Minggu, 24 Oktober 2010

Optimisme Abadi


Langkah kaki kita seringkali terhenti ataupun melambat ketika kita melalui cobaan hidup yang sulit. Pikiran penuh dengan hal-hal yang harus dikerjakan dan dipikirkan. Rasa cemas, seringkali datang menyerang. Dunia seakan menjadi musuh, di saat bersamaan hawa ancaman ketakutan menyelimuti diri yang sedang berputus asa. Serasa dipukul palu godam sebesar gajah. Lelah dan lelah terasa mengkabuti pandangan mata.

Sadarilah, masalah adalah keniscayaan. Hidup itu berputar, kadang di atas kadang di bawah. Fisik mungkin bisa hancur dan cacat. Tetapi jangan biarkan hati ini cacat ataupun hancur. Hidup ini cuma sekali, dan menyerah sama saja dengan menyia-nyiakan kesempatan yang cuma satu kali. Tetap berprasangka baik kepada Sang Khalik, merajut kembali harapan yang tersobek dan mengelem kembali impian yang retak.

Satu kata pun muncul. Satu kata yang merubah segalanya. Satu kata yang mencerminkan keimanan. Kata itu merubah hitam menjadi abu-abu kemudian menjadi putih. Kata yang menyingkirkan dingin menusuk dari kulit, mendatangkan hangat dari hati. Sebuah kata yang akan menggerakan mesin-mesin berkarat kembali mengkilat dan selincah mesin baru.

Optimis, kata ini bangkit dari kedekatan kita dengan-Nya. Kedekatan dibangun dengan berbagai ibadah sunnah, karena wajib telah menjadi kebutuhan, dan sunnah harus ditempa menjadi hobi. Sebagai contoh, tilawah bisa menjadi penenang jiwa dikala resah, penyejuk hati dikala gundah. Sholat malam seolah menjadi premi asuransi bahwa hari ini paling cerah diantara hari-hari lainnya. Puasa menjadi ajang latihan berpikir tenang walaupun situasi sempit dan kritis. Hafalan menjadi jaminan terjaganya diri ini dari godaan makhluk-makhluk pembisik hati.

Tulisan ini mungkin sebuah renungan. Renungan yang tercurah karena penulisnya tak kunjung mencapai stabilitas dalam menjalani Ibadah Sunnah dan rutinitas positif. Berharap bisa memulai segalanya lagi, membenahi diri, membereskan hati, meluruskan niat, melukiskan rancangan hidup menuju mati yang di-ridhoi dan selalu memiliki optimisme abadi.

Bismillahu Allahu Akbar!

1 komentar:

maya mengatakan...

subhanallah., ayoo optimis..,

hanya Allah yang bisa menyembuhkan hati yang sakit, hanya Allah yang bisa membangkitkan semangat, hanya Allah yang mau membantu hambanya untuk bangkit dan semangat serta optimis..chayo !

Saya?!

Foto saya
Dipanggil Fajar. Sampai saat ini masih yakin terlahir untuk menjadi pemenang, walaupun saat ini saya masih amat jauh dari pribadi dan pengetahuan seorang pemenang. Saya harus terus belajar hingga benar - benar menjadi pemenang di dunia dan di akhirat bersama pemenang-pemenang lainnya. Alhamdulillah saat ini saya telah lulus dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Cita - cita : Menjadi seorang pemilik perusahaan IT Indonesia yang disegani di seluruh dunia, dan menjadi orang super kaya sehingga mampu membantu sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia! Hal ini tak akan bisa terwujud tanpa doa, dukungan dan kerja keras. Untuk itu mohon doanya juga dari para pembaca :D

Fajar's Personality

Click to view my Personality Profile page