Bangsa ini sedang berada ditengah krisis kemiskinan, bangsa ini berada di tengah krisis pendidikan, bangsa ini berada di tengah krisis akhlak dan moral.
Apakah hati nurani ini ikhlas bangsa ini menuju kehancuran moral dan budaya?
Apakah hati ini ikhlas bangsa ini menuju kehancuran finansial?
Apakah hati nurani ini ikhlas 63 tahun kemerdakaan Indonesia,
Berakhir dengan bangsa yang bermental terjajah?
Kalau bukan kita yang peduli siapa lagi.
Penulis bukanlah orang yang paling benar, penulis bahkan belum menjadi sarjana, namun penulis hanya ingin menyerukan semangat perjuangan kepada seluruh pemuda bangsa yang masih memiliki nurani untuk membangun bangsa ini. Pada tanggal 2 Juli 2007 yang lalu, pemerintah Indonesia melalui Badan Pusat Statistik (BPS) secara resmi mengumumkan jumlah penduduk miskin 37,17 juta orang atau 16,58 persen dari total penduduk Indonesia selama periode bulan Maret 2006 sampai dengan Maret 2007. Hal ini bukan hal yang sepele, ini permasalahan bangsa.
Permasalah selanjutnya, krisis moral bangsa, saat ini pemuda
Lain dahulu, lain sekarang, negara kita yang dahulu terkenal dengan keramahan, sopan santun, tutur kata yang baik dan moral masyarakat yang baik, kini telah berubah. Para pelajar yang doyan tawuran yang telah ber-”evolusi” menjadi mahasiswa bertindak anarkis, mereka beraksi hanya untuk mendapatkan korban dari pihak mahasiswa (yang bukan dari kalangan mereka), agar masyarakat bersimpati kepada mereka, dan membenarkan aksi yang mereka lakukan. Keramahan itu telah sirna, termakan emosi yang tak terkendali, dan nafsu untuk memenuhi kepentingan pribadi dan kelompok, tanpa tahu esensi dari aksi mahasiswa yang sebenarnya.
Hidayatullah.com--Hasil survei yang dilakukan oleh Annisa Fondation baru-baru ini cukup mengejutkan karena 42,3 persen pelajar perempuan telah melakukan hubungan seks pra-nikah.
Belum lagi moral dan mental pelajar yang telah di-luluhlantah-kan budaya luar, dari kutipan artikel diatas, kita bisa melihat bahwa, tak mengeherankan jika negara kita terkena azab Sang Pencipta, jika terjadi hal seperti yang disebutkan artikel diatas. Naudzubillah mindzalik.
Tetapi harapan belum sirna, masih ada pelajar yang ikhlas menuntut ilmu untuk memajukan negeri ini, untuk menyenangkan hati orang tuanya, untuk mendapat ridho Sang Khalik, yang berjuang menyebrangi sungai untuk sekolah, yang menjual koran untuk mendapat sesuap nasi. Masih ada mahasiswa, yang mengerti arti perjuangan pendahulunya dalam menggeser rezim penuh korupsi, yang menuntut ilmu setinggi mungkin dengan ikhlas, yang meninggalkan kampung halaman untuk merantau demi kehidupan bangsa yang lebih baik, yang tak jarang menangis karena takut esok akan kehabisan biaya untuk kuliah.
Bangkitlah saudaraku, para pelajar SMA, Mahasiswa di berbagai pelosok
Saudaraku, sekaranglah saatnya kita berubah, bukan saatnya lagi kita membuang-buang waktu. Cukup sudah kebodohan terjadi di negeri ini, jadilah harapan baru untuk rakyat Indonesia, jadilah penerus para pemimpin yang telah sekuat tenaga memperbaiki kebobrokan negeri ini, jadilah penegak hukum yang adil dan bijaksana, jadilah peneliti yang mencerdaskan bangsa dengan manfaat dari ilmu yang digalinya.
Semangat dan bangkitlah saudaraku, bukan hanya sekedar bicara, tapi niatkan hati dari sekarang, untuk meninggalkan hal-hal yang sia-sia, bangkitlah untuk kelangsungan negeri ini, di masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar