Tampilkan postingan dengan label Selingan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Selingan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 18 September 2013

Tidak Cukup Satu Jam

Bermula dari sebuah kabar tentang adanya jalan dari dusun Tatibajo menuju dusun Rura, tempat salah seorang rekan pengajar muda tinggal di sana. Rasa penasaran muncul di dalam hatiku. Anak-anak Rura sering datang ke Tatibajo untuk bermain sepak bola bersama anak-anak Tatibajo. Mereka datang melalui jalan tersebut. Jalanannya dapat dilalui anak-anak dengan cara menyusuri sungai yang memang mengalir dari dusun Tatibajo ke dusun Rura.

Pada hari Minggu yang cerah bersama beberapa anak, saya pun berniat mencapai suatu determinasi yang sebenarnya tidak terlalu penting. Melalui jalanan tersebut menuju dusun Rura. Saya pun berangkat bersama beberapa anak-anak SD dan SMP yang tinggal di Tatibajo. Beberapa diantara mereka sudah pernah melalui jalanan ini, sebagian lagi belum pernah. Anak-anak tersebut antara lain, Memi (kelas 6 SD, adik angkat saya) dan kakaknya Aldi (kelas 1 SMP, adik angkat saya juga didusun Tatibajo), Samira (kelas 5), Irma dan Lilianti (kelas 2 SMP, sepupu Memi yang tinggal dirumah keluarga Bapak Panji), Erni dan Risma (teman sekelas Memi), Rian (anak pak Kepala Dusun yang seharusnya kelas 5 SD, tetapi sudah dua tahun mogok sekolah), dan Suarman (kelas 2 SD).

Kami pun memulai petualangan kami pukul 13.00 WITA setelah melaksanakan sholat Dzuhur terlebih dahulu. Perjalanan dimulai dengan pikiran  terbesit bahwa kamera yang saya bawa baterainya belum di charge. Saya merasa hal tersebut tidak masalah. Menurut keterangan Samira, perjalanan ke dusun Rura melalui jalan tersebut "tidak cukup satu jam" alias tidak akan melebihi satu jam, maka saya pun cukup percaya diri dengan kemampuan saya.

Perjalanan pun dimulai dengan berbelok kanan ketika melalui jembatan sungai besar, bukan menyebrangi jembatan. Jalan setapak menuntun kami ke rintangan berupa jalanan tanah yang menanjak dan menurun dengan tajam, lebih dari 45°. Pada awalnya jalanan tidak licin tetapi nanti di tengah jalan kami harus ekstra hati-hati karena sandal dan kaki kami yang menyebrangi sungai memaksa jalanan tanah menjadi licin. Kami memang juga diharuskan menyebrangi sungai dengan cara melompat dari batu ke batu sambil sesekali kaki kami tercelup ke sungai yang dangkal. Udara yang panas sejak pagi menyebabkan sungai dangkal, namun jika hujan, sungai akan jadi medan yang berbahaya karena airnya akan meninggi dan saya tidak mahir berenang (baca: tidak bisa berenang).

Anak laki-laki berjalan begitu cepat bagai ninja di film animasi Jepang. Saya berjalan bersama anak-anak Perempuan karena tertinggal, dasar memang saya anak yang besar di kota, kurang militan. Jam tangan saya menunjukan pukul 14.00 WITA, satu jam telah berlalu dari waktu keberangkatan kami. Ya, kami belum sampai, baru setengah perjalanan. Kami melewati bagian depan goa yang dihuni banyak kalelawar tidur, sebuah batu pelaminan, dan PLTA yang sudah lama tidak berjalan. Tentu saja para kalelawar tidur karena hari ini masih siang, batunya mirip pelaminan karena sangat besar dan ada beberapa tali pohon beringin yang terjuntai seolah menjadi tirai alam, dan PLTA yang bernilai 200an juta namun hanya menyala sekitar 2 bulan saja karena kesalahan pemborong yang gagal memperhitungkan titik strategis untuk membangun PLTA.

Sayang ketika kamera saya coba untuk men-jepret ternyata tidak kuat mengambil satu gambar pun, baterainya kepalang habis. Kami pun terus berjalan lebih banyak menyusuri batu batuan di sungai pada setengah perjalanan terakhir. Kami bertemu dengan warga Rura di pertengahan jalan yang sepertinya sedang mengutak atik genset. Ternyata setelah saya tanya-tanya mereka sedang mencoba memperbaiki genset yang rusak untuk menangkap ikan. Lho!? Iya menangkap ikan dengan mengalirkan listrik ke bagian sungai yang banyak ikannya. Bagaimana nanti jika yang terkena justru orang lewat? atau telur ikan dan ikan ikan kecil ikut mati? Sebenarnya ini mungkin contoh keserakahan manusia. Asal keingnan terpenuhi, kerusakan alam akan dihitung belakangan oleh si pelaku.

Yah inilah mengapa pendidikan alias bahasa kerennya edukasi diperlukan bahkan di titik terluar negeri kita. Bukan hanya pendidikan intelejensi tetapi juga moral termasuk pendidikan tentang memelihara alam dengan cara mengendalikan hawa nafsu alias kerakusan diri. Saya melihat seorang ibu sedang membawa keranjang sayur di pundaknya. kelihatannya si Ibu sedang duduk memanen sayuran di kebunnya. "Tabe Bu" sapa saya dengan kata tabe yang artinya permisi, "Iye" si Ibu menjawab. Selang sekitar sepuluh menit kemudian, Ibu yang kami tinggalkan tadi dapat menyusul dengan kecapatan jalan ala ninja padahal medan yang kami lalui cukup melelahkan, berupa jalanan miring di pinggir sungai.

Kami hampir sampai berdasarkan keterangan dari anak yang pernah melalui jalanan ini. Tik, tik, tik menetes rintik hujan. Yap, kami harus bergegas sebelum hujan datang membawa banjirnya air di sungai ini. Jalanan terakhir yang kami lalui adalah jalanan menanjak menuju kebun di belakang rumah keluarga angkat Didin, pengajar muda di dusun Rura. Jam menunjukan pukul 15.30 WITA, memang "tidak cukup satu jam" tetapi bukan tidak sampai satu jam melainkan tidak cukup satu jam untuk melakukan perjalanan ini bagi orang awam.

Janganlah kita meremehkan kemampuan anak-anak yang lahir di pegunungan dan besar di sana, karena terbukti memang jika hanya penghuni gunung yang berjalan kaki ke dusun Rura bukan tidak mungkin mereka sampai ke tujuan kurang dari waktu satu jam. Jika orang "baru" yang berjalan kaki, perjalanan menjadi dua setengah jam. Lelah rasanya kaki, maka kami pun beristirahat di rumah keluarga angkat Didin. Sesampai di sana karena memang Didin sudah tahu kami akan datang (tetapi ternyata terlambat datang) murid-murid Didin mengajak kami berenang di bendungan yang sudah mati. Istilah mereka berenang di PLTA, saya pun memilih opsi menolak dan tidur terkapar sejenak. Murid-murid saya? Murid laki-laki langsung berangkat tanpa terlihat kehabisan "baterai", sedangkan murid perempuan mengunjungi rumah sanak keluarga mereka yang ada di dusun Rura.

Tadinya kami berniat langsung kembali, namun karena baterai alias tenaga saya sendiri sudah habis, kami memutuskan bermalam dan pulang setelah sholat subuh. Udara dingin dusun Rura mulai menyelimuti tubuh kami, setelah menjalankan sholat Ashar saya mengunjungi rumah saudara angkat di Rura. Saya berbincang-bincang di sana lalu kembali ke rumah Didin. Menyenangkan bertemu dengan orang-orang di sini, karena mereka ramah-ramah terhadap para Pengajar Muda. Malam pun kami lalui di dusun Rura. 

Selepas sholat Subuh kami kembali ke dusun Tatibajo. Berangkat sekitar pukul 05.40 WITA dan sampai pukul 06.30 WITA. Perjalanan lancar hanya menghabiskan 50 menit saja, bisa diartikan pula saya sudah jadi anak gunung. Hehe, tentu karena sudah pernah melalui jalan-jalan tersebut saya menjadi lebih cepat berjalan dan lebih gesit melompat dari batu ke batu. Hmm, perjalanan ini mengajari saya tentang betapa teknologi transportasi di kota telah memanjakan penghuninya dan membuat mereka lupa untuk mensyukuri nikmat berupa kemudahan transportasi dan akses jalan tersebut. Hal sederhana yang kita lupa tersebut baru bisa kita sadari jika kita pergi bertualang ke tempat yang masih asri, bagian pinggir negeri yang penghuninya menanti janji pembangunan dari para penguasa.

Read More

Minggu, 26 Agustus 2012

Kehidupan Lab



Tulisan kali ini saya dedikasikan untuk kawan-kawan Fasilkom 2007 yang pernah bertandang dan bekerja sama di sebuah lab di Fasilkom UI, lab yang ketika itu bernomor 1231. Ini tentang mereka yang nekat masuk ke lab dengan jam kerja dan muatan kerja berlebih. Jika tertarik membaca silahkan klik "read more" di bawah ini.

Jika saya tidak salah ingat, setidaknya ada 13 orang mahasiswa yang mengerjakan Tugas Akhir di bawah bimbingan Dr. Eng. Wisnu Jatmiko (termasuk saya). Walaupun masa pengerjaan TA kami tidak seluruhnya berbarengan, saya memiliki kesan berupa testimoni kepada 12 karakter lainnya. Saya berharap dengan menuliskannya, ada sifat-sifat positif di dalamnya yang terpelihara, berkembang lebih baik lagi dan juga menular pada penulisnya (ngarep). Berikut testimoni dari saya pribadi tentang keduabelas orang tersebut.

Prayoga Dahirsa
Yoga paling jago main catur di angkatan 2007, tidak ada yang meragukan kemampuan analisisnya dalam bermain catur. Rajin ke Masjid. Salah satu dari pendiri genk "masjid - lab 1109" (segerombolan mahasiswa yang suka nongkrong di lab 1109 dan selalu ke masjid untuk sholat berjamaah di awal waktu). Paling gampang untuk nyambung masalah candaan. 

Abdullah Hafidh
Lulusan SMAN 28 Jakarta yang satu ini adalah pemilik IPK tertinggi ketiga di Fasilkom UI pada wisuda semester genap tahun 2011. Kecerdasan dan kemampuan code dan memecahkan masalah dari seorang Abdullah Hafidh tidak diragukan lagi. Bermain ketika orang belajar, belajar ketika orang bermain adalah ciri khasnya. Itulah yang membuat banyak mahasiswa lain di sekitarnya terjebak ikutan main ketika saatnya belajar dan tidak belajar seperti Hafidh pada saatnya bermain.

Wahyu Tri Anggoro
Saudara seperjuangan saya dari sebelum mulai kuliah sampai wisuda. Kawan satu SMA yang termasuk memiliki nilai-nilai kuliah yang stabil dan unggul pada aspek-aspek yang tidak diduga-duga pada saat kuliah. Penerima beasiswa beberapa kali selama kuliah. Orang yang paling kalem menghadapi berbagai macam hal baik maupun buruk. Termasuk dalam genk "masjid - lab 1109".

Aji Roland
Aji punya profesi sampingan sebagai translator beberapa episode salah satu serial pahlawan bertopeng Jepang (Kamen Rider). Beliau paling fasih berbahasa Jepang diantara orang-orang yang bisa bahasa Jepang di lab 1231. Selalu punya solusi dan gagasan inovatif ketika menemukan masalah dalam proses penelitian di lab. Teman diskusi yang asyik. Anak seorang almarhum dokter RSCM, tak heran kepintaran ayahnya bersemayam pula dalam kromosom Aji.

Ruliyantyo SR.
Orang Jambi yang sulit dideskripsikan. Paling taat dan tidak banyak meminta dalam menjalankan tugas. Punya banyak koleksi download-an yang akan terus bertambah. Sepertinya pemecah rekor anggota lab yang paling ringan berat badannya karena faktor genetik. Sebagai sesama pemilik ilmu meringankan tubuh semoga saya dan Ruli sama-sama bisa menaikan berat badan secara stabil dan seimbang (tidak hanya di perut).

M. Iqbal Tawakal
Iqbal adalah asisten peneliti yang paling tinggi score IELTS dan TOEFL nya di lab dan juga dibekali dengan kemampuan berbahasa Jepang yang cukup. Selalu fokus dalam memecahkan satu masalah. Code hasil karya Iqbal termasuk rapih dan tak diragukan kebenarannya. Rumahnya yang jauh berada di Bekasi tidak membuat Iqbal malas-malasan dalam hal bekerja di lab. Iqbal adalah orang yang paling easy going. Iqbal termasuk pula dalam anggota genk "masjid - lab 1109". Mendalam ketika mengkaji sesuatu, sederhana, dan bersahaja adalah ciri khas yang tidak bisa hilang dari diri Iqbal. Iqbal termasuk dalam anggota Power Ranger 1231 (sebutan saya untuk lima asisten riset yang bertahan hidup di lab > 6 bulan paska kelulusan di kampus).

Fauzi
Uda yang satu ini paling kuat dan cepat dalam memahami berbagai paper di bidang ilmu komputer. Paling kuat begadang. Tidak berhenti bekerja sebelum pekerjaan selesai. Dalam kalimat sederhana, Fauzi itu talk less do more.

Sony Wirawan
Rekan yang satu ini adalah komikus bersahaja dan sederhana. Saya jarang berkoordinasi dengan beliau, mungkin karena orangnya agak introvert. Sony menurut saya adalah salah satu pribadi soleh di Fasilkom. Dalam sudut pandang saya, saudara saya yang satu ini benar-benar mengutamakan passion dalam bekerja. Topik yang diambilnya ketika TA adalah simulasi robot pemain sepak bola, topik yang terbilang sulit. Namun tetap diambil karena sesuai dengan passion-nya, yakni menikmati pertandingan sepak bola. Sony bisa ditemukan di kaskus sebagai salah satu pemilik lapak dagangan di FJB.

Enrico Budianto
Klo saudara seiman yang satu ini testimoninya sudah saya tulis di sini. Setahu saya cita-citanya saat ini adalah menjadi profesor di Standford. Sekarang lagi menjalankan studi S3 nya di NUS, gak pake S2 langsung S3 gan. Mantaplah pokoknya.

Big Zaman
Tak ada kata yang bisa menggambarkan dengan baik kebaikan seorang Big Zaman. Big ini pribadi yang paling bertanggung jawab, mungkin karena memang Big punya banyak amanah makanya sifat ini yang paling terlihat dari beliau. Hidup dalam kesederhanaan justru menempa Big lebih matang ketimbang penghuni lab yang lainnya. Mantan manajer PPSDMS ini selalu punya nasihat yang pas di hati jika diminta. Anggota dari Power Ranger 1231 yang satu ini juga sparing partner yang tepat dalam hal perbaikan diri dan dalam hal memenuhi targetan-targetan ibadah. Mapres kedua Fasilkom tahun 2010 ini sangat santun dalam bertutur dan bertindak. Ah! rasanya aneh jika ada pribadi yang tidak suka dengan seorang Big Zaman. Kekurangan Big cuma satu, kurang pendamping hidup :D

Faris Al Afif
Muda, detail, dan visioner. Mungkin ini tiga kata yang menggambarkan Faris saat ini. Almamater SMAN 1 Bogor yang satu ini selalu memperhatikan hal detail dalam bekerja. Tak heran detail dan cerdasnya beliau dalam menyampaikan informasi, data, dan argumentasi mengantarkannya menjadi Mapres Fasilkom tahun 2011. Tidak seperti kami yang baru-baru, Faris aktif di lab 1231 sudah sejak lama. Ketua Tim Robotik UI periode 2011 ini sedang menunggu pengumuman beasiswa, tetapi juga sudah diterima kerja di sebuah perusahaan yang oke punya. Kita doakan saja yang terbaik buatnya.

M. Sakti Alvissalim
"The Lab Savior" inilah gelar yang saya berikan kepada seorang saudara seiman yang satu ini. Mantan ketua  Rohis SMAN 2 Ngawi ini mendadak gaul terutama dalam hal penampilan semenjak kepulangannya dari pertukaran pelajar Nagoya University, Jepang, tetapi hal ini tidak mengurangi keistiqomahannya dalam taat kepada Ilahi. Alvis sebagai anggota lab juga termasuk dalam jajaran sesepuh di lab 1231. Telah berada di lab semenjak tahun kedua kuliah, sejak lab masih berada di ruang 3310. Alvis sebagai Power Ranger 1231 paling banyak melakukan aksi penyelamatan di bidang penelitian. Penyelamatan yang saya maksud adalah pencarian solusi dan pemecahan masalah terhadap berbagai tantangan penelitian yang ada di lab. Detail, well-planned, pantang menyerah, workholic, optimis dan bertanggung jawab adalah sifat-sifat yang selalu terlihat dari dalam diri Alvis dalam mengerjakan berbagai hal di lab. Problem Alvis kurang lebih sama seperti Big. Spesifikasinya dalam menjadi jodoh termasuk tinggi menurut saya. Mungkin ini salah satu sebab agar kita mendoakan Alvis dimudahkan dalam mencari pendamping hidup. Terutama untuk mendampingi selama melanjutkan studi S2 di Tokyo Institute of Technology.

Sekian testimoni dari saya. Mungkin ada yang testimoninya pendek, karena memang saya belum tahu banyak tentang beliau-beliau walau sudah lebih dari sekali kami menginap bersama di lab karena tuntutan kerjaan ataupun untuk menyelesaikan skripsi/tugas akhir. Akhir kata mohon maaf jika ada kata yang tak berkenan. Tiada sempurna pribadi ini apalagi tulisannya. Semoga Allah mempertemukan kita kembali kelak dengan keadaan yang lebih baik dan kerja sama yang lebih bermanfaat untuk sebanyak-banyaknya orang di Bumi ini.

Mantan kawan seperjuangan di Lab 1231.



Muhamad Fajar.

Read More

Minggu, 24 Oktober 2010

Optimisme Abadi


Langkah kaki kita seringkali terhenti ataupun melambat ketika kita melalui cobaan hidup yang sulit. Pikiran penuh dengan hal-hal yang harus dikerjakan dan dipikirkan. Rasa cemas, seringkali datang menyerang. Dunia seakan menjadi musuh, di saat bersamaan hawa ancaman ketakutan menyelimuti diri yang sedang berputus asa. Serasa dipukul palu godam sebesar gajah. Lelah dan lelah terasa mengkabuti pandangan mata.

Sadarilah, masalah adalah keniscayaan. Hidup itu berputar, kadang di atas kadang di bawah. Fisik mungkin bisa hancur dan cacat. Tetapi jangan biarkan hati ini cacat ataupun hancur. Hidup ini cuma sekali, dan menyerah sama saja dengan menyia-nyiakan kesempatan yang cuma satu kali. Tetap berprasangka baik kepada Sang Khalik, merajut kembali harapan yang tersobek dan mengelem kembali impian yang retak.

Satu kata pun muncul. Satu kata yang merubah segalanya. Satu kata yang mencerminkan keimanan. Kata itu merubah hitam menjadi abu-abu kemudian menjadi putih. Kata yang menyingkirkan dingin menusuk dari kulit, mendatangkan hangat dari hati. Sebuah kata yang akan menggerakan mesin-mesin berkarat kembali mengkilat dan selincah mesin baru.

Optimis, kata ini bangkit dari kedekatan kita dengan-Nya. Kedekatan dibangun dengan berbagai ibadah sunnah, karena wajib telah menjadi kebutuhan, dan sunnah harus ditempa menjadi hobi. Sebagai contoh, tilawah bisa menjadi penenang jiwa dikala resah, penyejuk hati dikala gundah. Sholat malam seolah menjadi premi asuransi bahwa hari ini paling cerah diantara hari-hari lainnya. Puasa menjadi ajang latihan berpikir tenang walaupun situasi sempit dan kritis. Hafalan menjadi jaminan terjaganya diri ini dari godaan makhluk-makhluk pembisik hati.

Tulisan ini mungkin sebuah renungan. Renungan yang tercurah karena penulisnya tak kunjung mencapai stabilitas dalam menjalani Ibadah Sunnah dan rutinitas positif. Berharap bisa memulai segalanya lagi, membenahi diri, membereskan hati, meluruskan niat, melukiskan rancangan hidup menuju mati yang di-ridhoi dan selalu memiliki optimisme abadi.

Bismillahu Allahu Akbar!

Read More

Senin, 03 Agustus 2009

Divonis

sumber gambar: http://www.flickr.com/

Setelah check up saya pun divonis seminggu lagi . . .
seminggu lagi harus istirahat di rumah (rawat jalan), gak boleh pergi-pergi ataupun naik motor. Karena semua ini diawali dengan kelalaian dalam beristirahat ketika sakit, maka selanjutnya saya hanya bisa mematuhi perintah Pak dokter. Alhamdulillah cuman rawat jalan, daripada dirawat di Rumah Sakit.
Terpaksa kegiatan terpusat di rumah, ayo dah yang mau rapat, di rumah aja ya!
Dengan postingan ini saya juga minta izin (+ maaf klo perlu) ke teman - teman DPM, karena saya akan pasif di kampus selama seminggu ke depan. Juga ke para panitia pejuang PMB 2009 saya tidak bisa mengawasi dengan baik selama beberapa minggu ini, tetap komit, kompak semangat!
Dan juga semua organisasi non formal yang saya terlibat di dalamnya, saya izin dulu. Insya Allah proker tetap jalan (cape donk prokernya jalan-jalan).

Terima Kasih.


nb: kenapa blog jadi tempat nulis surat ya?!

Read More

Minggu, 02 Agustus 2009

Kembali

sumber gambar: http://www.flickr.com/

Saya dengan status suspect DBD ditempatkan di pojok ruangan yang disebut 305 tempat tidur nomor 3 di sebuah rumah sakit di kota Depok. Di sebelah kiri terdapat jendela kaca yang sangat besar yang seukuran tembok. Ibu saya memilihkan tempat ini agar ketika sudah sehat saya bisa melihat pemandangan di luar rumah sakit.
Kenapa bisa sampai ke sini? Ceritanya panjang, ringkasnya diawali dengan sakit tenggorokan di hari Senin pagi (19 Juli 09) dan sempat demam dua hari (20, 21 Juli) lalu pulih, dalam keadaan yang belum benar – benar sehat pergi keluyuran ke luar rumah menjalankan beberapa amanah. Bahkan sebenarnya saya juga sempat main basket (bagian ini keluarga saya tidak ada yang tahu sampai saat ini, kecuali mereka membaca blog ini).
Walhasil hari Minggu (26 Juli 09) suhu badan pun panas tak tertahankan sekitar 40 derajat. Mungkin seperti postingan mister Big, pada saat itu saya hanya me-muhasabah diri sambil berdoa minta digugurkan dosa-dosa seiring dengan rasa dingin menyengat yang melanda tubuh ini. Singkat cerita malam itu juga saya dibawa ke rumah sakit dan dokter mengambil tindakan, dan saya pun disuntik Novalgin. Saat itu masih bersikeras rawat jalan, sampai akhirnya besok “dirumahsakitkan” karena kadar leukosit meningkat sampai 22.000. Normalnya leukosit itu berkadar 5.000 – 10.0000, jika 12.000 saja artinya ada infeksi ringan di tubuh, maka 22.000 maka bisa diterka apa yang terjadi.
“Subhanallah”, mungkin kata ini yang tepat menggambarkan pengalaman saya, karena dengan sakit yang agaknya cukup "lebay" ini, saya jadi mengintrospeksi diri. Berikut beberapa hal hikmah yang bisa saya tangkap selama di RS. Pertama, disebelah saya ada seorang pemuda juga berumur 18 tahun lulusan MAN 14 yang akan meneruskan studinya ke Al-Hikmah, calon ustadz, beliau-lah yang menjadi penjaga ibadah saya di rumah sakit, ibaratnya sparring partner dalam berbuat baik, secara tidak langsung Sang Pemilik Siang dan Malam menegur saya yang selama ini merasa sudah pede dengan ibadah harian, padahal sampai saat ini bisa dibilang masih sangat kurang alias pas-pasan doank.
Kedua, dengan kejadian ini, saya diingatkan kembali bahwa manusia itu begitu kecil dan lemah, tanpa pertolongan dari-Nya kita bukan apa-apa. Untuk menurunkan kadar leukosit yang menjadi indikator kesahatan saya saja, pada saat itu saya cuman bisa mengikuti prosedur kesehatan RS (minum obat dll.) dan meminta kepada Sang Maha Berkehendak agar penyakit ini disembuhkan oleh-Nya.
Hasil diagnosa pun disimpulkan oleh dokter, ternyata saya tidak menderita DBD tapi bronchupnemonia yang disebabkan oleh virus. By the way kenapa saya tulis di sini penyakitnya apa, karena banyak yang bertanya klo ketemu saya “Sakit apa Jar?”, supaya gak pada penasaran juga. Ketiga, lagi – lagi saya dibuat sadar tentang betapa kufurnya manusia yang sering mengingkari kesehatan yang ia miliki. Padahal harga sehat itu sendiri sangat mahal! Mungkin seringkali kita dengar muda sebelum tua, sihat sebelum sakit, lirik ini sangat nyata lho walaupun seringkali kita anggap enteng. Tak ada keinginan untuk menceramahi tapi hanya sekedar saling mengingatkan, syukurilah sehat dengan menjaga kesehatan itu sendiri, syukurilah sehat dengan makan tepat waktu dan tepat gizi, syukurilah sehat (tentu) juga dengan mendirikan shalat lima waktu (untuk yang muslim) dan dianjurkan yang sunnahnya juga, karena tak ada yang tau sholat kita kita cukup atau tidak untuk bekal ke sana kelak. Syukurilah sehat, sebelum sehat itu pergi meninggalkan kita.
Kini, saya telah kembali untuk berkarya di Bumi ini! Akhir kata saya ucapkan “Alhamdulillah, segala puji bagi Engkau Rabb Semesta Alam”.


Wallahualam bissawab.


Read More

Senin, 08 Juni 2009

"Jendela" Baru

Alhamdulillah, Sang Maha Pengasih memberikan saya nikmat yang tiada henti, termasuk dengan jendela baru yang dibelikan oleh kedua orang tua saya, jadi merasa belum bisa berkontribusi banyak bagi diri saya sendiri, hari gini masih dibeliin ortu. Terima kasih untuk semua pihak yang telah mendukung pembelian benda ini, terutama kedua orang tua saya, tukang perkakas teknologi Informasi di Pocin, dan pihak - pihak terkait lainya. Semoga saya bisa lebih banyak berkontribusi positif dengan benda ini. Benda yang mengantarkan saya melihat dunia maya dan menuntut ilmu jauh lebih nyaman dan lebih clear.

Selamat tinggal monitor lamaku, karena memang sudah umurmu tidak mencukupi lagi, dimana ada pertemuan di situ ada perpisahan. (agak lebay nampaknya)

Selamat datang Samsung 943 snx!


Sumber gambar : http://www.villman.com/


Read More

Rabu, 03 Juni 2009

Peluang

sumber gambar: http://www.flickr.com/

Peluang, hal yang sering kali ada di sekitar kita, tetapi sering kali tak kita sadarai. Namun terkadang sebaliknya, peluang itu kita cari - cari, tetapi serasa sulit untuk menemukannya. Berikut petikan cerita tentang dua orang warga Indonesia, yang satu Indonesia tulen, yang satu lagi keturunan Cina. Sama sekali tak ada maksud untuk bersikap rasis, bahkan saya kagum dengan saudara - saudara setanah air saya yang berdarah keluarga cina, mungkin cerita berikut ini bisa membantu pembaca mengerti kekaguman saya.

Seorang warga Indonesia keturunan Cina (sebut saja Joni) sedang bersepeda di depan rumah seorang warga Indonesia pribumi (sebut saja Fulan). Fulan terlihat sedang memarkir mobil BMW Z4 miliknya, sementara Joni sedang memarkir sepeda ontel andalannya.
Joni pun melirik dan celingak celinguk melihat BMW milik Fulan seraya berkata "Ful, boleh tuh BMW, tuker sama sepedaku Ful, mau tak?",
"Orang gila kali mau nuker BMW sama sepeda" balas Fulan.
"Namanya juga usaha" komentar Joni.

Setiap kisah pasti memiliki hikmah di dalamnya, begitu juga dengan petikan cerita super pendek di atas. Hikmahnya pun tergantung dari orang yang menginterpretasikan kisah tersebut. Saya pun memiliki interpretasi tersendiri dari kisah di atas. Pada kisah di atas tercermin bahwa Joni selalu memanfaatkan peluang sekecil apapun, bahkan peluang yang kemungkinan suksesnya < 1. Semangat yang sungguh luar biasa.
Orang Indonesia pribumi masih banyak sekali yang pemalas (kemungkinan termasuk saya) maunya banyak tapi usahanya sedikit, padahal di satu sisi, saudara - saudara kita yang lainnya jauh lebih pekerja keras daripada mereka, seharusnya kita bisa meniru mereka dalam memanfaatkan setiap peluang yang positif dalam hidup untuk merubah nasib diri kita sendiri. Itulah alasan saya menggumi karakteristik Indonesia keturunan Cina, bekerja tanpa kenal menyerah, tidak hanya sekedar bekerja keras, tetapi juga bekerja cerdas.

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga diri mereka yang merubah sendiri”. (Ar-Ra’ad:11)

Nasib itu bukanlah sesuatu yang statis, kita adalah pelukis dari kehidupan kita masing -masing, bukan orang lain. Dan tentu saja tak ada hal yang terlepas dari kehendak Allah SWT, kita berusaha dan berdoa, sisanya serahkan kepada Yang Maha Berkehendak. Setiap detik adalah peluang untuk merubah nasib kita. Dua hari lagi esok adalah masa lalu, maka kita harus berpikir se-visioner mungkin. Terakhir, selamat menunggu nilai kuliah semester untuk yang sudah UAS, semoga kita mendapatkan nilai yang terbaik, sesuai dengan usaha yang telah kita lakukan. Untuk yang SP semoga diberikan keterbukaan pikiran dalam menyerap kuliah dan untuk yang liburan (termasuk saya) semoga diberikan petunjuk dan kekuatan untuk meng-agendakan acara - acara yang manfaat ketika liburan.

Read More

Selasa, 21 April 2009

Tetap Semangat!

Untuk beberapa waktu ini frekuensi post menurun drastis, karena aktivitas pemilik blog yang cukup padat. Para pembaca harap bersabar, "habis gelap pasti terbitlah terang!".

Tetap Semangat!

Ilustrasi : Seorang anak kecil jepang sedang bersemangat!" (sumber : flickr.com)

Read More

Kamis, 15 Januari 2009

10 Fakta Tentang Saya (PR sejuta umat)

Blogsphere di Indonesia sedang mengalami musim perlombaan memberikan Pekerjaan Rumah (PR) berupa 10 fakta tentang penulis blog tersebut, maka saya termasuk orang yang terkena imbasnya, saya mendapatkan amanah untuk menulis tentang perihal yang sama, berikut liputan khusus "10 Fakta Tentang Saya".
~ Saya mendapatkan PR ini dari salah seorang Blogger bernama Ecky


Fakta #1. Musik
Hidup saya diwarnai dengan lika - liku tentang musik. Setelah perjalanan panjang saya di dunia musik, maka saya menyimpulkan bahwa musik lebih berbahaya dibandingkan pedang bermata dua. Musik bisa menyihir seseorang menjadi kehilangan kepribadiannya dan mengikuti style atau gaya dari sang pemain musik tersebut, bahkan memaksa seseorang untuk mengikuti pemikiran tertentu.
Layaknya pedang, musik bisa menjadi hal yang baik atapun buruk, tergantung dari niat pembuat musik tersebut, bisa jadi menasihati pendengarnya, memabukan pendengarnya di dalam lautan cinta (yang sering kali cinta yang semu), mengirimkan pesan duka ataupun suka cita, menjadi sindiran bagi segolongan orang, menjadi penyemangat di tengah peperangan, bahkan menjadi gertakan bagi suatu kaum.
Saya seringkali berfikir untuk tidak hanya sekedar mendengarkan sebuah musik, tapi berusaha mencari arti dari penciptaan musik tersebut dan kebermanfaatannya bila saya mendengarnya. Walaupun pada kenyataannya seringkali saya terjebak di dalam kalimat "wah yang penting musiknya enak! gak penting artinya apa dech!". Bagi saya satu kata untuk musik "Waspadalah!" ~ dengan aksen bang Napi.

Fakta#2 Moody
Saya adalah orang yang tindakannya 30% berpeluang dipengaruh emosi (perhitungan dilakukan dengan feeling bukan dengan probabilitas terapan X_x), saya salut dengan orang yang tidak panik dan berfikir jernih di situasi terdesak. Bila Anda termasuk orang yang seperti itu, tolong ajari saya :D

Fakta#3 Malaysia - Indonesia Saudara kok berantem? Tanya Kenapa?
Sebuah fakta yang sampai saat ini masih membingungkan saya, saudara serumpun lagi se-iman, Malaysia dan Indonesia, kerap kali berantem, pertanyaannya bukanlah "siapa yang salah?", tetapi "kenapa harus saling menyalahkan?"
Malaysia terkenal sebagai bangsa yang rasis, hal inilah yang membuat orang Indonesia tidak menyukai orang Malaysia, jika ada orang Malaysia yang membaca postingan saya kali ini maka saya tegaskan, saya mewakili orang Indonesia dengan ini menyatakan "Yang dibenci oleh Indonesia bukanlah orang Malaysia melainkan sifat rasis yang dimiliki orang Malaysia."

Fakta#4 Senang banyak teman
Sudah jelas sekali dari judulnya, saya orang yang bekerja optimal di dalam team, tentu saja harus teman - teman yang bukan free rider atau yang cuman terima jadi (biasanya saya yang jadi free rider-nya :p). Ketahuilah, mencari seribu musuh lebih mudah daripada mencari satu orang teman.

Fakta#5 Anti-Zionist
Zionis bagi saya gak banget. Sebuah paham yang menurut saya akan membahayakan perdamaian dunia. Semoga cita - cita para zionis tidak pernah terwujud.

Fakta#6 Tidak suka hal bertele-tele
Saya adalah tipikal orang yang sedang belajar ber-basa-basi, walaupun di satu sisi saya tidak suka bertele - tele, namun ternyata di dunia ini membutuhkan basa-basi, layaknya pegangan gelas yang ada pada gelas, kenapa kita tidak langsung saja memegang gelasnya?! ~perumpamaan yang aneh. Intinya ternyata dalam membangun relasi / jaringan dibutuhkan skill basa-basi yang tinggi, teori ini masih dalam pembuktian, karena dari pengamatan mata saya, mayoritas orang yang supel dan jaringannya luas, selalu memulai pembicaraan lebih dulu daripada lawan bicaranya.

Fakta#7 Benci maling
Sekarang saya mengerti jika ada maling yang tertangkap seringkali digebukin warga, karena kehilangan sesuatu itu sangat tidak menyenangkan, apalagi penyebabnya diambil orang secara diam - diam. Dan terlebih lagi jika yang hilang adalah dompet, harus lapor ke polisi, mengurus KTP, KTM dan berbagai hal penting lainnya yang ada di dompet. Namun di satu sisi terkadang saya sering berpikir, apakah itu berarti kita semua cinta dunia?

Fakta#8 Membaca dan Menulis

Menulis adalah sesuatu yang sedang saya usahakan menjadi hobi saya, lebih tepatnya menulis di blog. Namun ternyata, hal ini membutuhkan hal lain sebagai minimum requirment atau prasyarat minimal (seperti kuliah saja), yaitu membaca, jadi saat ini juga saya sedang memaksa diri untuk hobi membaca.

Fakta#9 Orang IT

Tak bisa dipungkiri bahwa saya adalah warga negara Indonesia yang bergerak di bidang teknologi informasi, jadi jangan heran jika anak Fasilkom UI akan dihubungi oleh teman-teman lamanya jika hal - hal seperti berikut ini terjadi, komputer kena virus, komputer tidak berfungsi sebagaimana mestinya, pengen beli laptop / komputer yang bagus, baterai laptop ngadat dan sebagainya. Saya pernah mendengar pendapat beberapa orang bahwa sudah banyak orang yang bergerak di bidang IT, lalu mereka seringkali bertanya ke saya "Apa gak takut gak kebagian lahan?".
Sungguh cara berpikir yang sempit ~menurut saya. Rejeki itu Allah yang mengatur & saya yakin Allah SWT itu Maha Adil, yang terpenting kita sudah berusaha yang terbaik untuk kehidupan kita, masalah keputusan saya serahkan pada-Nya. Dan jika kita ingin melihat realita, Teknologi Informasi saat ini menjadi hal yang menjadi wajib ada di setiap disiplin ilmu, seperti arsitektur, kedokteran, sipil, pertanian dan lain-lain. Dengan kata lain, lahan kami (anak IT) berpotongan dengan seluruh himpunan ilmu di dunia artinya lahan kami nyaris tak terbatas, selama dunia butuh kemudahan, disitulah lahir sebuah teknologi untuk memudahkan. Itulah salah satu yang membuat saya bangga menjadi Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

Fakta#10 Kesempatan kesekian
Saya selalu merasa, di setiap pagi ketika saya terbangun dari tidur, itu adalah kesempatan kesekian kalinya yang diberikan oleh Allah SWT untuk mengukir kehidupan saya lebih baik dari hari kemarin, karena sebenarnya dalam keadaan tidur, kita sama sekali tidak berkuasa atas tubuh kita. Sayangnya sangat banyak orang (termasuk saya) yang sering lupa untuk mensyukuri hal itu. Mudah - mudahan kita bisa merubah kebiasaan buruk kita, minimal kita membaca doa bangun tidur ketika baru bangun dari tidur.
Sekedar intermezzo, pernah terjadi di suatu hari saya hampir pergi ke alam lain dengan mudahnya. Semua itu terjadi saat saya terlambat ke kampus untuk ujian tengah semester, akibatnya saya pun mengendarai motor "agak" ngebut, salip kanan, salip kiri tanpa sadar melewati genangan lumpur. Ketika saya mau kembali menyalip angkot di depan saya dari kanan, terlihat ada angkot lain dari arah berlawanan, dan dua buah motor yang melaju bersama angkot tersebut, spontan saya mengerem motor dengan rem depan, akibatnya ban belakang slip, dan motor luar biasa tidak stabil, oleng kanan-kiri berulang-ulang, harapan hidup pun menipis, serasa boro - boro ikut UTS, mungkin langsung di interogasi sama malaikat abis kejadian ini.
Alhamdullillah, karena belum saatnya saya kembali kepada-Nya, motor bisa kembali saya kendalikan (~fiuhh) dan akhirnya bisa ikut UTS walaupun agak terlambat.
Untuk itu jangan pernah berhenti mensyukuri nikmat yang Dia berikan pada kita, jangan sampai kita mesti ditegur terlebih dahulu agar mau bersyukur.


Akhir kata, rantai blogsphere ini harus saya teruskan, maka saya akan memberikan Pe-Er yang sama kebeberapa blogger antara lain,
Mudah-mudahan PR-nya dikerjakan.

Read More

Kamis, 13 November 2008

Astagfirullah

Berita duka sesaat . . .


HP kembali raib setelah HP mentari raib di jalan (jatuh ketika naik motor) sudah di pulihkan di galeri Indosat, sekarang giliran yang esia T_T (jatuh ketika naik motor juga ditempat yang sama). Astagfirullah, baru diuji seperti ini saja sudah shock, benar - benar penyakit hati (cinta dunia), Astagfirullah. Padahal yang penting itu informasi di dalam HP + nomor + sms-sms penting.

Read More

Selasa, 05 Agustus 2008

Nilai Lebih di Balik Kesederhanaan




Si Kuning berbunyi tring2x,

Sepedaku lari kencang,

Di tengah hiruk pikuk kendaraan bermotor,
Si kuning berlari di jalur merah,

Si Kuning dengan riangnya,
Si Knalpot dengan polusinya,


Si Kuning dengan ramahnya,
Si Knalpot dengan Ke-egoisannya,

Si Kuning dengan tenangnya,
Si Knalpot dengan rusuhnya,


Kapan anda mau mencoba,
Mendapatkan gelar "The Pride of Yellow Biker"

Read More

Rabu, 25 Juni 2008

Aku dan Inginku


Berikut sedikit luapan emosi yang punya Blog,
kalau mau dibaca silahkan klik read more dan terima kasih sudah mau baca

kalo tidak, juga tidak masalah, tidak ada pihak yang dirugikan

Dua hal ini selalu bertengkar di dalam hati seseorang,
Terkadang kita kalah, terkadang kita menang,
“inginku” sering kali mengarahkan diri ini pada keserakahan,
“inginku” sering kali membuat tindakan dan lisan tidak sejalan,
“inginku” sering kali menuai konflik batin di dalam diri,
Namun tanpa , “inginku” tak akan ada cita – cita,
Tanpa “inginku” tak akan ada pertolongan dari sahabat sejatimu,
Tanpa inginku, tak akan ada rasa syukur atas nikmat yang telah Dia berikan
Tanpa “inginku”, dunia kan menjadi hampa,
Ingin kuteriakan “inginku” kau lah yang ku atur! jadi jangan coba mengaturku!
“inginku” sebenarnya apa maumu?



Read More

Saya?!

Foto saya
Dipanggil Fajar. Sampai saat ini masih yakin terlahir untuk menjadi pemenang, walaupun saat ini saya masih amat jauh dari pribadi dan pengetahuan seorang pemenang. Saya harus terus belajar hingga benar - benar menjadi pemenang di dunia dan di akhirat bersama pemenang-pemenang lainnya. Alhamdulillah saat ini saya telah lulus dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Cita - cita : Menjadi seorang pemilik perusahaan IT Indonesia yang disegani di seluruh dunia, dan menjadi orang super kaya sehingga mampu membantu sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia! Hal ini tak akan bisa terwujud tanpa doa, dukungan dan kerja keras. Untuk itu mohon doanya juga dari para pembaca :D

Fajar's Personality

Click to view my Personality Profile page