Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 21 Desember 2013

Semangat Canda

Bercanda. Ada kalanya kita harus bercanda. Lho kok? Ini adalah postingan penyemangat untuk penulis blog. Sekarang sudah jamannya jurnalisme positif. Yakni mengangkat cerita positif untuk memicu semangat orang lain untuk juga berkontribusi positif.

Semuanya berawal ketika saya mulai belajar untuk pribadi yang jujur minimal terhadap diri sendiri. Ternyata sulit. Kebaikan itu sulit dilakukan. Saya pun akhir-akhir ini menemukan bagaimana jadi pribadi baik yang tidak terlalu serius. Lho kok baik tidak serius? Bukan, tetapi belajar menjadi pribadi baik nan humoris. Pada akhirnya bercanda tanpa berbohong adalah cara efektif untuk menjadi pribadi yang baik namun tidak terlalu mempersulit diri sendiri. Bagaimana contohnya? Apa hubungannya dengan jurnalisme positif? Hehe, kalau Anda bertanya begitu berarti Anda terlalu serius. Caranya mudah tertawalah ketika ada hal yang lucu. Rekam di dalam kepala. Lalu ceritakan ke orang lain. Itu adalah cara menjadi pribadi yang lucu. Jangan terlalu dipikirkan, nanti lucunya tidak jadi. :p

Read More

Jumat, 06 April 2012

Momen Emas

Postingan kali ini tidak terlalu penting. Hanya berisi sebuah video klip lagu Jepang yang liriknya sangat menggambarkan betapa ngoyo-nya orang jepang mencapai kemenangan atau cita-cita mereka bahkan pada detik-detik genting (golden time). Di bawah video terdapat lirik dan translasinya. Judulnya "Golden Time Lover". Silahkan didengar sambil dibaca translasinya. Semoga bisa kita ambil semangat pantang menyerah yang sebenarnya juga diajarkan Islam agar diri kita dan negeri kita bisa menjadi lebih baik. Apalagi motivasi seorang muslim adalah Allah SWT yang kekal. Semangat! :D


Shuuchuu dekite nai na mada karada ga mayotte iru 'n da
I can't concentrate; my body is still hesitant.
furuete ita 'n ja KONTOROORU shitatte bure 'n da
It was trembling, but the blurry thought comes- 'I controlled it'. 
taiyou mo tsuki mo nan mo kanzen ni kocchi muite inai ga
Nothing is facing my way- not the sun, nor the luck dictating 'victory' or 'defeat', but 
yaru shika nai 'n da iikikaseru you ni sou tsubuyaita
I muttered 'I've got to go for it' to persuade myself.

Joukyou wa warui ga tada nigedasu 'n ja konjou nai na
The situation looks grim, but it's gutless to just run away.
tenbou wa nai ga dokyou de KURIA suru shika nai ya
I can't see how things will end, but all I can do is courageously advance, 
shoudou wa osaeta mama TAAGETTO to no kankaku sagure 
hold my instincts in check, and search the target for an opening. 
hitsuyou na mono wa katsu PURAIDO wo
The only thing you need is 'pride in victory'- 
ajiwau no wa shouri no bishu ka sore tomo haiboku no kujuu ka
whether we taste the high-grade sake of 'triumph' or the bitterness of 'defeat', 
sono subete wa futatsu ni hitotsu ayatsuritai unmei no ito
they're just two parts of the same thing: the thread of fate I wish to manipulate.


Zekkou no GOORUDEN TAIMU kono te de tsukame
The perfect 'golden time'- I'll seize it with these hands;
konshin no POOKAA FEISU kimete shikakeru yo
finish this by battling with a poker face that takes everything I've got. 
IRYUUJON no sekai e hikizuri konde
Dragged away to an illusory world.

Saigen nai PURESSHAA GEEMU sururito nukete
Escaping from this endless pressure game 
eikou no BOODAA RAIN tobikoeru tame ni
so I can clear the borderline of glory. 
HAU MENII? dore kurai no daishou ga iru?
How many..? How many reparations must be made? 
tebanashitaku nai no wa dore?
What do you wish to avoid losing hold of?

Ron yori shouko nan da
Evidence supersedes argument; 
you wa kekka wo dashita mono ga shousha da
the fact is that whoever gets results is the victor. 
chinmoku wa kin da toki ga sugireba bareru 'n da
You can't be reticent; if things take too long we'll be discovered. 
kankaku wo togisumashite shinchou ni nagare wo yomitore
Read between the lines of discretion with honed senses; 
genjou no shouritsu nan PAASENTO wo
what reduces our chance of winning right now 

kachiwareru no wa genjitsu no GEEMU SENSU
is a game sense based in reality.
hisomu kageboushi wa akuma ka
Are the lurking, shadowy figures demons? 
otoko naraba isagi yoku chitte yaru kurai no kakugo de idome
If they're just men, resolve to bravely face the challenge of scattering them.


Gyakkyou no KURAPPU YUA HANDO furui tatasete
Clapping your hands to make yourself cheer up in adversity,
zanshin na FAITINGU SUTAIRU giri-giri wo semero
attack at the last second with a unique fighting style. 
ATENSHON abunai ze genkai koete
Attention! It's dangerous; go beyond your limits.

Saikou no FEARII TEIRU rekishi ni kizame
Carve the greatest fairy tale into history 
Kanshou no shunkan wo misetsukeru tame ni
to display this moment of complete victory. 
AA YUU REDI? kugumotta mayoi nado sute
Are you ready? Clear your mind of indecision 
BABERU no kaidan wo agare
and climb the staircase of Babel.

Megami no you ni emi wo ukaberu
As you assume the smile of a goddess 
kimi no miryoku ni tori tsukarete
I'm subsumed by your charm. 
sasowareru mama ochite yuku
Lured in like this, I fall.

Kokoro ni sumitsuita yokubou fukure agaru hatenaki yume
The boundless dream of desire in my heart swells up; 
dare mo boku wo tomerarenai
I won't be stopped by anyone.

Zekkou no GOORUDEN TAIMU kono te de tsukame
The perfect 'golden time'- I'll seize it with these hands;
konshin no POOKAA FEISU kimete shikakeru yo
finish this by battling with a poker face that takes everything I've got. 
IRYUUJON no sekai e hikizuri konde
Dragged away to an illusory world.

Saigen nai PURESSHAA GEEMU sururito nukete
Escaping from this endless pressure game 
eikou no BOODAA RAIN tobikoeru tame ni
so I can clear the borderline of glory. 
HAU MENII? dore kurai no daishou ga iru?
How many..? How many reparations must be made? 

Gyakkyou no KURAPPU YUA HANDO furui tatasete
Clapping your hands to make yourself cheer up in adversity,
zanshin na FAITINGU SUTAIRU giri-giri wo semero
attack at the last second with a unique fighting style. 
ATENSHON abunai ze genkai koete
Attention! It's dangerous; go beyond your limits.

Saikou no FEARII TEIRU rekishi ni kizame
Carve the greatest fairy tale into history 
kyougaku no daigyakuten karei ni kimeru yo
snatch victory from the jaws of defeat and finish it magnificently.
DUU YUU NOU? unmei wa ubaitoru mono
Do you know? Fate is a plunderer.
BABERU no choujou ni sasu hi no hikari wo abiro
Bathe in the glowing sunlight at Babel's summit.

Transliterated by SakuraFox512 
Translated by Ashiyura 

Read More

Jumat, 24 Februari 2012

Saya Bukan (2)

Lagi lagi sebuah postingan yang merupakan respon postingan orang lain. Tokoh berikutnya tak perlu saya ceritakan siapa dia dengan spesifik. Cukup baca tulisan beliau yang satu iniTopan Bayu Kusuma, Pak Ketua Salam UI periode 2011, Ketua Komisi Media dan Aspirasi - DPM Fasilkom 2010. Kalem, klo lagi panik gak keliatan panik, pribadi luar biasa, ibarat kata klo saya gak kenalan dan temenan sama Topan mungkin hari ini saya gak sebaik sekarang. Sparring partner dalam berkontribusi kebaikan di banyak sisi kehidupan. Saya mungkin belum se-soleh Topan, tapi ya sedang perbaikan diri jugalah, sama-sama berlomba-lomba di jalan kebaikan. Pan, Ana uhibbuka fillah! :)
BPH DPM Fasilkom 2010. Topan kedua dari kanan, manusia yang belum pernah saya lihat marah selama saya kenal.

Read More

Rabu, 22 Februari 2012

Saya Bukan

Terinspirasi dengan tulisan Big Zaman tentang salah seorang sahabat kami yang okelah pokoknya, saya juga jadi ingin menulis tentang orang-orang di sekitar saya. Seharusnya saat ini saya mengerjakan hal lain yang merupakan bagian dari pekerjaan saya, tetapi sayang rasanya jika orang-orang ini tidak saya kisahkan dalam sebuah tulisan blog. Karakter mereka kemungkinan akan membuat para pembaca menjadi lebih bersemangat jika dikisahkan! Selamat menikmati :D

Tokoh pertama adalah pemilik IPK kedua tertinggi se-UI pada saat saya wisuda (2011). Enrico Budianto, mahasiswa tipikal anak soleh alumni SMAN 8 Jakarta ini adalah targetan bully saya terutama tentang sekolah kebanjiran. Dia termasuk yang saya jadikan rival masalah akademis. Alasannya simpel, Enrico adalah batas atas yang masih mungkin saya kejar (pede amat ya, padahal mah jauh). Klo kuliah duduk dekat Enrico (biasanya dia duduk di depan), siapa tahu ketularan pinter. Namun kaidah "posisi menentukan prestasi" tak selalu benar, ada banyak faktor yang membuat seseorang berprestasi. Kata salah seorang dosen saya "Sering kali orang Indonesia itu hanya melihat hasil dan lupa akan proses", hal ini benar-benar terjadi ketika saya mengamati pribadi yang satu ini.

Terlihat saya sedang sinis memandang rival saya dari jauh saat rapat penutupan kepanitiaan PMB 09 (kok mukanya pada random?!)
Contoh kasusnya adalah salah satu mata kuliah kami memperbolehkan pembuatan catatan tulis tangan (notes) untuk membantu mengingat-ingat teori (dengan dibaca) ketika UTS ataupun UAS dengan batas halaman tertentu (biasanya 2 sampai 4 halaman) ukuran A4. Nah! Klo saya paling malas bikin notes, karena yang saya pahami namanya belajar itu untuk paham dan kemudian bisa menceritakan ke orang lain tentang sesuatu teori tanpa harus menghapal. Berbeda dengan Enrico, dia menyalin semua slide materi kuliah ke notes tanpa terlewat dari kuliah pertama sampai terakhir, satu atau dua hari sebelum ujian dengan ukuran font super kecil supaya muat di notes. Tentu saja ditukar dengan jam tidurnya di malam hari. Klo ditanya kenapa, alasannya normatif "Gw belum terlalu ngerti Jar, jadi gw catet semua". Dalam hati "gw tau kok lw ngerti, bahkan jauh lebih ngerti dari gw -_-".

Tak heran usaha-usaha luar biasa Enrico lainnya yang membutuhkan pertukaran dengan jam tidur bahkan jam makan telah mengantarkannya menjadi si IPK kedua tertinggi di UI dari sekolah langganan banjir (masih aja di-bully :p). Kabar terbaru, Enrico yang sekarang sedang bekerja di Accenture (salah satu perusahaan konsultan yang gajinya bikin orang makmur) mendapat beasiswa Erasmus Mundus ke Eropa. Mendahului kami (sebagian kecil sekali Fasilkom 07) yang masih ngetem riset di lab sambil berburu beasiswa S2. Wajar sih keterima, high spec. people.

Enrico juga pernah bekerja dengan saya di DPM Fasilkom 2009 dan "berebut" dengan saya jadi ketua DPM Fasilkom 2010. Pernah menjadi Sun Campus Ambassador sekaligus Microsoft Student Partner (Semacam duta Microsoft gitulah). Hal yang paling saya ingat adalah Enrico tidak ragu untuk berbagi kebahagiaan jika sedang dapet rejeki, klo gak salah hitung setidaknya saya sudah dua kali ditraktir. Salah satunya karena saya bilang "Klo IP lw 4 lagi semester ini traktir gw ya." dan dia bales "Ah sulit Jar, semester ini gw banyak yang gak sesuai ekspektasi, iya deh gw bakal lw traktir klo bener". Duar! ~ sound effect di akhir semester saya pun ditraktir.
Ketika penganugrahan award "Ter-ima Kasih" pada penutupan PMB 09
Yap ini baru postingan pertama untuk serial post berjudul "Saya Bukan". Saya akan berusaha menulis lagi tentang tokoh yang lain di kesempatan berikutnya, tetapi ada hal yang ingin saya sampaikan khususnya kepada diri saya sendiri dan umumnya bagi para pembaca (kayak pidato aja) pada postingan pertama. Sehebat apa pun orang lain, kita bukanlah mereka dan jangan jadikan alasan untuk merasa diri paling sial. Masih banyak orang yang tidak lebih enak posisi kehidupannya dibandingkan dengan diri kita.

Tetaplah percaya bahwa Allah SWT punya rencana terbaik bagi setiap hamba-Nya yang tetap pantang menyerah dengan kemampuan yang ada. Tetaplah jadi orang baik. Klo dulu kita jarang sholat sekarang jadi rajin, pertahankanlah. Klo dulu kita agak begajulan, sekarang lebih tenang, pertahankanlah. Klo dulu kita malas berubah menjadi Muslim seutuhnya sekarang mulai belajar Islam lebih dalam, pertahankanlah. Karena sungguh itu semua lebih berharga dari Bumi, Langit dan seisinya. :)

Read More

Minggu, 24 Oktober 2010

Jawaban


Sebuah negeri di abad 21, kaya akan harta karun alam yang tersimpan di dalam balutan lapis bumi dan megahnya perairan. Ikan-ikan beragam warna dan bentuk tersebar di lautan dan mengelilingi ribuan pulau yang tersebar pula dari timur ke barat. Tanah yang terhampar seolah selalu bisa ditumbuhi oleh berbagai tanaman. Udara yang senantiasa segar karena pepohonan rimbun masih riuh berkumpul. Negeri yang layaknya surga dunia telah menjadi tanah yang kita pijak, tetapi sampai hari ini para penduduk negeri masih terpuruk dalam kebobrokan moral dan kesejahteraan.

Tak ada yang salah dengan kemerdekaan negeri ini. Negeri ini jelas telah merdeka. Namun kemerdekaan nampaknya hanya pada fisik semata, hati penduduknya belum merdeka. Penduduk negeri ini seringkali terkurung dalam ego pribadi, ego ingin berada pada wilayah aman, nyaman dan tentram. Ingin menikmati hidup tanpa harus bersinggungan dengan baris terdepan yang senantiasa mewujudkan mimpinya untuk merubah negeri ini lebih baik lagi. Jangan sampai rasa ingin berkontribusi dikalahkan oleh rasa lelah. Karena sebenarnya kontribusi yang kita berikan adalah ekspresi dari rasa syukur.

Rasa syukur yang kita ekspresikan dalam ibadah harian sebenarnya belumlah cukup. Hal yang telah kita dapat sangat jauh lebih banyak dari yang telah kita syukuri. Komponen badan yang utuh, kehidupan yang bercukupan ditambah bisa menjalani kuliah yang banyak orang lain belum mendapatkannya. Bahkan untuk belajar saja masih ada generasi negeri ini yang harus bolak-balik bawa bambu runcing atau parang dari rumah ke sekolah untuk menghindari kejaran babi hutan (dikutip dari cerita nyata pengajar program Indonesia Mengajar). Bukankah kita tidak dikejar-kejar binantang buas saat ke kampus ataupun ke sekolah? bukankah begitu banyak kemudahan yang kita alami selama kita menjadi mahasiswa ataupun siswa?

Implementasikan rasa syukur dengan gerakan dan perbuatan positif di masyarakat adalah salah satu wujud nyata kita mencoba menutupi kekurangan diri kita dalam mensyukuri kehidupan. Waktu yang telah di habiskan dan perasaan telah banyak berkontribusi bukanlah alasan untuk menjadi orang-orang yang mundur teratur dari barisan perubahan. Muda dan karya adalah dua kata yang tak dapat dipisahkan. Berkarya sebelum kekuatan dan kesempatan yang kita miliki diambil oleh yang Maha Kuasa. Kegagalan yang kita alami bukanlah alasan, melainkan pelajaran yang seharusnya bisa menjadi bara yang menggeliatkan kembali diri kita untuk tetap maju memegang tongkat estafet perubahan.

Tulisan ini adalah jawaban dari sebuah pertanyaan kepada diri sendiri yang pernah terbesit di dalam kepala, "Sebenarnya apa yang diri mu cari di dunia?" maka jawabannya adalah "memberi sebanyak-banyaknya kepada orang di sekitar kita dengan segala harta dan jiwa untuk beribadah dan bersyukur kepada Yang Maha Pencipta". Mudah-mudahan niat kita tetap seperti ini hingga ajal menjemput. Yakinlah, Allah SWT tidak akan membiarkan sebesar atom perbuatan pun luput dari balasan-Nya, termasuk hal baik dan hal buruk yang telah kita lakukan.

Wallahu a'lam.

Read More

Optimisme Abadi


Langkah kaki kita seringkali terhenti ataupun melambat ketika kita melalui cobaan hidup yang sulit. Pikiran penuh dengan hal-hal yang harus dikerjakan dan dipikirkan. Rasa cemas, seringkali datang menyerang. Dunia seakan menjadi musuh, di saat bersamaan hawa ancaman ketakutan menyelimuti diri yang sedang berputus asa. Serasa dipukul palu godam sebesar gajah. Lelah dan lelah terasa mengkabuti pandangan mata.

Sadarilah, masalah adalah keniscayaan. Hidup itu berputar, kadang di atas kadang di bawah. Fisik mungkin bisa hancur dan cacat. Tetapi jangan biarkan hati ini cacat ataupun hancur. Hidup ini cuma sekali, dan menyerah sama saja dengan menyia-nyiakan kesempatan yang cuma satu kali. Tetap berprasangka baik kepada Sang Khalik, merajut kembali harapan yang tersobek dan mengelem kembali impian yang retak.

Satu kata pun muncul. Satu kata yang merubah segalanya. Satu kata yang mencerminkan keimanan. Kata itu merubah hitam menjadi abu-abu kemudian menjadi putih. Kata yang menyingkirkan dingin menusuk dari kulit, mendatangkan hangat dari hati. Sebuah kata yang akan menggerakan mesin-mesin berkarat kembali mengkilat dan selincah mesin baru.

Optimis, kata ini bangkit dari kedekatan kita dengan-Nya. Kedekatan dibangun dengan berbagai ibadah sunnah, karena wajib telah menjadi kebutuhan, dan sunnah harus ditempa menjadi hobi. Sebagai contoh, tilawah bisa menjadi penenang jiwa dikala resah, penyejuk hati dikala gundah. Sholat malam seolah menjadi premi asuransi bahwa hari ini paling cerah diantara hari-hari lainnya. Puasa menjadi ajang latihan berpikir tenang walaupun situasi sempit dan kritis. Hafalan menjadi jaminan terjaganya diri ini dari godaan makhluk-makhluk pembisik hati.

Tulisan ini mungkin sebuah renungan. Renungan yang tercurah karena penulisnya tak kunjung mencapai stabilitas dalam menjalani Ibadah Sunnah dan rutinitas positif. Berharap bisa memulai segalanya lagi, membenahi diri, membereskan hati, meluruskan niat, melukiskan rancangan hidup menuju mati yang di-ridhoi dan selalu memiliki optimisme abadi.

Bismillahu Allahu Akbar!

Read More

Selasa, 11 Agustus 2009

Quote of the Months!

Dari blog tetangga sebelah mendapat sebuah quote mantap. Semoga bisa membuat hidup lebih bersemangat!


sumber gambar: http://www.flickr.com/

Teruslah bergerak, hingga KELELAHAN itu LELAH mengikutimu!

Teruslah berlari hingga KEBOSANAN itu BOSAN mengejarmu!

Teruslah berjalan hingga KELETIHAN itu LETIH bersamamu!

Teruslah bertahan hingga KEFUTURAN itu FUTUR bersamamu!

Tetaplah berjaga hingga KELESUAN itu LESU bersamamu!

(KH. Rahmat Abdullah)


Read More

Minggu, 02 Agustus 2009

Kembali

sumber gambar: http://www.flickr.com/

Saya dengan status suspect DBD ditempatkan di pojok ruangan yang disebut 305 tempat tidur nomor 3 di sebuah rumah sakit di kota Depok. Di sebelah kiri terdapat jendela kaca yang sangat besar yang seukuran tembok. Ibu saya memilihkan tempat ini agar ketika sudah sehat saya bisa melihat pemandangan di luar rumah sakit.
Kenapa bisa sampai ke sini? Ceritanya panjang, ringkasnya diawali dengan sakit tenggorokan di hari Senin pagi (19 Juli 09) dan sempat demam dua hari (20, 21 Juli) lalu pulih, dalam keadaan yang belum benar – benar sehat pergi keluyuran ke luar rumah menjalankan beberapa amanah. Bahkan sebenarnya saya juga sempat main basket (bagian ini keluarga saya tidak ada yang tahu sampai saat ini, kecuali mereka membaca blog ini).
Walhasil hari Minggu (26 Juli 09) suhu badan pun panas tak tertahankan sekitar 40 derajat. Mungkin seperti postingan mister Big, pada saat itu saya hanya me-muhasabah diri sambil berdoa minta digugurkan dosa-dosa seiring dengan rasa dingin menyengat yang melanda tubuh ini. Singkat cerita malam itu juga saya dibawa ke rumah sakit dan dokter mengambil tindakan, dan saya pun disuntik Novalgin. Saat itu masih bersikeras rawat jalan, sampai akhirnya besok “dirumahsakitkan” karena kadar leukosit meningkat sampai 22.000. Normalnya leukosit itu berkadar 5.000 – 10.0000, jika 12.000 saja artinya ada infeksi ringan di tubuh, maka 22.000 maka bisa diterka apa yang terjadi.
“Subhanallah”, mungkin kata ini yang tepat menggambarkan pengalaman saya, karena dengan sakit yang agaknya cukup "lebay" ini, saya jadi mengintrospeksi diri. Berikut beberapa hal hikmah yang bisa saya tangkap selama di RS. Pertama, disebelah saya ada seorang pemuda juga berumur 18 tahun lulusan MAN 14 yang akan meneruskan studinya ke Al-Hikmah, calon ustadz, beliau-lah yang menjadi penjaga ibadah saya di rumah sakit, ibaratnya sparring partner dalam berbuat baik, secara tidak langsung Sang Pemilik Siang dan Malam menegur saya yang selama ini merasa sudah pede dengan ibadah harian, padahal sampai saat ini bisa dibilang masih sangat kurang alias pas-pasan doank.
Kedua, dengan kejadian ini, saya diingatkan kembali bahwa manusia itu begitu kecil dan lemah, tanpa pertolongan dari-Nya kita bukan apa-apa. Untuk menurunkan kadar leukosit yang menjadi indikator kesahatan saya saja, pada saat itu saya cuman bisa mengikuti prosedur kesehatan RS (minum obat dll.) dan meminta kepada Sang Maha Berkehendak agar penyakit ini disembuhkan oleh-Nya.
Hasil diagnosa pun disimpulkan oleh dokter, ternyata saya tidak menderita DBD tapi bronchupnemonia yang disebabkan oleh virus. By the way kenapa saya tulis di sini penyakitnya apa, karena banyak yang bertanya klo ketemu saya “Sakit apa Jar?”, supaya gak pada penasaran juga. Ketiga, lagi – lagi saya dibuat sadar tentang betapa kufurnya manusia yang sering mengingkari kesehatan yang ia miliki. Padahal harga sehat itu sendiri sangat mahal! Mungkin seringkali kita dengar muda sebelum tua, sihat sebelum sakit, lirik ini sangat nyata lho walaupun seringkali kita anggap enteng. Tak ada keinginan untuk menceramahi tapi hanya sekedar saling mengingatkan, syukurilah sehat dengan menjaga kesehatan itu sendiri, syukurilah sehat dengan makan tepat waktu dan tepat gizi, syukurilah sehat (tentu) juga dengan mendirikan shalat lima waktu (untuk yang muslim) dan dianjurkan yang sunnahnya juga, karena tak ada yang tau sholat kita kita cukup atau tidak untuk bekal ke sana kelak. Syukurilah sehat, sebelum sehat itu pergi meninggalkan kita.
Kini, saya telah kembali untuk berkarya di Bumi ini! Akhir kata saya ucapkan “Alhamdulillah, segala puji bagi Engkau Rabb Semesta Alam”.


Wallahualam bissawab.


Read More

Rabu, 03 Juni 2009

Peluang

sumber gambar: http://www.flickr.com/

Peluang, hal yang sering kali ada di sekitar kita, tetapi sering kali tak kita sadarai. Namun terkadang sebaliknya, peluang itu kita cari - cari, tetapi serasa sulit untuk menemukannya. Berikut petikan cerita tentang dua orang warga Indonesia, yang satu Indonesia tulen, yang satu lagi keturunan Cina. Sama sekali tak ada maksud untuk bersikap rasis, bahkan saya kagum dengan saudara - saudara setanah air saya yang berdarah keluarga cina, mungkin cerita berikut ini bisa membantu pembaca mengerti kekaguman saya.

Seorang warga Indonesia keturunan Cina (sebut saja Joni) sedang bersepeda di depan rumah seorang warga Indonesia pribumi (sebut saja Fulan). Fulan terlihat sedang memarkir mobil BMW Z4 miliknya, sementara Joni sedang memarkir sepeda ontel andalannya.
Joni pun melirik dan celingak celinguk melihat BMW milik Fulan seraya berkata "Ful, boleh tuh BMW, tuker sama sepedaku Ful, mau tak?",
"Orang gila kali mau nuker BMW sama sepeda" balas Fulan.
"Namanya juga usaha" komentar Joni.

Setiap kisah pasti memiliki hikmah di dalamnya, begitu juga dengan petikan cerita super pendek di atas. Hikmahnya pun tergantung dari orang yang menginterpretasikan kisah tersebut. Saya pun memiliki interpretasi tersendiri dari kisah di atas. Pada kisah di atas tercermin bahwa Joni selalu memanfaatkan peluang sekecil apapun, bahkan peluang yang kemungkinan suksesnya < 1. Semangat yang sungguh luar biasa.
Orang Indonesia pribumi masih banyak sekali yang pemalas (kemungkinan termasuk saya) maunya banyak tapi usahanya sedikit, padahal di satu sisi, saudara - saudara kita yang lainnya jauh lebih pekerja keras daripada mereka, seharusnya kita bisa meniru mereka dalam memanfaatkan setiap peluang yang positif dalam hidup untuk merubah nasib diri kita sendiri. Itulah alasan saya menggumi karakteristik Indonesia keturunan Cina, bekerja tanpa kenal menyerah, tidak hanya sekedar bekerja keras, tetapi juga bekerja cerdas.

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga diri mereka yang merubah sendiri”. (Ar-Ra’ad:11)

Nasib itu bukanlah sesuatu yang statis, kita adalah pelukis dari kehidupan kita masing -masing, bukan orang lain. Dan tentu saja tak ada hal yang terlepas dari kehendak Allah SWT, kita berusaha dan berdoa, sisanya serahkan kepada Yang Maha Berkehendak. Setiap detik adalah peluang untuk merubah nasib kita. Dua hari lagi esok adalah masa lalu, maka kita harus berpikir se-visioner mungkin. Terakhir, selamat menunggu nilai kuliah semester untuk yang sudah UAS, semoga kita mendapatkan nilai yang terbaik, sesuai dengan usaha yang telah kita lakukan. Untuk yang SP semoga diberikan keterbukaan pikiran dalam menyerap kuliah dan untuk yang liburan (termasuk saya) semoga diberikan petunjuk dan kekuatan untuk meng-agendakan acara - acara yang manfaat ketika liburan.

Read More

Jumat, 22 Mei 2009

2 Dekade

(sumber gambar : http://www.flickr.com/ oleh alee2000)

Tepat 20 tahun silam, hari Senin di sebuah rumah bersalin di kota Depok, tepat sesaat sebelum Adzan Subuh berkumandang, adalah detik - detik bersejarah bagi saya. Karena pada hari itu Sang Maha Pencipta telah memberikan kesempatan bagi saya untuk mengabdi pada-Nya. Allah Azza wa Jalla mengizinkan diri ini lahir ke dunia dengan anggota tubuh yang lengkap dan tanpa cacat. Dan kedua orang tua saya memberikan nama dengan nama seorang yang memiliki akhlak terbaik di muka bumi yang disandingkan dengan waktu kelahiran saya, dengan harapan diri ini bisa meneladani akhlak seorang pemimpin terbaik yang pernah ada. Inilah saya dengan segala kekurangan dan kelebihan saya, "Muhamad Fajar", mohon maaf jika selama 2 dekade ini ada kata - kata saya atau kelakuan saya yang menyinggung hati para pembaca.

Ulang tahun atau Milad adalah momen mengevaluasi diri, karena sejatinya umur kita di dunia berkurang satu tahun. Jika di kepala kita masih suka timbul pertanyaan, "Selama ini apa sih yang telah saya dapatkan?" maka niscaya kita akan menjadi hamba yang selalu kufur akan nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Bertanyalah "Selama ini apa sih yang telah saya berikan?" maka niscaya kita akan menjadi hamba yang diantar ke surganya Allah oleh amalan - amalan baik kita yang bermanfaat bagi orang lain.

Karena memang sebuah fakta yang tak bisa kita pungkiri, jika kita membicarakan mengenai umur, maka hal yang paling dekat dengan topik ini ialah kematian. Sudah sejauh apakah persiapan kita menuju evaluasi Sang Maha Adil nanti kelak? Karena mungkin beberapa detik setelah ini, esok, lusa, bulan depan, tahun depan, atau di waktu yang tak ada satu insan pun mengetahui, kita akan kembali kapada-Nya untuk mempertanggungjawabkan segala hal yang kita lakukan di dunia, untuk para pembaca muslim, maka pertanyaannya "sudahkah Anda sholat?". Nafas, harta, teman, keluarga, kesempatan menuntut ilmu, rejeki, adalah beberapa hal dari banyaknya nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, maka jangan sampai kita belum juga mulai untuk mensyukuri nikmatnya dengan sholat 5 waktu. Paling hanya memakan waktu Anda tak lebih dari 15 menit satu waktu sholat. Jangan sampai nyawa ini direnggut ketika kita tak mengenal syukur kepada-Nya. Jangan sampai Allah mengazab kita di akhirat kelak, karena azab pada saat itu ialah azab yang abadi.

Segala puji bagi Allah SWT yang masih memberikan saya kesempatan untuk berkarya di dunia ini. Dan sekali lagi mohon maaf untuk semua keluarga, tetangga, sahabat, sanak saudara sekalian, apabila sampai detik ini ada tindakan saya yang menyayat hati, atau ada hutang yang belum saya bayar atau ada barang pijaman yang belum saya kembalikan ( tolong diingatkan :D ). Dan tak lupa terima kasih kepada semua keluarga, tetangga, guru, dosen, sahabat, sanak saudara semuanya, karena telah membimbing saya sampai sejauh ini. Terlebih kedua orang tua saya, guru - guru saya, dosen - dosen saya, teman - teman yang mengenalkan saya kehidupan sosial pertama kali di TK pertiwi 1 Jambi, teman - teman di SDN 6 Jambi dan SDN Anyelir 1 Depok yang pertama kali mengajarkan saya arti teman itu sendiri, teman - teman di TPA / MDA Daarul Anshor yang menunjukan bahwa di dunia ini Allah sedang menyeleksi hamba - hamba-Nya, teman - teman di SMPN 1 Depok yang walau cuman sebentar kenal dengan saya tetapi tetap menjadi kenangan tersendiri untuk saya, teman - teman di SMPN 2 Depok yang mengajarkan saya tentang keberagaman sifat dan karakter manusia, teman - teman seperjuangan di SMAN 1 Depok yang tak terlupakan karena di sinilah saya bertemu para pemuda dengan akhlak terbaik yang pernah saya temui, dan teman - teman di kampus tercinta Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, angkatan 2008, 2007, 2006, 2005, 2004, 2003, 2002, 2001, dst (kalo masih ada yang merasa kenal dengan saya) karena di sinilah saya belajar untuk berpikir lebih dewasa dan lebih kritis, serta belajar menjadi orang yang lebih mandiri dan lebih bermanfaat bagi orang lain.

Akhir kata, doakan saya bisa memberikan yang terbaik di dunia ini hingga akhir masa, amin. Terima Kasih.

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(Ar-Rahman, diulang sebanyak 31 ayat)

Read More

Selasa, 21 April 2009

Tetap Semangat!

Untuk beberapa waktu ini frekuensi post menurun drastis, karena aktivitas pemilik blog yang cukup padat. Para pembaca harap bersabar, "habis gelap pasti terbitlah terang!".

Tetap Semangat!

Ilustrasi : Seorang anak kecil jepang sedang bersemangat!" (sumber : flickr.com)

Read More

Senin, 09 Februari 2009

Mengukir Indonesia di Masa Depan

sumber gambar : duajuta.com




Secercah harapan seringkali melintasi kepala saya. Sebuah harapan akan Indonesia yang telah menjadi negara maju. Petani Indonesia yang kaya karena profit ekspor berasnya melimpah, nelayan yang makmur karena pemerintah yang selalu mengontrol harga ikan di pasaran dan subsidi bahan bakar yang tepat sasaran, lulusan SMA yang dengan mudahnya mendapatkan beasiswa untuk meneruskan studinya ke jenjang perguruan tinggi, musnahnya kemiskinan di ibukota karena zakat seluruh muslim Jakarta yang terdistribusi dengan baik, dan ratusan hal positif lainnya yang bukan tidak mungkin untuk terwujud.

Tetapi jangan berharap itu semua dapat terjadi jika Anda pada hari ini hanya melakukan rutinitas "biasa" Anda sambil menyesali hal - hal buruk di masa lalu. Penyesalan itu seperti rayap yang menggerogoti bangunan kejayaan Anda di masa depan. Masa lalu hanya untuk diambil pelajaran dan hikmah darinya, tak lebih dari itu. Bergeraklah! Dan tunjukan bahwa Anda akan menjadi arsitek kehidupan terbaik sepanjang masa. Arsitek kehidupan yang tidak hanya berhasil mengukir masa depan dirinya tetapi juga masa depan tanah airnya, bukan untuk berkontribusi besar, tetapi untuk berkontribusi maksimal.

Berhenti membuang waktu dengan keluhan penyesalan karena nasib tak sesuai harapan. Ingatlah, setiap detik yang Anda lalui sedetik yang lalu tidak dapat kembali. Berkontribusilah ! Bukan hanya pada tahap teori tetapi juga aplikasi, bukan sekedar mengharapkan hal positif terjadi secara tiba - tiba tetapi jadikanlah hal positif itu cita - cita kehidupan Anda dan kejarlah dengan kerja keras.

Maksimalkan kompetensi / bidang yang Anda miliki. Jika Anda pernah ataupun sedang menggeluti bidang agraria, maka yakinlah bahwa Anda ditakdirkan untuk banyak berkontribusi memberdayakan kompetensi Anda untuk kesejahteraan masyarakat agraris di Indonesia. Begitu pula dengan bidang - bidang lainnya, jadikanlah pekerjaan yang Anda lakukan sekarang menjadi sumber kebahagiaan bagi orang banyak. Ingatlah! seseorang akan terus hidup abadi bukan karena harta tetapi karena jasa. Jangan pernah takut ilmu Anda habis jika dibagi - bagikan kepada orang lain, karena ilmu bukan harta, ilmu akan semakin mantap jika Anda mengajarkannya kepada orang lain.

Indonesia yang percikannya saya sebutkan di paragraf pertama, tidak akan pernah terwujud jika Anda salah satu penghuninya hanya bermalas - malasan dan menghindari pekerjaan yang menghampiri Anda. Indonesia yang kaya tidak akan terwujud jika Anda salah satu penghuninya miskin akan semangat dan kreatifitas. Perangi rasa malas, tak pantas orang yang mencita - citakan kejayaan tidak mau bekerja keras, tak pantas orang yang mengharapkan kebahagiaan dunia dan akhirat menyingkirkan rutinitas ibadah kepada Sang Pencipta. Karena sekeras apapun Anda bekerja, tanpa izin dari-Nya, Anda tidak akan mendapatkan yang terbaik untuk diri Anda.

Berilah orang yang belum pernah memberi kepada Anda, jangan pilih kasih. Jika ada orang yang bersikap tidak baik kepada Anda, maka bencilah kelakuan tersebut, jangan pernah membenci seseorang, karena kebencian akan melahirkan kebencian lainnya, dan kebencian adalah benih dari kehancuran. Hargailah orang lain seperti Anda menghargai diri sendiri, sembunyikanlah aib orang lain selihai Anda menyembukan aib diri Anda sendiri. Karena setiap manusia dianugrahi oleh Sang Pencipta tirai - tirai penutup agar orang lain tidak takut melihat wajah buruk kita.

Indonesia masa depan, bagi saya memiliki makna mendalam, masa depan berarti sebuah kemajuan, masa depan mengekspresikan sebuah kesejahteraan dan kemajuan teknologi, masa depan berarti masa dimana setiap pemimpin melantunkan melodi kejujuran di hati -hati mereka. Masa depan adalah saat - saat bahagia dimana setiap insan memilih pemimpinnya bukan dengan jual beli suara, tetapi dengan hati, komunikasi dan rasa kagum terhadap kepribadian calon pemimpin mereka.

Indonesia masa depan akan dihuni oleh pribadi - pribadi yang menerapkan berbagai nilai - nilai positif yang saya sebutkan pada wacana ini. Yakinlah! Ketika Anda selesai membaca paragraf ini, Anda adalah pribadi terpilih, bagian dari insan yang memulai hidupnya dan hidup orang di sekitarnya menjadi lebih baik. Dan dengan membaca wacana ini dan menerapkan nilai - nilai positif di dalamnya, bukan tidak mungkin akan menjadi langkah pertama Anda untuk mewujudkan Indonesia masa depan.

Read More

Saya?!

Foto saya
Dipanggil Fajar. Sampai saat ini masih yakin terlahir untuk menjadi pemenang, walaupun saat ini saya masih amat jauh dari pribadi dan pengetahuan seorang pemenang. Saya harus terus belajar hingga benar - benar menjadi pemenang di dunia dan di akhirat bersama pemenang-pemenang lainnya. Alhamdulillah saat ini saya telah lulus dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Cita - cita : Menjadi seorang pemilik perusahaan IT Indonesia yang disegani di seluruh dunia, dan menjadi orang super kaya sehingga mampu membantu sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia! Hal ini tak akan bisa terwujud tanpa doa, dukungan dan kerja keras. Untuk itu mohon doanya juga dari para pembaca :D

Fajar's Personality

Click to view my Personality Profile page