Tampilkan postingan dengan label Kehidupan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kehidupan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 26 Agustus 2012

Kehidupan Lab



Tulisan kali ini saya dedikasikan untuk kawan-kawan Fasilkom 2007 yang pernah bertandang dan bekerja sama di sebuah lab di Fasilkom UI, lab yang ketika itu bernomor 1231. Ini tentang mereka yang nekat masuk ke lab dengan jam kerja dan muatan kerja berlebih. Jika tertarik membaca silahkan klik "read more" di bawah ini.

Jika saya tidak salah ingat, setidaknya ada 13 orang mahasiswa yang mengerjakan Tugas Akhir di bawah bimbingan Dr. Eng. Wisnu Jatmiko (termasuk saya). Walaupun masa pengerjaan TA kami tidak seluruhnya berbarengan, saya memiliki kesan berupa testimoni kepada 12 karakter lainnya. Saya berharap dengan menuliskannya, ada sifat-sifat positif di dalamnya yang terpelihara, berkembang lebih baik lagi dan juga menular pada penulisnya (ngarep). Berikut testimoni dari saya pribadi tentang keduabelas orang tersebut.

Prayoga Dahirsa
Yoga paling jago main catur di angkatan 2007, tidak ada yang meragukan kemampuan analisisnya dalam bermain catur. Rajin ke Masjid. Salah satu dari pendiri genk "masjid - lab 1109" (segerombolan mahasiswa yang suka nongkrong di lab 1109 dan selalu ke masjid untuk sholat berjamaah di awal waktu). Paling gampang untuk nyambung masalah candaan. 

Abdullah Hafidh
Lulusan SMAN 28 Jakarta yang satu ini adalah pemilik IPK tertinggi ketiga di Fasilkom UI pada wisuda semester genap tahun 2011. Kecerdasan dan kemampuan code dan memecahkan masalah dari seorang Abdullah Hafidh tidak diragukan lagi. Bermain ketika orang belajar, belajar ketika orang bermain adalah ciri khasnya. Itulah yang membuat banyak mahasiswa lain di sekitarnya terjebak ikutan main ketika saatnya belajar dan tidak belajar seperti Hafidh pada saatnya bermain.

Wahyu Tri Anggoro
Saudara seperjuangan saya dari sebelum mulai kuliah sampai wisuda. Kawan satu SMA yang termasuk memiliki nilai-nilai kuliah yang stabil dan unggul pada aspek-aspek yang tidak diduga-duga pada saat kuliah. Penerima beasiswa beberapa kali selama kuliah. Orang yang paling kalem menghadapi berbagai macam hal baik maupun buruk. Termasuk dalam genk "masjid - lab 1109".

Aji Roland
Aji punya profesi sampingan sebagai translator beberapa episode salah satu serial pahlawan bertopeng Jepang (Kamen Rider). Beliau paling fasih berbahasa Jepang diantara orang-orang yang bisa bahasa Jepang di lab 1231. Selalu punya solusi dan gagasan inovatif ketika menemukan masalah dalam proses penelitian di lab. Teman diskusi yang asyik. Anak seorang almarhum dokter RSCM, tak heran kepintaran ayahnya bersemayam pula dalam kromosom Aji.

Ruliyantyo SR.
Orang Jambi yang sulit dideskripsikan. Paling taat dan tidak banyak meminta dalam menjalankan tugas. Punya banyak koleksi download-an yang akan terus bertambah. Sepertinya pemecah rekor anggota lab yang paling ringan berat badannya karena faktor genetik. Sebagai sesama pemilik ilmu meringankan tubuh semoga saya dan Ruli sama-sama bisa menaikan berat badan secara stabil dan seimbang (tidak hanya di perut).

M. Iqbal Tawakal
Iqbal adalah asisten peneliti yang paling tinggi score IELTS dan TOEFL nya di lab dan juga dibekali dengan kemampuan berbahasa Jepang yang cukup. Selalu fokus dalam memecahkan satu masalah. Code hasil karya Iqbal termasuk rapih dan tak diragukan kebenarannya. Rumahnya yang jauh berada di Bekasi tidak membuat Iqbal malas-malasan dalam hal bekerja di lab. Iqbal adalah orang yang paling easy going. Iqbal termasuk pula dalam anggota genk "masjid - lab 1109". Mendalam ketika mengkaji sesuatu, sederhana, dan bersahaja adalah ciri khas yang tidak bisa hilang dari diri Iqbal. Iqbal termasuk dalam anggota Power Ranger 1231 (sebutan saya untuk lima asisten riset yang bertahan hidup di lab > 6 bulan paska kelulusan di kampus).

Fauzi
Uda yang satu ini paling kuat dan cepat dalam memahami berbagai paper di bidang ilmu komputer. Paling kuat begadang. Tidak berhenti bekerja sebelum pekerjaan selesai. Dalam kalimat sederhana, Fauzi itu talk less do more.

Sony Wirawan
Rekan yang satu ini adalah komikus bersahaja dan sederhana. Saya jarang berkoordinasi dengan beliau, mungkin karena orangnya agak introvert. Sony menurut saya adalah salah satu pribadi soleh di Fasilkom. Dalam sudut pandang saya, saudara saya yang satu ini benar-benar mengutamakan passion dalam bekerja. Topik yang diambilnya ketika TA adalah simulasi robot pemain sepak bola, topik yang terbilang sulit. Namun tetap diambil karena sesuai dengan passion-nya, yakni menikmati pertandingan sepak bola. Sony bisa ditemukan di kaskus sebagai salah satu pemilik lapak dagangan di FJB.

Enrico Budianto
Klo saudara seiman yang satu ini testimoninya sudah saya tulis di sini. Setahu saya cita-citanya saat ini adalah menjadi profesor di Standford. Sekarang lagi menjalankan studi S3 nya di NUS, gak pake S2 langsung S3 gan. Mantaplah pokoknya.

Big Zaman
Tak ada kata yang bisa menggambarkan dengan baik kebaikan seorang Big Zaman. Big ini pribadi yang paling bertanggung jawab, mungkin karena memang Big punya banyak amanah makanya sifat ini yang paling terlihat dari beliau. Hidup dalam kesederhanaan justru menempa Big lebih matang ketimbang penghuni lab yang lainnya. Mantan manajer PPSDMS ini selalu punya nasihat yang pas di hati jika diminta. Anggota dari Power Ranger 1231 yang satu ini juga sparing partner yang tepat dalam hal perbaikan diri dan dalam hal memenuhi targetan-targetan ibadah. Mapres kedua Fasilkom tahun 2010 ini sangat santun dalam bertutur dan bertindak. Ah! rasanya aneh jika ada pribadi yang tidak suka dengan seorang Big Zaman. Kekurangan Big cuma satu, kurang pendamping hidup :D

Faris Al Afif
Muda, detail, dan visioner. Mungkin ini tiga kata yang menggambarkan Faris saat ini. Almamater SMAN 1 Bogor yang satu ini selalu memperhatikan hal detail dalam bekerja. Tak heran detail dan cerdasnya beliau dalam menyampaikan informasi, data, dan argumentasi mengantarkannya menjadi Mapres Fasilkom tahun 2011. Tidak seperti kami yang baru-baru, Faris aktif di lab 1231 sudah sejak lama. Ketua Tim Robotik UI periode 2011 ini sedang menunggu pengumuman beasiswa, tetapi juga sudah diterima kerja di sebuah perusahaan yang oke punya. Kita doakan saja yang terbaik buatnya.

M. Sakti Alvissalim
"The Lab Savior" inilah gelar yang saya berikan kepada seorang saudara seiman yang satu ini. Mantan ketua  Rohis SMAN 2 Ngawi ini mendadak gaul terutama dalam hal penampilan semenjak kepulangannya dari pertukaran pelajar Nagoya University, Jepang, tetapi hal ini tidak mengurangi keistiqomahannya dalam taat kepada Ilahi. Alvis sebagai anggota lab juga termasuk dalam jajaran sesepuh di lab 1231. Telah berada di lab semenjak tahun kedua kuliah, sejak lab masih berada di ruang 3310. Alvis sebagai Power Ranger 1231 paling banyak melakukan aksi penyelamatan di bidang penelitian. Penyelamatan yang saya maksud adalah pencarian solusi dan pemecahan masalah terhadap berbagai tantangan penelitian yang ada di lab. Detail, well-planned, pantang menyerah, workholic, optimis dan bertanggung jawab adalah sifat-sifat yang selalu terlihat dari dalam diri Alvis dalam mengerjakan berbagai hal di lab. Problem Alvis kurang lebih sama seperti Big. Spesifikasinya dalam menjadi jodoh termasuk tinggi menurut saya. Mungkin ini salah satu sebab agar kita mendoakan Alvis dimudahkan dalam mencari pendamping hidup. Terutama untuk mendampingi selama melanjutkan studi S2 di Tokyo Institute of Technology.

Sekian testimoni dari saya. Mungkin ada yang testimoninya pendek, karena memang saya belum tahu banyak tentang beliau-beliau walau sudah lebih dari sekali kami menginap bersama di lab karena tuntutan kerjaan ataupun untuk menyelesaikan skripsi/tugas akhir. Akhir kata mohon maaf jika ada kata yang tak berkenan. Tiada sempurna pribadi ini apalagi tulisannya. Semoga Allah mempertemukan kita kembali kelak dengan keadaan yang lebih baik dan kerja sama yang lebih bermanfaat untuk sebanyak-banyaknya orang di Bumi ini.

Mantan kawan seperjuangan di Lab 1231.



Muhamad Fajar.

Read More

Jumat, 24 Februari 2012

Saya Bukan (2)

Lagi lagi sebuah postingan yang merupakan respon postingan orang lain. Tokoh berikutnya tak perlu saya ceritakan siapa dia dengan spesifik. Cukup baca tulisan beliau yang satu iniTopan Bayu Kusuma, Pak Ketua Salam UI periode 2011, Ketua Komisi Media dan Aspirasi - DPM Fasilkom 2010. Kalem, klo lagi panik gak keliatan panik, pribadi luar biasa, ibarat kata klo saya gak kenalan dan temenan sama Topan mungkin hari ini saya gak sebaik sekarang. Sparring partner dalam berkontribusi kebaikan di banyak sisi kehidupan. Saya mungkin belum se-soleh Topan, tapi ya sedang perbaikan diri jugalah, sama-sama berlomba-lomba di jalan kebaikan. Pan, Ana uhibbuka fillah! :)
BPH DPM Fasilkom 2010. Topan kedua dari kanan, manusia yang belum pernah saya lihat marah selama saya kenal.

Read More

Rabu, 22 Februari 2012

Saya Bukan

Terinspirasi dengan tulisan Big Zaman tentang salah seorang sahabat kami yang okelah pokoknya, saya juga jadi ingin menulis tentang orang-orang di sekitar saya. Seharusnya saat ini saya mengerjakan hal lain yang merupakan bagian dari pekerjaan saya, tetapi sayang rasanya jika orang-orang ini tidak saya kisahkan dalam sebuah tulisan blog. Karakter mereka kemungkinan akan membuat para pembaca menjadi lebih bersemangat jika dikisahkan! Selamat menikmati :D

Tokoh pertama adalah pemilik IPK kedua tertinggi se-UI pada saat saya wisuda (2011). Enrico Budianto, mahasiswa tipikal anak soleh alumni SMAN 8 Jakarta ini adalah targetan bully saya terutama tentang sekolah kebanjiran. Dia termasuk yang saya jadikan rival masalah akademis. Alasannya simpel, Enrico adalah batas atas yang masih mungkin saya kejar (pede amat ya, padahal mah jauh). Klo kuliah duduk dekat Enrico (biasanya dia duduk di depan), siapa tahu ketularan pinter. Namun kaidah "posisi menentukan prestasi" tak selalu benar, ada banyak faktor yang membuat seseorang berprestasi. Kata salah seorang dosen saya "Sering kali orang Indonesia itu hanya melihat hasil dan lupa akan proses", hal ini benar-benar terjadi ketika saya mengamati pribadi yang satu ini.

Terlihat saya sedang sinis memandang rival saya dari jauh saat rapat penutupan kepanitiaan PMB 09 (kok mukanya pada random?!)
Contoh kasusnya adalah salah satu mata kuliah kami memperbolehkan pembuatan catatan tulis tangan (notes) untuk membantu mengingat-ingat teori (dengan dibaca) ketika UTS ataupun UAS dengan batas halaman tertentu (biasanya 2 sampai 4 halaman) ukuran A4. Nah! Klo saya paling malas bikin notes, karena yang saya pahami namanya belajar itu untuk paham dan kemudian bisa menceritakan ke orang lain tentang sesuatu teori tanpa harus menghapal. Berbeda dengan Enrico, dia menyalin semua slide materi kuliah ke notes tanpa terlewat dari kuliah pertama sampai terakhir, satu atau dua hari sebelum ujian dengan ukuran font super kecil supaya muat di notes. Tentu saja ditukar dengan jam tidurnya di malam hari. Klo ditanya kenapa, alasannya normatif "Gw belum terlalu ngerti Jar, jadi gw catet semua". Dalam hati "gw tau kok lw ngerti, bahkan jauh lebih ngerti dari gw -_-".

Tak heran usaha-usaha luar biasa Enrico lainnya yang membutuhkan pertukaran dengan jam tidur bahkan jam makan telah mengantarkannya menjadi si IPK kedua tertinggi di UI dari sekolah langganan banjir (masih aja di-bully :p). Kabar terbaru, Enrico yang sekarang sedang bekerja di Accenture (salah satu perusahaan konsultan yang gajinya bikin orang makmur) mendapat beasiswa Erasmus Mundus ke Eropa. Mendahului kami (sebagian kecil sekali Fasilkom 07) yang masih ngetem riset di lab sambil berburu beasiswa S2. Wajar sih keterima, high spec. people.

Enrico juga pernah bekerja dengan saya di DPM Fasilkom 2009 dan "berebut" dengan saya jadi ketua DPM Fasilkom 2010. Pernah menjadi Sun Campus Ambassador sekaligus Microsoft Student Partner (Semacam duta Microsoft gitulah). Hal yang paling saya ingat adalah Enrico tidak ragu untuk berbagi kebahagiaan jika sedang dapet rejeki, klo gak salah hitung setidaknya saya sudah dua kali ditraktir. Salah satunya karena saya bilang "Klo IP lw 4 lagi semester ini traktir gw ya." dan dia bales "Ah sulit Jar, semester ini gw banyak yang gak sesuai ekspektasi, iya deh gw bakal lw traktir klo bener". Duar! ~ sound effect di akhir semester saya pun ditraktir.
Ketika penganugrahan award "Ter-ima Kasih" pada penutupan PMB 09
Yap ini baru postingan pertama untuk serial post berjudul "Saya Bukan". Saya akan berusaha menulis lagi tentang tokoh yang lain di kesempatan berikutnya, tetapi ada hal yang ingin saya sampaikan khususnya kepada diri saya sendiri dan umumnya bagi para pembaca (kayak pidato aja) pada postingan pertama. Sehebat apa pun orang lain, kita bukanlah mereka dan jangan jadikan alasan untuk merasa diri paling sial. Masih banyak orang yang tidak lebih enak posisi kehidupannya dibandingkan dengan diri kita.

Tetaplah percaya bahwa Allah SWT punya rencana terbaik bagi setiap hamba-Nya yang tetap pantang menyerah dengan kemampuan yang ada. Tetaplah jadi orang baik. Klo dulu kita jarang sholat sekarang jadi rajin, pertahankanlah. Klo dulu kita agak begajulan, sekarang lebih tenang, pertahankanlah. Klo dulu kita malas berubah menjadi Muslim seutuhnya sekarang mulai belajar Islam lebih dalam, pertahankanlah. Karena sungguh itu semua lebih berharga dari Bumi, Langit dan seisinya. :)

Read More

Sabtu, 22 Mei 2010

21



Hari berganti hari, begitu cepat semuanya berlalu. Detik ini takkan bisa kita kejar dengan pesawat berkecepatan cahaya sekalipun. Semakin banyak kesalahan yang diri ini lakukan seiring dengan bertambahnya umur. Hanya bisa berharap semoga Sang Maha Pengampun mengampuni dosa-dosa hamba-Nya ini yang setiap detiknya malah semakin bertambah.

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran."
(OS. Al Ashr 1-3)

"Hidup itu cuma mampir (tapi menentukan hidup setelah mati), kok masih males-malesan!", itulah kalimat yang teringat kembali ketika tak terasa siang berganti malam begitu cepatnya. Baru bangun subuh, eh kadang ketiduran lagi, abis itu berangkat ke kampus, pulang udah sore, seringnya malam, bergitu setiap hari. Tiba-tiba ujian tengah semester, kemudian tiba-tiba ujian akhir semester, dan tanpa terasa sekarang sudah menunggu-nunggu nilai keluar. Sampai nilai keluar lalu memulai semester yang baru.

Perasaan baru kemarin piala dunia, eh udah piala dunia lagi. Perasaan baru kemarin lebaran, tak terasa udah mau Ramadhan lagi ...

"Allahumma baariklana fi rajaba wa sya'baana wa balighna ramadhan"
Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan kami kepada bulan Ramadhan.

Terkadang iri sama Nobita yang gak tua-tua di Tipi, Tsubasa yang lari ke gawang ga sampe-sampe, sempat mikir ke sana kemari pula. Mereka seolah punya waktu tak terbatas untuk melakukan banyak hal. Namun apa daya, satu hari ya 24 jam, satu bulan cuma paling banyak 31 hari, kita hanya bisa berusaha yang terbaik dengan waktu dan tenaga yang terbatas. Tidur aja sudah menghabiskan kira-kira 1/4 umur kita (6 jam sehari), masak sisanya mau disia-siakan?!

Mudah-mudahan bukan hanya pas milad doank kita merenung. Menangis karena dosa yang setumpuk, meminta kemurahan hati-Nya tuk mengampuni. Dan semoga keimanan ini tidak akan dicabut hingga nanti kembali kepada-Nya sebagai hamba yang Ia ridhoi. Karena seorang hamba, takkan mungkin masuk surga karena amalnya (saja), tetapi karena Dia meridhoi diri kita. Dan semoga perbuatan baik yang kita lakukan di dunia ini berbuah ke-ridho-an dari Sang Khalik.

Read More

Sabtu, 13 Februari 2010

Luar Biasa!


Kata orang bijak kehidupan adalah guru terbaik. Hidup di sekitar orang-orang yang punya kecerdasan emosional, spiritual dan intelektual adalah hal yang 'merepotkan' namun luar biasa. Merepotkan karena seringkali lelah bersaing dengan mereka dalam segala hal. Luar biasa karena inilah nikmat hidup di dunia di sekitar orang-orang hebat. Setidaknya dalam enam tahun terakhir, inilah yang saya rasakan. Sejak dari SMA kelas X lebih tepatnya.

SMA saya adalah SMA yang sering disebut SMA unggulan di kota tempat saya tinggal. Tetapi perlu diingat saya memilih SMA ini alasan utamanya bukan karena SMA tsb unggulan, tetapi lebih karena SMA tsb dekat dengan rumah saya. Ketika SD saya sempat merasakan pendidikan Islam di TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) dan MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah) Daarul Anshor. Dengan riwayat pendidikan itu, bocah yang baru masuk SMA ini, sempat merasa diri paling sholeh. Sampai suatu ketika saya bertemu dengan teman-teman saya di SMA yang berasal dari sebuah SMP IT di kota Depok. Di sinilah awal kedewasaan saya dalam berpikir mengenai kehidupan saat ini dan kehidupan setelah kematian. Mereka para pemuda yang berbeda karena berani secara terang-terangan berpikir Idealis dan Spiritualis di tengah krisis moral siswa-siswi SMA. Tetapi walaupun begitu sama sekali tidak eksklusif.

Sholat sunnah (Dhuha, rawatib) setiap hari, berdoa dengan dikeraskan (di-zhohirkan) setiap kesempatan (mulai dari lomba, akan tampil di depan publik, ujian, belajar dll.), berorientasi pada mencari ridho Sang Maha Pencipta semata, selalu berempati pada lingkungan, berpikir solutif, bertindak kontributif dan selalu mengajak banyak orang menuju jalan kebaikan tanpa memilih-milih seseorang itu 'terlihat' pantas atau tidak untuk diajak. Saya pun terbingung-bingung dengan diri saya sendiri dikaitkan dengan fenomena tersebut. Pada akhirnya saya sadar bahwa saat itu iman saya setipis rambut atau bahkan lebih tipis lagi, karena ternyata saya belum berhasil benar-benar menghadirkan keimanan dalam setiap aspek kehidupan saya. Belum merasa diri diawasi oleh Sang Pencipta, belum merasa diri saya ini suatu saat akan mati dan diminta pertanggungjawabannya kelak, hal ini tercermin dari perilaku saya dan wawasan tentang agama saya sendiri yang hanya membatasi wawasan tersebut dalam tataran pemahaman tanpa implementasi.

Tak selesai sampai di sini, orang-orang di sekitar saya tadi ternyata bukan hanya para pemuda sufi funky tetapi juga akademisi topcer (ngetop dan otaknya encer). Terbiasa ranking 5 atau 10 besar di SMP membuat saya shock karena harus mengalami ranking belasan di SMA. Saya yang terlalu banyak bermain atau mereka yang memang cerdas sekali? itulah pertanyaan yang tertambat dalam pikiran saya. Dua tahun pun berlalu dan akhirnya saya pun mengerti salah satu alasan kuat kenapa mereka juga luar biasa di akademis. Yaitu karena kerja-kerja mereka untuk menebar kebermanfaatan kepada orang-orang di sekitar mereka dan keikhlasan merekalah yang membuat Allah SWT memberkahi setiap tindak tanduk mereka, termasuk belajar. Mungkin waktu belajar orang-orang yang diberkahi tidak lebih banyak daripada para kutubuku sejati, tetapi semua ilmu pengetahuan itu sejatinya adalah milik zat Yang Maha Mengetahui. Sehebat-hebatnya kita membaca dan menghafal, jika Dia tidak menghendaki kita berhasil, maka tak satupun materi pelajaran yang kita ingat.

Saya pun mulai membenahi diri dan tiga tahun berlalu. Alhamdulillah saya berhasil masuk ke PTN favorit serta menuntut ilmu di jurusan yang memang cukup saya minati. Orang-orang seperti yang saya ceritakan di atas semakin kecil rasionya jika dibandingkan dengan para pemuda cinta dunia dan menuhankan harta (gaya/fashion, penilaian orang), tahta (IPK, barang-barang bergengsi), wanita (pacaran). Orang-orang yang seimbang dalam kehidupannya yang saya temukan di kampus agak berbeda namun perbedaan inilah yang menarik, semakin sedikit tetapi semakin berkualitas. Taraf kualiatasnya memang level kampus kampus favorit. Walau terkadang sedikit (satu atau dua) dari orang-orang sepert ini ada tindakannya mengecewakan saya. Tetapi wajar, mengutip kata seorang sahabat "Kita manusia bukanlah malaikat", sehingga wajar jika salah. Namun yang terpenting adalah apakah kita mau mengakui dan menyadari kesalahan tersebut serta memperbaikinya atau tidak.

Alhamdulillah, suatu nikmat yang luar biasa bisa menjalani kehidupan yang saya dikelilingi orang-orang hebat. Semoga pada hari esok kita bisa lebih baik dari hari ini. Dan semoga diri kita lebih baik dari yang orang-orang kira.

Wallahu'alam.

Read More

Saya?!

Foto saya
Dipanggil Fajar. Sampai saat ini masih yakin terlahir untuk menjadi pemenang, walaupun saat ini saya masih amat jauh dari pribadi dan pengetahuan seorang pemenang. Saya harus terus belajar hingga benar - benar menjadi pemenang di dunia dan di akhirat bersama pemenang-pemenang lainnya. Alhamdulillah saat ini saya telah lulus dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Cita - cita : Menjadi seorang pemilik perusahaan IT Indonesia yang disegani di seluruh dunia, dan menjadi orang super kaya sehingga mampu membantu sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia! Hal ini tak akan bisa terwujud tanpa doa, dukungan dan kerja keras. Untuk itu mohon doanya juga dari para pembaca :D

Fajar's Personality

Click to view my Personality Profile page