-align: left;"><br /></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<i>"It was one of those March days when the sun shines hot and the wind blows cold: </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>when it is summer in the light, and winter in the shade."</i><br />
-Charles Dickens<br />
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="dropCap"><br /></span></div>
<span class="dropCap">S</span>ebenarnya pada dua bulan ini terdapat agenda-agenda krusial terkait dengan melanjutkan studi di luar negara Indonesia. Namun ada beberapa tantangan tambahan yang agaknya menghambat dan berusaha menghentikan rencana-rencana di dua bulan ini. Tantangan non teknis. Namun, (lagi-lagi namun) masih ada cerita-cerita lain baik di blog-blog manusia lain maupun cerita di lisan pada kehidupan orang lain yang ternyata tantangannya lebih berat dari yang saya hadapi.<br />
<br /></div>
<div class="fullpost">
<div style="text-align: justify;">
Beberapa hal non profit dunia (tapi insya Allah profit di akhirat) juga harus dikerjakan. Kira-kira dua minggu lagi pemuda dan remaja masjid dekat rumah akan mengadakan TPA (Taman Pendidikan Al-Quran). Kebetulan saya juga terlibat sebagai "mandor gabut", cuma datang pas rapat di <i>week end </i>minta tolong sana-sini trus di <i>week days</i> saya sibuk sendiri di lab. Cuma bisa bantu mikir dan bantu publikasi, itu juga belum maksimal. Nah, jika ada pemirsa (baca: pembaca) yang tertarik berkontribusi bilang ya.
<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak ide dan rencana baik yang ingin diwujudkan, tentu saja kita cuma bisa berusaha dan berdoa semoga keajaiban yang berbau keberhasilan terjadi. Hal yang terpenting jangan sampai kita berputus asa terhadap rahmat Allah SWT, karena ternyata hal itu (berputus asa) termasuk dosa besar lho (disejajarkan dengan dosa kufur)!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
"<i>Janganlah berputus asa atas rahmat Allah. Sungguh, tiada orang yang berputus asa atas rahmat Allah, kecuali orang yang kafir</i>".<br />
(QS : Yusuf : 87)</div>
</div>Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-9174354258301891682012-03-16T20:50:00.002+07:002012-03-16T20:51:06.257+07:00Book Note<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Very nice song. Doraemon the Movie 2006 original soundtrack. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
You'll find Doraemon on the last minuets. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/-EqnYPB52zw?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<br />
<div class="fullpost">
</div>Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-71302995089401046002012-02-24T00:09:00.000+07:002012-02-24T00:35:29.589+07:00Saya Bukan (2)<div style="text-align: justify;">
<span class="dropCap">L</span>agi lagi sebuah postingan yang merupakan respon postingan orang lain. Tokoh berikutnya tak perlu saya ceritakan siapa dia dengan spesifik. Cukup baca tulisan beliau yang satu <a href="http://topanbayu.wordpress.com/2012/01/31/mukena-untuk-ibu">ini</a>. <a href="http://topanbayu.wordpress.com/about/">Topan Bayu Kusuma</a>, Pak Ketua Salam UI periode 2011, Ketua Komisi Media dan Aspirasi - DPM Fasilkom 2010. Kalem, klo lagi panik <i>gak </i>keliatan panik, pribadi luar biasa, ibarat kata klo saya<i> gak</i> <i>kenalan </i>dan<i> temenan</i> <i>sama </i>Topan mungkin hari ini saya <i>gak</i> sebaik sekarang. <i>Sparring partner</i> dalam berkontribusi kebaikan di banyak sisi kehidupan. Saya mungkin belum se-soleh Topan, tapi ya sedang perbaikan diri jugalah, sama-sama berlomba-lomba di jalan kebaikan. Pan, <i>Ana uhibbuka fillah! </i>:)</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-FULHuNIB35I/T0Zxzi3BABI/AAAAAAAAAQA/_KdYVyDZFOc/s1600/BPH+DPM+Fasilkom+2010.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="http://4.bp.blogspot.com/-FULHuNIB35I/T0Zxzi3BABI/AAAAAAAAAQA/_KdYVyDZFOc/s400/BPH+DPM+Fasilkom+2010.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">BPH DPM Fasilkom 2010. Topan kedua dari kanan, manusia yang belum pernah saya lihat marah selama saya kenal.</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="fullpost">
</div>Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-6480551366784229282012-02-22T23:30:00.000+07:002012-08-26T21:07:11.194+07:00Saya Bukan<div style="text-align: justify;">
<span class="dropCap">T</span>erinspirasi dengan <a href="http://bigza.wordpress.com/2012/02/17/my-eternal-rival/">tulisan Big Zaman</a> tentang salah seorang sahabat kami yang okelah pokoknya, saya juga jadi ingin menulis tentang orang-orang di sekitar saya. Seharusnya saat ini saya mengerjakan hal lain yang merupakan bagian dari pekerjaan saya, tetapi sayang rasanya jika orang-orang ini tidak saya kisahkan dalam sebuah tulisan blog. Karakter mereka kemungkinan akan membuat para pembaca menjadi lebih bersemangat jika dikisahkan! Selamat menikmati :D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="fullpost">
<div style="text-align: justify;">
Tokoh pertama adalah pemilik IPK kedua tertinggi se-UI pada saat saya wisuda (2011). <a href="http://enricobudianto.wordpress.com/about/">Enrico Budianto</a>, mahasiswa tipikal anak soleh alumni SMAN 8 Jakarta ini adalah targetan <i>bully</i> saya terutama tentang sekolah kebanjiran. Dia termasuk yang saya jadikan rival masalah akademis. Alasannya <i>simpel</i>, Enrico adalah batas atas yang masih mungkin saya kejar (pede amat ya, padahal mah jauh). <i>Klo</i> kuliah duduk dekat Enrico (biasanya dia duduk di depan), siapa tahu ketularan <i>pinter</i>. Namun kaidah "posisi menentukan prestasi" tak selalu benar, ada banyak faktor yang membuat seseorang berprestasi. Kata salah seorang dosen saya "Sering kali orang Indonesia itu hanya melihat hasil dan lupa akan proses", hal ini benar-benar terjadi ketika saya mengamati pribadi yang satu ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-3hvHrMpuits/T0UTx5vPItI/AAAAAAAAAPw/tqdRXV51Ag8/s1600/At+class+starring+at+Enrico.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="http://4.bp.blogspot.com/-3hvHrMpuits/T0UTx5vPItI/AAAAAAAAAPw/tqdRXV51Ag8/s400/At+class+starring+at+Enrico.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="text-align: center;">Terlihat saya sedang sinis memandang rival saya dari jauh saat rapat penutupan kepanitiaan PMB 09 (kok mukanya pada </span><i>random?!</i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">)</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
Contoh kasusnya adalah salah satu mata kuliah kami memperbolehkan pembuatan catatan tulis tangan (<i style="text-align: justify;">notes</i><span class="Apple-style-span" style="text-align: justify;">) untuk membantu mengingat-ingat teori (dengan dibaca) ketika UTS ataupun UAS dengan batas halaman tertentu (biasanya 2 sampai 4 halaman) ukuran A4. Nah! Klo saya paling malas bikin </span><i style="text-align: justify;">notes</i><span class="Apple-style-span" style="text-align: justify;">, karena yang saya pahami namanya belajar itu untuk paham dan kemudian bisa menceritakan ke orang lain tentang sesuatu teori tanpa harus menghapal. Berbeda dengan Enrico, dia menyalin semua </span><i style="text-align: justify;">slide</i><span class="Apple-style-span" style="text-align: justify;"> materi kuliah ke</span><i style="text-align: justify;"> notes</i><span class="Apple-style-span" style="text-align: justify;"> tanpa terlewat dari kuliah pertama sampai terakhir, satu atau dua hari sebelum ujian dengan ukuran <i>font </i>super kecil supaya muat di <i>notes</i>. Tentu saja ditukar dengan jam tidurnya di malam hari. </span><i style="text-align: justify;">Klo </i><span class="Apple-style-span" style="text-align: justify;">ditanya kenapa, alasannya normatif "Gw belum terlalu ngerti Jar, jadi gw catet semua". Dalam hati "gw tau kok lw ngerti, bahkan jauh lebih ngerti dari gw -_-".</span></div>
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak heran usaha-usaha luar biasa Enrico lainnya yang membutuhkan pertukaran dengan jam tidur bahkan jam makan telah mengantarkannya menjadi si IPK kedua tertinggi di UI dari sekolah langganan banjir (masih aja di-<i>bully </i>:p). Kabar terbaru, Enrico yang sekarang sedang bekerja di Accenture (salah satu perusahaan konsultan yang gajinya bikin orang makmur) mendapat beasiswa Erasmus Mundus ke Eropa. Mendahului kami (sebagian kecil sekali Fasilkom 07) yang masih <i>ngetem </i>riset di lab sambil berburu beasiswa S2. Wajar sih keterima, <i>high spec. people</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Enrico juga pernah bekerja dengan saya di DPM Fasilkom 2009 dan "berebut" dengan saya jadi ketua DPM Fasilkom 2010. Pernah menjadi Sun Campus Ambassador sekaligus Microsoft Student Partner (Semacam duta Microsoft gitulah). Hal yang paling saya ingat adalah Enrico tidak ragu untuk berbagi kebahagiaan jika sedang <i>dapet </i>rejeki, klo gak salah hitung setidaknya saya sudah dua kali ditraktir. Salah satunya karena saya bilang "Klo IP lw 4 lagi semester ini traktir gw ya." dan dia bales "Ah sulit Jar, semester ini gw banyak yang gak sesuai ekspektasi, iya deh gw bakal lw traktir klo bener". <i>Duar! ~ sound effect </i>di akhir semester saya pun ditraktir.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-W4JDJkEExuU/T0UVgYTpAtI/AAAAAAAAAP4/1w4Lne239T8/s1600/Pin+Terima+Kasih.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="http://4.bp.blogspot.com/-W4JDJkEExuU/T0UVgYTpAtI/AAAAAAAAAP4/1w4Lne239T8/s320/Pin+Terima+Kasih.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ketika penganugrahan <i>award</i> "Ter-ima Kasih" pada penutupan PMB 09</td></tr>
</tbody></table>
Yap ini baru postingan pertama untuk <i>serial post</i> berjudul "Saya Bukan". Saya akan berusaha menulis lagi tentang tokoh yang lain di kesempatan berikutnya, tetapi ada hal yang ingin saya sampaikan khususnya kepada diri saya sendiri dan umumnya bagi para pembaca (kayak pidato aja) pada <i>postingan</i> pertama. Sehebat apa pun orang lain, kita bukanlah mereka dan jangan jadikan alasan untuk merasa diri paling sial. Masih banyak orang yang tidak lebih enak posisi kehidupannya dibandingkan dengan diri kita.<br />
<br />
Tetaplah percaya bahwa Allah SWT punya rencana terbaik bagi setiap hamba-Nya yang tetap pantang menyerah dengan kemampuan yang ada. Tetaplah jadi orang baik. <i>Klo</i> dulu kita jarang sholat sekarang jadi rajin, pertahankanlah. <i>Klo</i> dulu kita agak begajulan, sekarang lebih tenang, pertahankanlah. <i>Klo</i> dulu kita malas berubah menjadi Muslim seutuhnya sekarang mulai belajar Islam lebih dalam, pertahankanlah. Karena sungguh itu semua lebih berharga dari Bumi, Langit dan seisinya. :)</div>
</div>
Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-9479376384580619192012-01-07T07:34:00.001+07:002012-01-07T07:50:01.265+07:00Tolong vote ya :D<br />
Dear all bloggers,<br />
<div class="fullpost">
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Ceritanya saya dan kawan-kawan periset di kampus sedang mencoba memasukan produk kami ke kompetisi milik Lenovo. Singkat cerita langsung saja inilah deskripsi produk kami.</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-UBkQ8s5LBAs/TweRobxDwqI/AAAAAAAAANo/blBQsaMZ3WE/s1600/Lenovo+%2528copy%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://2.bp.blogspot.com/-UBkQ8s5LBAs/TweRobxDwqI/AAAAAAAAANo/blBQsaMZ3WE/s320/Lenovo+%2528copy%2529.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Gambar Prototipe <i>Portable Smart Cardio Device.</i> (Kiri bawah: Patient simulator, Atas: Tablet ber-OS Android, Kanan Bawah: Analog Digital Conventer untuk Sinyal ECG + Bluetooh Transceiver)</span></div>
<br />
<a name='more'></a></div>
<div>
<blockquote class="tr_bq">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><b><i>Portable Smart Cardio Device</i>.</b></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian terbesar di Indonesia (tahun 2002). Kami ingin membuat alat portable yang bisa mendeteksi penyakit jantung sehingga dapat menjadi faktor penunjang dalam mereduksi jumlah kematian akibat penyakit jantung. Alat ini berukuran kecil sehingga mudah dipakai dan tidak mengganggu mobilitas pengguna. Alat ini juga memiliki akurasi yang tinggi untuk mengenali dan mendeteksi penyakit jantung. Alat ini akan memberikan peringatan dini ketika gejala penyakit tersebut muncul. Hal ini memungkinkan karena kami menanamkan kecerdasan komputasional pada alat ini. </span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Alat ini akan menjadi alternatif pengganti <i>electrocardiogram</i> yang dijual pada saat ini bahkan punya nilai lebih karena memiliki kemampuan dalam mendiagnosa kesehatan jantung pengguna. Alat ini akan memanfaatkan tablet atau ponsel cerdas dengan sistem operasi Android dan microcontroller untuk memproses data dari elektroda sebagai sensor elektrokardiagram. Selain itu terdapat alternatif pula berupa perangkat lunak untuk PC (versi aplikasi desktop). Data akan diolah dan dianalisis menggunakan algoritma kompresi dan algoritma jaringan saraf tiruan. Pada akhirnya keberhasilan pembuatan alat ini akan memacu kami untuk membuat produksi masal agar dapat digunakan baik oleh akademisi di bidang ilmu komputer dan bidang kesehatan serta bermanfaat bagi masyarakat.</span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">
</span></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Intinya, tablet disambungkan ke alat, disambungkan ke sensor jantung yang ditempel di kedua tangan dan kaki, sehingga bisa mendeteksi penyakit jantung. Proyek ini dipimpin oleh seorang dosen saya, bernama Pak Wisnu. Demi kebermanfaatan bersama tolong di vote ya di <a href="http://donetwork.lenovo.com/id/project-detail_2288_Portable-Smart-Cardio-Device.html">sini</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima Kasih :D</div>
</div>
<div>
<br /></div>Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9030500886090913274.post-42503362155817547792011-12-24T21:53:00.000+07:002012-01-04T23:59:19.523+07:00Musik! (3)<div style="text-align: center;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/--zVMZLT9MaY/TwR9jH48AWI/AAAAAAAAANg/-Onl_IOhBlE/s1600/78944310_1d909de65a_b+%2528copy%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="211" src="http://3.bp.blogspot.com/--zVMZLT9MaY/TwR9jH48AWI/AAAAAAAAANg/-Onl_IOhBlE/s320/78944310_1d909de65a_b+%2528copy%2529.jpg" width="320" /></a></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Source: <a href="http://www.flickr.com/photos/dannywartnaby/78944310/sizes/l/in/photostream/">flickr.com</a> original file by <a href="http://www.flickr.com/photos/dannywartnaby/">dannywartnaby</a></span><br />
<br />
"<i>Keinginan untuk berislam secara sempurna adalah rahmat dari Allah yang lebih berharga dari bumi, langit dan seisinya</i>"<br />
- Pak Iskandar, Seseorang yang lumayan misterius</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="dropCap">B</span>erada dalam dunia musik selama 5 tahun terakhir membuat Joni yang pada saat itu cenderung <i>introvert </i>banyak berpikir dan berdiskusi dengan pikirannya sendiri. Berdebat sendiri tidak akan mengasilkan apa-apa. Akhirnya Joni pun mulai mengamati beberapa tokoh di sekitarnya yang "kebetulan" mengalami hal yang sama.<br />
<br /></div>
<div class="fullpost">
<div style="text-align: justify;">
Di sekitar Joni terdapat banyak tokoh yang unik. Tokoh-tokoh seperti ini jarang ada di novel anak muda jaman sekarang, apalagi di sinetron. Standar kebenaran yang mereka gunakan berbeda dengan kebanyakan anak muda pada saat itu. Hal yang benar dan boleh dilakukan biasanya bagi anak smp dan sma adalah hal yang dilakukan oleh teman-teman sekolah mereka. Tetapi bagi karakter-karakter unik ini, kebenaran itu bukanlah sesuatu yang datang dari pendapat orang-orang di sekitar mereka. Bukan pula dari televisi. Kebenaran juga tak selalu datang dari hati ataupun logika otak manusia. Kebenaran itu, datang langsung dari Allah SWT Sang Pemilik dan Pencipta Alam Semesta. Pesan kebenaran tersebut dikirimkan melalui malaikat-Nya kepada utusan-Nya yang terakhir, penyempurna risalah utusan-utusan sebelumnya.<br />
<br />
Tokoh pertama adalah Rido, anak band jejepangan (istilah untuk anak muda yang menggandrungi musik ala jepang) tiba-tiba saja berhenti dari aktivitas ngebandnya pada saat SMA. Sebenarnya Joni juga tidak tahu bahkan tidak kenal (tidak ingat) tentang si Rido dan bahwasanya Rido satu SMP dengannya dulu. Ia baru tahu hal itu dan adanya fenomena Rido berhenti jejepangan di atas panggung ketika sedang mencari gitaris untuk band jejepangannya. <i>Well</i>, kabarnya ia berhenti karena sesuatu alasan yang orang lain tidak mengerti. Joni pun tidak mengerti dan tidak terlalu peduli. Tokoh kedua adalah Awan, <i>klo</i> orang yang ini <i>skill</i> gitarnya cukup jauh di atas Joni, tetapi sama, orang yang satu ini pun tak pernah kelihatan manggung lagi semenjak kuliah. Tindakan Awan tersebut sempat membuat Joni terheran-heran. Joni adalah kawan satu kampus Awan, tetapi tetap saja tidak mengerti kenapa Awan berhenti mengekspresikan diri di atas panggung musik. Akhirnya muncul tokoh berikutnya, seorang kawan yang cukup meyakinkan dan membuat Joni mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan tokoh-tokoh sebelumnya.<br />
<br />
Budi, seseorang yang mengaku dulunya anak smp yang berprofesi sebagai <i>punkers.</i> Budi dulu jarang mandi dan jarang pulang tetapi sering manggung dan punya banyak fans. Budi yang saat ini telah berhenti <i>manggung.</i> Ketika ditanya mengenai penyebab hal tersebut, Budi menjawab dengan lantang bin lancar mengapa ia berhenti memainkan musik di atas panggung perhelatan anak band. Budi bilang "Ketika kita berada di atas panggung, kemudian ada sorak sorai penonton, tepuk tangan dan berbagai pujian yang datang, maka ketika itu besar kemungkinan kita telah terhinggapi perasaan sombong. Merasa diri di atas orang lain dan tidak ada yang mampu mengalahkan. Tentu sikap seperti ini seharusnya dihindari oleh seorang muslim. Kesombongan itu hanya milik Allah dan merupakan sifat yang bisa menjerumuskan orang ke dalam neraka".<br />
<br />
Entah darimana Budi mendapat hidayah sedahsyat itu pikir Joni. Tetapi tak terasa mata Joni berkaca-kaca. Merasa sedih memikirkan dirinya yang sering lupa kehidupan akhirat. <i>Boro-boro </i>mikirin akhirat, yang dia cari pada saat itu bagaimana caranya bisa lebih jago dari semua orang yang bisa main gitar. Manggung di depan mereka dan tentu saja menjadi sombong. Teringat pula kata-kata seorang kawan di SMA yang bernama Edi. Waktu itu Joni cukup sering berdebat dengan Edi. Edi selalu bilang "Musik itu abu-abu. Ada kemungkinan menjadi terlarang. Dan hal yang terlarang itu jadinya sama seperti mencuri". Joni pun membalas, "Ah, memang kenapa? <i>klo </i>mencuri <i>kan</i> beda, mencuri <i>kan</i> merugikan orang lain. Emang <i>gw</i> salah apa ke orang lain<i> klo manggung</i>?". Edi pun bilang "Bayangkan jika<i> lw</i> mati di atas panggung pas lagi <i>nge-band</i>, dan ternyata memang musik pada saat itu musik lagi <i>kena </i>hukumnya sebagai suatu hal yang dilarang alias <i>lw </i>jadinya mati dalam keadaan buruk, emang mau?".<br />
<br />
Musik (dan manggung) secara kasat mata memang tidak terlihat merugi di dunia. Joni merasa selama ini tidak tepat mengartikan kata rugi. Pikir Joni ada benarnya perkataan Edi dulu. Saat ini Joni merasa yang paling merugikan dari bermusik di atas panggung adalah tumbuhnya sifat sombong. Sifat yang mencegah iblis sujud hormat kepada Adam A.S. Sifat yang membuat iblis merasa lebih baik karena diciptakan dari api ketimbang manusia yang diciptakan dari tanah. Sifat yang juga merubah iblis dalam sekejap dari hamba Allah yang paling taat menjadi makhluk terlaknat sampai hari kiamat.<br />
<br />
Joni akhirnya memutuskan <i>manggung</i> untuk (baca: siapa tahu) bisa dapat petunjuk apakah yang ia jalani itu baik atau tidak. Pencarian petunjuk pun dimulai. Salah satu hal yang cukup menyita pikirannya ialah ekspresi vokalis Band-nya ketika latihan. Entah kenapa terlihat seperti orang kerasukan (mungkin terlalu menjiwai?!) ketika bernyanyi di studio. Auranya berbeda sekali.<br />
<br />
Waktu beraksi pun tiba. Di luar dugaan Joni, <i>sound system </i>panggung nya pun jelek dan tidak ada efek gitar yang disediakan oleh panitia di atas panggung. Joni pun menjadi tidak bersemangat. "Ketika gitaris tidak menggunakan efek gitar pada saat lagu cadas, ada atau tidak di atas panggung hanya berbeda tipis" pikirnya. Akhirnya aksi panggung pun menjadi biasa saja dan cenderung menjadi tidak menyenangkan bagi Joni. Selesai <i>manggung</i> sarung gitar Joni hilang. Joni mencari sarung gitar yang sepertinya tertukar dengan gitaris lain. Joni yang seharusnya bisa pulang lebih awal, jadi harus pulang lebih dari pukul 23.00 karena mencari-cari sarung itu. Sulit membawa gitar listrik sambil mengendarai motor tanpa adanya keberadaan sarung gitar. Ternyata benar, sarung gitar tersebut tertukar dengan orang lain dan sudah di simpan di sebuah lab yang kuncinya sudah dibawa pulang oleh seseorang yang lain. "Melelahkan sekali malam ini, baik hati, pikiran, maupun fisik" pikir Joni.<br />
<br />
<i>Yap!</i> Mungkin ini isyarat bagi Joni. Pada malam itu Joni memutuskan merehat aksi panggungnya sampai waktu yang tidak ditentukan. Joni mungkin menlanjutkannya nanti, ketika (<i>insya Allah</i>) Allah SWT menukar keinginan <i>manggung </i>Joni di dunia dengan kesempatan <i>manggung </i>di surga milik Allah SWT. Amin.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<i>Dari Abu Abdullah Nukman bin Basyir r.a. berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu juga jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (tidak terang halal atau haramnya) yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Orang yang memelihara dirinya dari perkara-perkara yang syubhat itu adalah seperti orang yang melindungi agama dan kehormatan dirinya dari kekurangan dan cela. Orang yang tergelincir ke dalam perkara syubhat itu akan tergelincir masuk ke dalam perkara haram. Laksana seorang penggembala di pinggir sebuah tempat larangan, yang akhirnya lalai dan masuk ke dalam tempat larangan itu. Setiap raja mempunyai sebuah tempat larangan, dan tempat larangan Allah itu adalah hal-hal yang diharamkan-Nya. Ketahuilah dalam setiap tubuh itu terdapat segumpal daging, jika baik, seluruh tubuh itu akan baik dan jika rusak maka seluruh tubuh itu akan rusak. Segumpal daging itu adalah hati. </i></div>
<div style="text-align: center;">
[Disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim]</div>
</div>
</div>Muhamad Fajarhttp://www.blogger.com/profile/04339532667989929592noreply@blogger.com0