Tampilkan postingan dengan label Renungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Renungan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 01 Juni 2013

Berdiam?

Satu hal yang beberapa kali terjadi dalam kehidupan saya. Masalah kesehatan di pertengahan tahun. Klo kata ustadz, sakit itu tanda sayang Allah kepada hamba-Nya, diberikan fasilitas menggugurkan dosa. Ya,  saya memang sedang banyak dosa. Saya pun menjadi Pengajar Muda pertama kabupaten Majene yang  durasi sakitnya cukup lama. Rasanya hati berat mengikhlaskan untuk mendapatkan status sakit dan harus pulang, karena banyak kerja yang harus ditinggalkan sementara. Tentu saja yang paling berat bagi Pengajar Muda adalah meninggalkan anak-anak didiknya.

Satu minggu sudah saya di kota kelahiran saya, Depok. Enam setengah bulan di daerah terpencil membuat mata saya benar-benar terbuka. What an egoistic people was i am. Kita makhluk kota. Hidup dengan segala ketersediaan yang ada. Bekerja untuk diri sendiri, menghabiskan air bersih yang sebenarnya hanya berjumlah 3% dari seluruh air yang ada di Bumi, menghabiskan energi listrik setiap harinya untuk berbagai keperluan termasuk bermain games di berbagai platform, mendapatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang lengkap, dan menikmati keterbukaan informasi lewat berbagai media yang ada. Sementara di seberang pulau sana? Saya tidak menyalahkan kondisi ini dinikmati oleh orang-orang kota. Tetapi yang jadi pertanyaan, apakah kita sebagai entitas terdidik tidak bisa melakukan sesuatu untuk masyarakat di desa-desa terutama desa terpencil? Atau setidaknya membangun daerah-daerah "tertinggal" di pinggiran kota kita?

Jika berbicara tentang gerakan Indonesia Mengajar (IM), tentu merupakan salah satu gerakan yang "berbuat sesuatu" diantara gerakan-gerakan lain dari kelompok-kelompok lain. Saya gembira dan tidak terlalu peduli masalah ketulusan individu ataupun kelompok yang menjalani hal ini, setidaknya setiap kelompok yang bergerak di bidang wirausaha sosial ini sudah bergerak. Saya pribadi pun mengenal keluarga besar IM sebagai sekelompok orang yang melakukan tugas sosial super manusiawi dengan sangat profesional selayaknya korporasi besar yang sedang mengejar untung besar. IM tidak berniat menyelesaikan semua masalah pendidikan, tetapi IM mencoba mengambil tantangan yang tersulit untuk diselesaikan. Kerja sendiri? tidak, prinsip kerjanya adalah menggerakan aktor lokal di daerah sasaran. IM menjadi salah satu indikator bahwa negara ini masih punya harapan. Gerakan ini pun melahirkan gerakan-gerakan komplemen atau duplikat lainnya semisal Indonesia Menyala, SM3T, Anak Sabang Merauke, Pencerah Nusantara, dan gerakan sosial lain yang belum saya tahu tentunya.

Berbicara tentang harapan, tentu saja harapannya sangat besar. Saya mengenal hal-hal super lainnya semisal wirausaha jilbab yang memberdayakan para mantan penderita kusta sebagai salah satu contoh wirausaha sosial, ada berbagai lembaga amil zakat (semisal rumah zakat) yang bergerak menghimpun dan menyalurkan dana umat, berbagai lembaga yang bergerak di bidang peningkatan kualitas SDM dan pendidikan karakter, keberadaan partai dakwah di tengah-tengah kehidupan politik yang belum dewasa, dan berbagai fenomena yang menyebarkan atmosfir perubahan positif. Tentu ini sangat menggembirakan, rugi rasanya jika hidup hanya untuk sendiri dan melewatkan kesempatan berbahagia karena telah membuat orang lain menjadi bahagia. Masih mau berdiam?

Read More

Kamis, 05 April 2012

Takjub

Berikut puisi buatan mas Salim A. Fillah dalam bukunya yang berjudul "Dalam Dekapan Ukhuwah". Puisinya sangat men-"jleb" sekali.

"Aku takjub pada orang yang suka dipuji 
atas apa yang tak dilakukannya,
Aku takjub pada orang yang suka dikagumi 
atas hal yang bukan miliknya,
Aku takjub pada orang yang merasa benar 
dengan menyalahkan kawan,
Aku takjub pada orang yang merasa mulia 
dengan menghinakan sesama,
Dan semua itu kuringkas menjadi: 
aku takjub pada diriku sendiri"


Sumber gambar: flickr.com

Read More

Sabtu, 24 Desember 2011

Musik! (3)


Source: flickr.com original file by dannywartnaby

"Keinginan untuk berislam secara sempurna adalah rahmat dari Allah yang lebih berharga dari bumi, langit dan seisinya"
- Pak Iskandar, Seseorang yang lumayan misterius

Berada dalam dunia musik selama 5 tahun terakhir membuat Joni yang pada saat itu cenderung introvert banyak berpikir dan berdiskusi dengan pikirannya sendiri. Berdebat sendiri tidak akan mengasilkan apa-apa. Akhirnya Joni pun mulai mengamati beberapa tokoh di sekitarnya yang "kebetulan" mengalami hal yang sama.

Di sekitar Joni terdapat banyak tokoh yang unik. Tokoh-tokoh seperti ini jarang ada di novel anak muda jaman sekarang, apalagi di sinetron. Standar kebenaran yang mereka gunakan berbeda dengan kebanyakan anak muda pada saat itu. Hal yang benar dan boleh dilakukan biasanya bagi anak smp dan sma adalah hal yang dilakukan oleh teman-teman sekolah mereka. Tetapi bagi karakter-karakter unik ini, kebenaran itu bukanlah sesuatu yang datang dari pendapat orang-orang di sekitar mereka. Bukan pula dari televisi. Kebenaran juga tak selalu datang dari hati ataupun logika otak manusia. Kebenaran itu, datang langsung dari Allah SWT Sang Pemilik dan Pencipta Alam Semesta. Pesan kebenaran tersebut dikirimkan melalui malaikat-Nya kepada utusan-Nya yang terakhir, penyempurna risalah utusan-utusan sebelumnya.

Tokoh pertama adalah Rido, anak band jejepangan (istilah untuk anak muda yang menggandrungi musik ala jepang) tiba-tiba saja berhenti dari aktivitas ngebandnya pada saat SMA. Sebenarnya Joni juga tidak tahu bahkan tidak kenal (tidak ingat) tentang si Rido dan bahwasanya Rido satu SMP dengannya dulu. Ia baru tahu hal itu dan adanya fenomena Rido berhenti jejepangan di atas panggung ketika sedang mencari gitaris untuk band jejepangannya. Well, kabarnya ia berhenti karena sesuatu alasan yang orang lain tidak mengerti. Joni pun tidak mengerti dan tidak terlalu peduli. Tokoh kedua adalah Awan, klo orang yang ini skill gitarnya cukup jauh di atas Joni, tetapi sama, orang yang satu ini pun tak pernah kelihatan manggung lagi semenjak kuliah. Tindakan Awan tersebut sempat membuat Joni terheran-heran. Joni adalah kawan satu kampus Awan, tetapi tetap saja tidak mengerti kenapa Awan berhenti mengekspresikan diri di atas panggung musik. Akhirnya muncul tokoh berikutnya, seorang kawan yang cukup meyakinkan dan membuat Joni mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan tokoh-tokoh sebelumnya.

Budi, seseorang yang mengaku dulunya anak smp yang berprofesi sebagai punkers. Budi dulu jarang mandi dan jarang pulang tetapi sering manggung dan punya banyak fans. Budi yang saat ini telah berhenti manggung. Ketika ditanya mengenai penyebab hal tersebut, Budi menjawab dengan lantang bin lancar mengapa ia berhenti memainkan musik di atas panggung perhelatan anak band. Budi bilang "Ketika kita berada di atas panggung, kemudian ada sorak sorai penonton, tepuk tangan dan berbagai pujian yang datang, maka ketika itu besar kemungkinan kita telah terhinggapi perasaan sombong. Merasa diri di atas orang lain dan tidak ada yang mampu mengalahkan. Tentu sikap seperti ini seharusnya dihindari oleh seorang muslim. Kesombongan itu hanya milik Allah dan merupakan sifat yang bisa menjerumuskan orang ke dalam neraka".

Entah darimana Budi mendapat hidayah sedahsyat itu pikir Joni. Tetapi tak terasa mata Joni berkaca-kaca. Merasa sedih memikirkan dirinya yang sering lupa kehidupan akhirat. Boro-boro mikirin akhirat, yang dia cari pada saat itu bagaimana caranya bisa lebih jago dari semua orang yang bisa main gitar. Manggung di depan mereka dan tentu saja menjadi sombong. Teringat pula kata-kata seorang kawan di SMA yang bernama Edi. Waktu itu Joni cukup sering berdebat dengan Edi. Edi selalu bilang "Musik itu abu-abu. Ada kemungkinan menjadi terlarang. Dan hal yang terlarang itu jadinya sama seperti  mencuri".  Joni pun membalas, "Ah, memang kenapa? klo mencuri kan beda, mencuri kan merugikan orang lain. Emang gw salah apa ke orang lain klo manggung?". Edi pun bilang "Bayangkan jika lw mati di atas panggung pas lagi nge-band, dan ternyata memang musik pada saat itu musik lagi kena hukumnya sebagai suatu hal yang dilarang alias lw jadinya mati dalam keadaan buruk, emang mau?".

Musik (dan manggung) secara kasat mata memang tidak terlihat merugi di dunia. Joni merasa selama ini  tidak tepat mengartikan kata rugi. Pikir Joni ada benarnya perkataan Edi dulu. Saat ini Joni merasa yang paling merugikan dari bermusik di atas panggung adalah tumbuhnya sifat sombong. Sifat yang mencegah iblis sujud hormat kepada Adam A.S. Sifat yang membuat iblis merasa lebih baik karena diciptakan dari api ketimbang manusia yang diciptakan dari tanah. Sifat yang juga merubah iblis dalam sekejap dari hamba Allah yang paling taat menjadi makhluk terlaknat sampai hari kiamat.

Joni akhirnya memutuskan manggung untuk (baca: siapa tahu) bisa dapat petunjuk apakah yang ia jalani itu baik atau tidak. Pencarian petunjuk pun dimulai. Salah satu hal yang cukup menyita pikirannya ialah ekspresi vokalis Band-nya ketika latihan. Entah kenapa terlihat seperti orang kerasukan (mungkin terlalu menjiwai?!) ketika bernyanyi di studio. Auranya berbeda sekali.

Waktu beraksi pun tiba. Di luar dugaan Joni, sound system panggung nya pun jelek dan tidak ada efek gitar yang disediakan oleh panitia di atas panggung. Joni pun menjadi tidak bersemangat. "Ketika gitaris tidak menggunakan efek gitar pada saat lagu cadas, ada atau tidak di atas panggung hanya berbeda tipis" pikirnya. Akhirnya aksi panggung pun menjadi biasa saja dan cenderung menjadi tidak menyenangkan bagi Joni. Selesai manggung sarung gitar Joni hilang. Joni mencari sarung gitar yang sepertinya tertukar dengan gitaris lain. Joni yang seharusnya bisa pulang lebih awal, jadi harus pulang  lebih dari pukul 23.00 karena mencari-cari sarung itu. Sulit membawa gitar listrik sambil mengendarai motor tanpa adanya keberadaan sarung gitar. Ternyata benar, sarung gitar tersebut tertukar dengan orang lain dan sudah di simpan di sebuah lab yang kuncinya sudah dibawa pulang oleh seseorang yang lain. "Melelahkan sekali malam ini, baik hati, pikiran, maupun fisik" pikir Joni.

Yap! Mungkin ini isyarat bagi Joni. Pada malam itu Joni memutuskan merehat aksi panggungnya sampai waktu yang tidak ditentukan. Joni mungkin menlanjutkannya nanti, ketika (insya Allah) Allah SWT menukar keinginan manggung Joni di dunia dengan kesempatan manggung di surga milik Allah SWT. Amin.

Dari Abu Abdullah Nukman bin Basyir r.a. berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu juga jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (tidak terang halal atau haramnya) yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Orang yang memelihara dirinya dari perkara-perkara yang syubhat itu adalah seperti orang yang melindungi agama dan kehormatan dirinya dari kekurangan dan cela. Orang yang tergelincir ke dalam perkara syubhat itu akan tergelincir masuk ke dalam perkara haram. Laksana seorang penggembala di pinggir sebuah tempat larangan, yang akhirnya lalai dan masuk ke dalam tempat larangan itu. Setiap raja mempunyai sebuah tempat larangan, dan tempat larangan Allah itu adalah hal-hal yang diharamkan-Nya. Ketahuilah dalam setiap tubuh itu terdapat segumpal daging, jika baik, seluruh tubuh itu akan baik dan jika rusak maka seluruh tubuh itu akan rusak. Segumpal daging itu adalah hati. 
[Disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim]

Read More

Minggu, 23 Oktober 2011

Bertambah


sumber gambar : flickr.com oleh Joits

Bertambah waktu yang telah dilalui. Fiuh... Semakin sepi saja di sini. Hati teriris sedih setiap kali ada ksatria meletakan pedangnya dan menyatakan berhenti menjadi ksatria. Orang-orang yang saya kenal secara penuh berkomitmen menjadi orang baik dan mau menyebar kebaikan semakin berkurang. Langkah terasa semakin berat dan semakin harus berusaha dengan segenap semua kemampuan yang ada.
 Iblis dan komplotannya sepertinya memang telah banyak sukses membelokkan jalan hidup orang banyak. Mereka pun tak henti-hentinya menggoda saya, yah namanya juga setan, tugasnya menggoda. Mudah-mudahan pengurangan jumlah itu cuma perasaan saja. Mungkin yang terjadi adalah dunia dengan kehendak-Nya mulai menyeleksi mana yang benar-benar teruji dan benar-benar serius untuk mendapatkan kemenangan di dunia dan di akhirat. Wallahu'alam. Semoga saya yang masih banyak sekali harus dievaluasi juga pada akhirnya husnul khotimah. Amin.

Read More

Saya?!

Foto saya
Dipanggil Fajar. Sampai saat ini masih yakin terlahir untuk menjadi pemenang, walaupun saat ini saya masih amat jauh dari pribadi dan pengetahuan seorang pemenang. Saya harus terus belajar hingga benar - benar menjadi pemenang di dunia dan di akhirat bersama pemenang-pemenang lainnya. Alhamdulillah saat ini saya telah lulus dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Cita - cita : Menjadi seorang pemilik perusahaan IT Indonesia yang disegani di seluruh dunia, dan menjadi orang super kaya sehingga mampu membantu sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia! Hal ini tak akan bisa terwujud tanpa doa, dukungan dan kerja keras. Untuk itu mohon doanya juga dari para pembaca :D

Fajar's Personality

Click to view my Personality Profile page