Minggu, 02 Agustus 2009

Kembali

sumber gambar: http://www.flickr.com/

Saya dengan status suspect DBD ditempatkan di pojok ruangan yang disebut 305 tempat tidur nomor 3 di sebuah rumah sakit di kota Depok. Di sebelah kiri terdapat jendela kaca yang sangat besar yang seukuran tembok. Ibu saya memilihkan tempat ini agar ketika sudah sehat saya bisa melihat pemandangan di luar rumah sakit.
Kenapa bisa sampai ke sini? Ceritanya panjang, ringkasnya diawali dengan sakit tenggorokan di hari Senin pagi (19 Juli 09) dan sempat demam dua hari (20, 21 Juli) lalu pulih, dalam keadaan yang belum benar – benar sehat pergi keluyuran ke luar rumah menjalankan beberapa amanah. Bahkan sebenarnya saya juga sempat main basket (bagian ini keluarga saya tidak ada yang tahu sampai saat ini, kecuali mereka membaca blog ini).
Walhasil hari Minggu (26 Juli 09) suhu badan pun panas tak tertahankan sekitar 40 derajat. Mungkin seperti postingan mister Big, pada saat itu saya hanya me-muhasabah diri sambil berdoa minta digugurkan dosa-dosa seiring dengan rasa dingin menyengat yang melanda tubuh ini. Singkat cerita malam itu juga saya dibawa ke rumah sakit dan dokter mengambil tindakan, dan saya pun disuntik Novalgin. Saat itu masih bersikeras rawat jalan, sampai akhirnya besok “dirumahsakitkan” karena kadar leukosit meningkat sampai 22.000. Normalnya leukosit itu berkadar 5.000 – 10.0000, jika 12.000 saja artinya ada infeksi ringan di tubuh, maka 22.000 maka bisa diterka apa yang terjadi.
“Subhanallah”, mungkin kata ini yang tepat menggambarkan pengalaman saya, karena dengan sakit yang agaknya cukup "lebay" ini, saya jadi mengintrospeksi diri. Berikut beberapa hal hikmah yang bisa saya tangkap selama di RS. Pertama, disebelah saya ada seorang pemuda juga berumur 18 tahun lulusan MAN 14 yang akan meneruskan studinya ke Al-Hikmah, calon ustadz, beliau-lah yang menjadi penjaga ibadah saya di rumah sakit, ibaratnya sparring partner dalam berbuat baik, secara tidak langsung Sang Pemilik Siang dan Malam menegur saya yang selama ini merasa sudah pede dengan ibadah harian, padahal sampai saat ini bisa dibilang masih sangat kurang alias pas-pasan doank.
Kedua, dengan kejadian ini, saya diingatkan kembali bahwa manusia itu begitu kecil dan lemah, tanpa pertolongan dari-Nya kita bukan apa-apa. Untuk menurunkan kadar leukosit yang menjadi indikator kesahatan saya saja, pada saat itu saya cuman bisa mengikuti prosedur kesehatan RS (minum obat dll.) dan meminta kepada Sang Maha Berkehendak agar penyakit ini disembuhkan oleh-Nya.
Hasil diagnosa pun disimpulkan oleh dokter, ternyata saya tidak menderita DBD tapi bronchupnemonia yang disebabkan oleh virus. By the way kenapa saya tulis di sini penyakitnya apa, karena banyak yang bertanya klo ketemu saya “Sakit apa Jar?”, supaya gak pada penasaran juga. Ketiga, lagi – lagi saya dibuat sadar tentang betapa kufurnya manusia yang sering mengingkari kesehatan yang ia miliki. Padahal harga sehat itu sendiri sangat mahal! Mungkin seringkali kita dengar muda sebelum tua, sihat sebelum sakit, lirik ini sangat nyata lho walaupun seringkali kita anggap enteng. Tak ada keinginan untuk menceramahi tapi hanya sekedar saling mengingatkan, syukurilah sehat dengan menjaga kesehatan itu sendiri, syukurilah sehat dengan makan tepat waktu dan tepat gizi, syukurilah sehat (tentu) juga dengan mendirikan shalat lima waktu (untuk yang muslim) dan dianjurkan yang sunnahnya juga, karena tak ada yang tau sholat kita kita cukup atau tidak untuk bekal ke sana kelak. Syukurilah sehat, sebelum sehat itu pergi meninggalkan kita.
Kini, saya telah kembali untuk berkarya di Bumi ini! Akhir kata saya ucapkan “Alhamdulillah, segala puji bagi Engkau Rabb Semesta Alam”.


Wallahualam bissawab.


5 komentar:

Unknown mengatakan...

semoga cepat sembuh...
*telat ya bilangnya*

untuk sekarang:
alhamdulillah sudah sembuh, semoga tidak terulang lagi sakitnya...

topan bayu mengatakan...

akhirnya, ada virus yang melakukan "serangan fajar"..

masa kalah jar sama virus yang ukurannya mikro.. hehe.. becanda jar..

fitrirachmawati mengatakan...

fajar abis sakit ya?
semoga cepet sehat.. dan bisa beraktifitas lagi

emang ga enak masuk rs.. apalagi diinfus.. bikin tangan capek..

kalo lagi sakit jangan maksain, jadinya tambah parah kan (yang ini pesan mama fitri buat fitri waktu sakit kemarin)

Big mengatakan...

Sakit dari mane ?
Ah penonton kecewa, dua kali dijenguk kagak ada terkapar-terkaparnye..gak seru jar ! :P

kayaknya ane emang harus sering bersyukur, padahal da banyak dosa, badannya keseringan disiksa, tapi alhamdulillah masih dikasih sehat terus ma Allah yak.

Iye2, makasih jar diingetin.. :)

Muhamad Fajar mengatakan...

@[niken]
blom telat kok, sekarang masih rawat jalan.

@topan bayu
virusnya curang pan, diliat pake mata aja gak bisa. Ibarat ngelawan setan ini mah, dilihat tak bisa tapi selalu membisikan hal-hal buruk ke dalam qolbu.

@fitrirachmawati
Makasi fit, mudah2an saya gak ceroboh lagi kedepannya.

@Big
Antum masa maunya jenguk orang lagi terkapar, parah -_- gapapa bgt dah ;p.

Iya Big, ente tuh luar binasa, tahan banting badannya! Jangan2 mukjizat tuh Big!

Saya?!

Foto saya
Dipanggil Fajar. Sampai saat ini masih yakin terlahir untuk menjadi pemenang, walaupun saat ini saya masih amat jauh dari pribadi dan pengetahuan seorang pemenang. Saya harus terus belajar hingga benar - benar menjadi pemenang di dunia dan di akhirat bersama pemenang-pemenang lainnya. Alhamdulillah saat ini saya telah lulus dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Cita - cita : Menjadi seorang pemilik perusahaan IT Indonesia yang disegani di seluruh dunia, dan menjadi orang super kaya sehingga mampu membantu sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia! Hal ini tak akan bisa terwujud tanpa doa, dukungan dan kerja keras. Untuk itu mohon doanya juga dari para pembaca :D

Fajar's Personality

Click to view my Personality Profile page