Setengah tertidur pada pukul 01:00 WIB, para Pengajar Muda memaksa
kelopak mata mereka terbuka agar mereka dapat membawa barang-barang mereka dari
kamar hotel ke mobil pengangkut barang. Sinar bulan menyinari tas carrier dan koper yang mereka isi
sepadat mungkin dengan pakaian dan peralatan untuk bekal kehidupan selama di
penempatan 14 bulan ke depan. Sekitar jam 02:00 WIB kami, para pengajar muda
berangkat dari Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Fatmawati menuju Bandara
Soekarno-Hatta. Bus yang akan mengantarkan kami telah menunggu sejak malam
sebelumnya. Deru mesin kendaraan besar ini menjadi saksi bagi kami ketika
meninggalkan tanah Jakarta menuju daerah penempatan.
Selama perjalanan sekitar 2 jam kawan-kawan pengajar muda akhirnya
kalah oleh gravitasi lelah dan tertidur di dalam bus. Mereka begadang untuk
memaksimalkan persiapan, menyalin data-data video, lagu, dan bahan ajar untuk
bekal satu tahun dua bulan ke depan sehingga wajar saja mereka tertidur. Pada
dasarnya saya sempat tidur sekitar satu jam lebih, namun tak cukup bagi mata saya
yang akhrinya juga terlelap saat perjalanan menuju pangkalan burung besi. Tak
lama setelah itu, cahaya lampu melewati retina, mengantarkan diri dari alam
bawah sadar ke dunia nyata. Terlihat kesibukan orang-orang di bandara dari
jendela bus. Kami pun turun dan dengan segera menurunkan barang. Tanpa banyak
tanya setiap tim penempatan langsung mendelegasikan dua atau tiga anggotanya
untuk mengambil trolly pengangkut
barang.
Kami pun mengangakat barang yang akan dimasukan ke bagasi pesawat ke
atas trolly sebagian barang yang kami
niatkan dibawa di kabin pesawat kami
titipkan kepada orang tua salah seorang Pengajar Muda (PM) dan kami, delapan orang PM penempatan
Kabupaten Majene mulai menyambung antrian bagasi pesawat untuk menimbang barang
bawaan kami. Selepas menimbang barang barulah kami kembali ke depan terminal A1
untuk melaksanakan upacara pelepasan. Pada saat upacara pelepasan Pak Anies
memberikan wejangan terakhir sebelum kami berangkat. Satu persatu tim PM pun boarding ke pesawat masing-masing. Kami
tim Majene mendapatkan giliran boarding sekitar
jam 5:10 WIB, 30 menit setelah upacara dimulai. Dua puluh menit kemudian
upacara pun selesai, kami para PM bersalam-salaman dan melepas saudara-saudara
seperjuangan dengan peluk erat ataupun salam sahabat dengan sambil memberikan
pesan terakhir sebelum keberangkatan.
Waktu boarding pun tiba,
kami mengambil barang di atas trolly yang
tadi sudah dijaga oleh orang tua kawan kami dan disambung jaga oleh panitia.
Kami pun berlari karena waktu menunjukan tepat 5:10 WIB. Banyak perbekalan
“tiba-tiba”yang diberikan oleh keluarga kawan-kawan saya, salah satunya bantal
untuk PM yang bernama Mega Tala dari saudaranya dan sekantung minuman ringan
untuk PM yang bernama Yustika. Minuman ringan ini dianggap memberatkan bagasi
dan beliau sengaja tinggalkan di trolly,
tetapi tiba-tiba saja seorang pegawai kerja praktek kantor Indonesia Mengajar
mengejar kami sembari teriak “Mbak! Mbak! Barangnya ada yang ketinggalan!”,
barang itu adalah minuman yang sengaja kami tinggal. Akhirnya minuman itu pun
kami bawa.
Kami pun lekas ke boarding room,
sesaat setelah sampai ternyata maskapai penerbangan mengumumkan bahwa pesawat
yang kami tumpangi dipersilahkan untuk diisi segera. Kami pun setengah berlari
langsung mengantri ke sebuah pintu keluar menuju lapangan penerbangan dan
menaiki pesawat. Kami pun mencari kursi masing-masing, meletakan barang bawaan
di lemari atas kabin pesawat lalu duduk manis menunggu pesawat take off.
Terbesit perasaan yang aneh bin ajaib, kami akhirnya berangkat ke penempatan, menuju petualangan baru untuk berbagi ilmu kami yang tidak banyak dan belajar banyak dari penduduk setempat kelak. Resah, khawatir, senang, dan penasaran bersatu menjadi satu emosi yang tak tergambarkan. Detak jantung sesekali menjadi cepat karena memikirkan hal ini. Dua puluh menit setelah kami duduk di kursi penumpang, pilot pun mengumumkan bahwa pesawat akan take off. Kami pun terbang bersama semangat optimis kami melanjutkan perjuangan para PM angkatan sebelumnya di penempatan untuk melunasi janji kemerdekaan, mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sabtu, 3 November 2012
Pengajar Muda V
Penempatan Dusun Tatibajo
Muhamad Fajar
Saudara sepenempatan (PM Tim Majene): Ibu Ria, Sarjana Farmasi ITB dan Ibu Tika, penyiar terkenal di Jogja |
Saudara sepenempatan (PM Tim Majene): Pak Nurul, penulis asal Jogja, Bu Tala Psikolog dari Undip, Pak Vino anak IT dari Malaysia , Pak Didin tukang touring dari UNS, Bu Lukvi Pecinta Alam dari UGM |
Sabtu, 3 November 2012
Pengajar Muda V
Penempatan Dusun Tatibajo
Muhamad Fajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar